ANALISIS PENGARUH KONFIGURASI CATENARY SPREAD MOORING PADA OPERABILITAS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

Main Article Content

Helmi Arif Asmajuna
Murdjito Murdjito
Eko Budi Djatmiko

Abstract

Aktivitas instalasi pipa bawah laut memerlukan tingkat keandalan yang tinggi agar tidak mengalami kegagalan. Maka dari itu banyak faktor harus dipertimbangkan saat proses desain sebelum kegiatan instalasi. Metode instalasi adalah salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan. Terkait dengan itu kajian tentang pengaruh konfigurasi penambatan terhadap tegangan pipa dan operabilitas pada saat instalasi pipa bawah laut menggunakan pipelay barge dengan fixed stinger telah dilakukan. Kajian meninjau 4 konfigurasi catenary spread mooring yang berbeda, yakni 4 tali, 8 tali, 6 tali (4 depan dan 2 belakang), dan 6 tali (2 depan dan 4 belakang) dengan dan tanpa pengaturan pretension. Dengan mempertimbangkan tegangan yang terjadi, konfigurasi yang menggunakan pengaturan pretension akan lebih aman digunakan dan memenuhi kriteria DNV OSF-101 dan API RP2SK, di mana tegangan pipa maksimal yang terjadi < 391.5 MPa dan mooring tension < 730 kN. Selanjutnya, semua konfigurasi yang menggunakan pengaturan pretension memiliki nilai operabilitas mencapai 100%. Dari seluruh konfigurasi yang dievaluasi, konfigurasi 4 tali direkomendasikan untuk digunakan, dengan mempertimbangkan aspek tegangan yang terjadi, operabilitas, jumlah tali, serta waktu operasi dan biaya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

ABS. (2019). Rules for Building and Classing Mobile Offshore Drilling Units: Part 3 Hull Construc-tion and Equipment. Houston: American Bureau of Shipping.

API. (2005). API RP 2SK: Design and Analysis of Stationkeeping System for Floating Structures. 3rd Edition. American Petroleum Institute. Washington D.C.: API Publishing Services.

Argema. (1990). Design Guide for Offshore Structures: Anchoring of Floating Structures. Paris: Technip.

Bhattacharyya, R. (1978). Dynamic of Marine Vehicles. New York: John Wiley and Sons.

Brewer, W. V. dan Dixon, D. A. (1969). Influence of Lay Barge Motion on a Deep Water Pipeline Laid and Tension. Proc. Offshore Technology Conference, Houston, Texas, USA.

Chandrasekaran, S. dan Khader, S. A. (2016). Hydrodynamic Performance of a Moored Barge in Irregular Wave. International Journal of Physical and Mathematical Sciences, Vol. 10 (1): 47-54.

Djatmiko, E. B. (2012). Perilaku dan Operabilitas Bangunan Laut di Atas Gelombang Acak. Surabaya: ITS Press.

DNV. (2004). DNV-OS-E301: Position Mooring – Rules and Standards. Norway: Det Norske Veritas.

DNV. (2008). DNV-OS-F101: Submarine Pipeline System – Rules and Standards. Norway: Det Norske Veritas

Faltinsen, O. M. (1990). Sea Loads on Ships and Offshore Structures. Cambridge: Cambridge University Press.

Guo, B., Song, S., Chacko, J. dan Ghalambor, A. (2005). Offshore Pipelines: 1st Edition. Oxford: Elsevier.

Hasselman, K., Barnett, P., Bouws, E., Carlson, H., Cartwright, D. E., Enke, K., Ewing, J. A., Gienapp, H., Hasselmann, D. E., Kruseman, P., Meerburg, A., Muller, P., Olber, D. J., Richter, K., Sell, W. dan Walden, H. (1973). Measurement of Wind- Wave Growth and Swell Decay during the Joint North Sea Wave Project (JONSWAP). Deutschen Hydrographischen Zeitschrift, Erganzunscheft, Vol. 13, No. A.

Hasselman, K., Sell, W., Muller, P. dan Ross, D. B. (1976). A Parametric Wave Prediction Model. Journal of Physical Oceanography, Vol. 6: 200-228.

Jensen, G. A. (2010). Offshore Pipelaying Dynamics. Doctoral Thesis, Dept. of Engineering Cyberne-tics, Faculty of Information Technology, Mathe-matics and Electrical Engineering, Institute of Science and Technology, Norway.

Liang, H., Yue, Q., Lim, G. dan Palmer, A. C. (2017). Study on the Contact Behavior of Pipe and Rollers in Deep S-Lay. Applied Ocean Research, Vol. 72: 1-11, Mar.

Mufti, F. M., Afrizal, E., Djatmiko, E. B. dan Murdjito. (2014). Fracture of Scantling Support Structure of Gas Processing Module on FPSO. Jurnal Teknologi, Vol. 66 (2): 53-59, Jan.

Murdjito, Rosari, M. P. dan Djatmiko, E. B. (2018). Analysis on the Critical Conditions of Side-by-Side Offloading Operation between SSPType-FPSO and Shuttle Tanker. Applied Mechanics and Materials, Vol. 874: 53-63.

Purnama, A. (2007). Analisa Tegangan Pipa Bawah Laut pada Proses Instalasi Akibat Gerakan Lay Barge dengan Metode S-Lay. Tugas Akhir, Dep. Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Soegiono (2004). Teknologi Produksi dan Perawatan Bangunan Laut. Surabaya: University Press.

Xu, X., Wang, L., Li, Z. dan Yao, S. (2018). Modeling of Submarine Initialpipe-Laying Process and Its Real- Timesemi-Physical Virtual Reality System. Advanced in Mechanical, Vol. 10 (1): 1-17, Jan.

Yadav, K. S., Viswanathan, S. dan P. Arunprasath. (2016). Mooring Analysis of a Subsea Pipelay Barge. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, Vol. 1 (5): 75-86.

Yuan, F., Guo, Z., Li, L. dan Wang, L. (2012). Numerical Model for Pipeline Laying During S-lay. Journal of Offshore Mechanics and Arctic Engineering, Vol. 134 (2): 1-9, Jan.

Zhang, X., Yue, Q. dan Zhang, W. (2015). The Model Test of Deep Water S-Lay Stinger Using Dynamical Substructure Method. Journal of Offshore Mechanics and Arctic Engineering, Vol. 137 (1): 011701, Feb.