KEKUATAN FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC (FRP) SEBAGAI BAHAN GADING KAPAL KAYU
Main Article Content
Abstract
Penggunaan baja untuk menggantikan kayu Bitti sebagai bahan konstruksi gading kapal kayu dinilai tidak praktis karena melalui proses pembentukan dan pemeliharaan, sehingga penggunaan bahan lain seperti FRP sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk penampang bahan FRP yang sesuai sebagai pengganti gading kayu ditinjau dari segi kekuatan. Metode yang digunakan yaitu elemen hingga (FEM) dan dianalisis menggunakan metode eksperimen numerik pada software. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan mengoptimalkan bahan FRP dengan bentuk penampang I beam, I beam+flange, box of hole beam, T beam, dan U beam+flange sebagai pengganti bahan kayu Bitti. Hasil penelitian menunjukkan gading kayu Bitti memiliki elastisitas (E) = 9534.02 MPa dan momen inersia penampang (I) = 2197x104 mm4 terjadi tegangan maksimum (?k) = 7.682 N/mm2 dan lendutan maksimum (?) = 0.1 mm, untuk faktor keamanan gading kayu Bitti (Sf) = 1.28, sedangkan bahan FRP pengganti gading kayu dengan nilai (E) = 69000 MPa dapat digunakan penampang I beam dengan nilai I = 316x104 mm4, I beam+flange dengan nilai I = 288x104 mm4, box of hole beam dengan nilai I = 317x104 mm4, T Beam dengan nilai I = 478 x104 mm4, serta U beam+flange dengan nilai I = 375x104 mm4, terjadi tegangan maksimum (?k) = 52.00 N/mm2 dengan lendutan maksimum (?) < 0.082 mm dan faktor keamanan (Sf) = 1.28. Bahan FRP pengganti kayu gading membutuhkan momen inersia penampang sebesar 1/7~1/5 kali lebih kecil dari momen inersia penampang kayu gading dengan elastisitas tujuh kali lebih besar dari kayu gading. Nilai ini dapat dijadikan patokan untuk ukuran kapal di atas ataupun di bawah 70 GT ketika akan menggunakan bahan FRP sebagai pengganti gading kayu.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). 2017. Seagoing Ships Volume II Part 5. BKI. Jakarta.
Alamsyah. (2011). Analisis penggunaan material kayu pada pembangunan kapal kayu (GT 50 - 100). Skripsi tidak diterbitkan. Program S1 Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar.
Arief. (2001). Pinisi - Perahu Khas Sulawesi Selatan Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah Purbakala dan Permuseuman Sulawesi Selatan.
Ayuningsari. (2007). Tekno Ekonomi Pembangunan Kapal Kayu Galangan Kapal Rakyat di Desa Gebang, Cirebon, Jawa Barat, Skripsi (tidak dipublikasikan), DepartemenPemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
BKI. (1996). Peraturan Konstruksi Kapal Kayu Indonesia., Jakarta.
Budianto. (2015). Analisa Kekuatan Struktur Pada Kapal Wisata Sungai Kalimas., Teknik Desain dan Manufaktur., Politeknik Perkapalan Negri Surabaya, Indonesia.
Forest Products Laboratory. (2010). Wood handbook—Wood as an engineering material. General Technical Report FPL-GTR-190. Madison, WI: U.S. Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory.508 p.
Hapid. (2010). Struktur anatomi dan sifat fisika-mekanik kayu bitti (Vitex cofassus Reinw) dari hutan rakyat yang tumbuh di Kabupaten Bone dan Wajo Sulawesi Selatan. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.
Hashim. (1999). Adhesive bonding of thick steel adherends for marine structures, Glasgow Marine Technology Centre, Department of Mechanical Engineering, University of Glasgow,James Watt Building, Glasgow G12 8QQ, UK
Irsal. (2011). Analisis Penggunaan Material Kayu Untuk Pembangunan Kapal Ikan Dengan Panjang Lunas Di Bawah 12 m., Jurusan Teknik Perkapalan FT-uh., Makassar.
Karim. (2011). Kajian Dimensi dan Model Sambungan Konstruksi Kapal Kayu Produksi Galangan Rakyat di kabupaten Bulukumba., Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin., Makassar.
Kenneth et al. (2005). Fundamental of Structure Analysis.,second edition, University of California - San Diego
Kusumanti. (2009). Tingkat Pemanfaatan Material Kayu Pada Pembuatan Gading-gading di Galangan Kapal Rakyat ud. Semangat Untung, Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bogor.
Larengi. (2012). Alternatif Penggunaan Gading Baja Pada Pembangunan Kapal Kayu (30 GT)., Jurusan Teknik Perkapalan FT-uh., Makassar.
PKKI. (1961). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta. BSN
Rahman. (2009). Tingkat Keakuratan Konstruksi Gading-Gading Kapal kayu Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru Bulukumba Sulawesi Selatan, Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Departemen Pemanfaatan sumber Daya Perikanan Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan IPB
Rauf dkk. (2003). Pengembangan Metode pembuatan Kapal Kayu Tradisional di kabupaten Bulukumba. Lembaga penelitian Pengembangan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.
Samuel. (2014). Pengukuran Kapal Ikan Tradisional Untuk Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.