Modernitas Dan Perubahan Nilai Dalam Kesenian Kuda Lumping

Studi Kasus Kelompok Margi Wijaya Di Desa Asinan, Kabupaten Semarang

Authors

  • Dina Islamiyah Universitas Diponegoro
  • Fina Idamatu Rizqi Universitas Diponegoro
  • Elfio Adistya Putri Ardani Universitas Diponegoro
  • Laila Nur Afwa Alamien Universitas Diponegoro
  • Fauzan Syahru Ramadhan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.55981/panalungtik.2025.13665

Keywords:

Kuda Lumping, Margi Wijaya, Modernity, Change in Values

Abstract

This article focuses on the value shifts in the traditional art of Kuda Lumping as a result of the influence of modernity, by taking a case study of the Margi Wijaya art group in Asinan Village, Semarang Regency. The purpose of this article is to find out the changes in performance elements such as music, costumes, and dance movements that have undergone significant transformations to suit the tastes and interests of today's audiences. This research uses field observation and historical methods to trace the process of change over time. The observation method is carried out directly to the field then combined with the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results showed that traditional gamelan-based music began to be replaced with electronic music that was more rhythmic and attractive. Dancer costumes, which were originally simple and full of symbolic meaning, are now more colourful and modern. Dance movements have also been adjusted to be more dynamic and entertaining. These changes reflect a shift in values from religious and traditional orientations towards entertainment and popular aesthetics. Nevertheless, the Margi Wijaya group still tries to maintain traditional elements as local cultural identity. This study shows that traditional arts are not completely extinct in the flow of modernity but are transformed through an ongoing process of adaptation and value negotiation.

 

 

References

Anggraini, E. 2022. Kuda Lumpin: Ekspresi Budaya Masyarakat Jawa di Desa Lematang Jaya, Merapi Timur, Lahat. CV Putra Rinjani.

Bilal, D., L. Muh. Umran, and R. Handayani. 2023. "Analisis Makna Simbolik Tari Kuda Lumping Jaranan Buto sebagai Identitas Etnis Jawa di Kecamatan Konda." Newcomb : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Mrdia 1(2): 178–195.

Dewi, H. 2016. "Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda Kepang di Sei Bamban, Serdang Bedagai, Sumatera Utara." Panggung 26(2). [https://doi.org/10.26742/panggung.v26i2.172]

Falah, M. Z. R. F., and N. Zaki. 2022. "Eksistensi Kesenian Kuda Lumping Turangga Tunggak Semi di Era Globalisasi dan Endemi Covid-19: Suatu Pendekatan Budaya." Jurnal DinamikA 3(2): 163–177.

Giddens, A. 1984. The Constitution of Society. University of California Press.

Hardiarini, C., and A. M. Firdhani. 2022. "Kesenian Kuda Lumping: Tinjauan Studi Multiperspektif." Indonesian Journal of Performing Arts Education 2(1). [https://doi.org/10.24821/ijopaed.v2i1.6710]

Karo, A. M. P. B., D. M. R. Gukguk, D. Aprija, Y. Siburian, and N. Khairi. 2024. "Kajian Kuda Lumping Sebagai Identitas Budaya Jawa: Menuju Pengakuan Internasional Sebagai Warisan Budaya Tak Benda." Studi Budaya Nusantara 8(2): 124–133. [https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2024.008.02.03]

Kiswanto, K. 2019. "Transformasi Multipel dalam Pengembangan Seni Kuda Kepang." Dance and Theatre Review 2(1). [https://doi.org/10.24821/dtr.v2i1.3295]

Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. PT Gramedia.

Kuda Lumping (no date) Wereldmuseum Amsterdam. Available at: [https://amsterdam.wereldmuseum.nl/en/search] (Accessed: 1 June 2025).

Kurniawan, V., and A. Tinus. 2019. "Pelestarian Nilai Gotong-Royong Melalui Kelompok Seni Kuda Lumping di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang." Jurnal Civic Hukum 4(2). [https://doi.org/10.22219/jch.v4i2.9488]

Mukafi, M. H., and S. A. C. Prawita. 2024. "Evolusi Estetika Dalam Seni Kuda Lumping: Studi Lapangan Kelompok Kesenian Jurang Blimbing." Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi 8(3).

Mushafanah, Q., S. A. Prasetyo, R. Rofian, and I. Rahmawati. 2019. "Pelestarian Kesenian Kuda Lumping dan Reog di Desa Asinan Kabupaten Semarang." Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar) 9(2): 178–185. [https://doi.org/10.26877/malihpeddas.v9i2.5218]

Rahayu, E., and H. Hariati. 2024. Metodologi Studi Islam. PT Sonpedia Publishing Indonesia.

Romdona, S., S. S. Junista, and A. Gunawan. 2025. "Teknik Pengumpulan Data: Observasi, Wawancara dan Kuesioner." JISOSEPOL: Jurnal Ilmu Sosial Ekonomi Dan Politik 3(1). [https://doi.org/10.61787/taceee75]

Triyono. 2020. "Pemberdayaan Komunitas Seni Tradisional untuk Mendukung Kampung Tematik Seni, di Kampung Seni Jurang Belimbing, Kota Semarang." Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP.

Ulum, M. S. 2020. "Kesenian Tradisional di Era Komodifikasi Budaya: Pergeseran Makna Magis-Religius dalam Kesenian Jaranan." Empirisma: Jurnal Pemikiran Dan Kebudayaan Islam 29(2): 87–102. [https://doi.org/10.30762/empirisma.v29i2.169]

Viliani, D., A. Palawi, and Ismawan. 2019. "Perkembangan Seni Pertunjukan Kuda Kepang di Sanggar Setia Budaya Desa Blang Paku Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012-2018." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik 4(3): 261–270.

Wiyoso, J. 2011. "Kolaborasi Antara Jaran Kepang Dengan Campursari: Suatu Bentuk Perubahan Kesenian Tradisional." Harmonia: Journal of Arts Research and Education 11(1). [https://doi.org/10.15294/harmonia.v11i1.1497].

Downloads

Published

2025-12-26

How to Cite

Dina Islamiyah, Fina Idamatu Rizqi, Elfio Adistya Putri Ardani, Laila Nur Afwa Alamien, & Fauzan Syahru Ramadhan. (2025). Modernitas Dan Perubahan Nilai Dalam Kesenian Kuda Lumping: Studi Kasus Kelompok Margi Wijaya Di Desa Asinan, Kabupaten Semarang. PANALUNGTIK, 8(2), 68–79. https://doi.org/10.55981/panalungtik.2025.13665