ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEKERINGAN METEOROLOGIS DENGAN INDEKS VEGETASI TERSTANDARISASI DI PULAU LOMBOK
Main Article Content
Abstract
Kekeringan merupakan bencana kompleks yang dapat menyebabkan kerugian masyarakat di berbagai sektor. Salah satu wilayah yang berisiko tinggi mengalami kekeringan adalah Pulau Lombok. Wilayah ini memiliki lahan yang berisiko terkena kekeringan seluas 405.985 ha. Tingkat keparahan kekeringan meteorologis dapat diukur dengan Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). Salah satu karakteristik kekeringan adalah kondisi vegetasi tanaman yang buruk, oleh karena itu Standardized Vegetation Index (SVI) digunakan sebagai acuan dalam monitoring kekeringan agrikultural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara SPEI dengan SVI untuk setiap pos hujan di Pulau Lombok tahun 2001-2018. Penelitian ini menggunakan data bulanan tahun 2001-2018 yang meliputi data observasi curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, penginderaan jauh Normalized Differences Vegetation Index (NDVI) dengan resolusi 0,05°, model FLDAS kecepatan angin yang juga didapatkan dengan resolusi 0,5°, lama penyinaran matahari, lintang, dan elevasi. Metode yang digunakan yaitu menghitung indeks kekeringan SPEI dan SVI, kemudian menghitung korelasi dan signifikansi untuk kedua indeks kekeringan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa SPEI1 lebih tinggi berkorelasi dengan SVI+1 dengan kategori cukup kuat. Untuk SPEI3, SPEI6, dan SPEI12 berkorelasi cukup kuat hingga kuat dengan SVI0. Hal ini menunjukkan bahwa kekeringan jangka panjang akan langsung mempengaruhi kekeringan agrikultural atau kekeringan vegetasi saat itu juga. Nilai korelasi yang lebih tinggi untuk setiap indeks tersebar di pos hujan yang terletak di tengah-tengah Pulau Lombok, karena pengaruh kondisi geografis dan demografis