PROSES PINTAS PENGOLAHAN KAKAO SKALA UKM STUDI KASUS DI LUWU SUL-SEL
DOI:
https://doi.org/10.29122/mipi.v11i1.2093Abstract
UKM pengolahan kakao yang ada di Indonesia umumnya mempunyai
permasalahan yang sama antara lain peralatan yang kapasitasnya rendah,
permodalan, bahan baku (biji kakao) yang sedikit serta akses informasi dan
inovasi. Kapasitas peralatan pengolahan produk antara kakao yang menghasilkan
lemak dan bubuk kakao sangat kecil sehingga tidak efisien dan sulit untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu kajian ini dilakukan untuk mempelajari
kinerja peralatan pengolahan kakao agar proses pengolahan dapat dioptimalkan
dan lebih efisien. Kajian ini dilakukan di sebuah UKM di Kabupaten Luwu Sulawesi
Selatan dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan sentra kakao dan
peralatan pengolahan yang digunakan sama atau sejenis dengan lokasi lain di
Indonesia. Hasil studi ini menyimpulkan antara lain bahwa dengan kapasitas pengolahan saat ini produk maksimal yang dapat dicapai adalah sekitar 5 kg bubuk dan 3 kg lemak kakao per hari atau sekitar 100 kg bubuk dan 60 kg lemak dalam satu bulan, dimana 95% dari tenaga yang dibutuhkan dihabiskan untuk alat
koncing atau proses pembubukan. Untuk mengoptimalkan kapasitas produksi dan meminimalkan penggunaan energi maka disarankan bahwa pengolahan kakao dibatasi hanya sampai pada produk pasta dimana dapat dihasilkan 200 kg pasta per hari atau 4 ton per bulan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Open Access Policy
MIPI provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
MIPI by BRIN is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI