Persebaran Bangunan dam Di Bali Pada Abad Ke-20

Authors

  • Si Gede Bandem Kamandalu
  • I Wayan Wardi
  • Coleta Palupi Titasari

DOI:

https://doi.org/10.55981/panalungtik.2023.2558

Keywords:

Irrigation, Dutch Colonial, Bali, Dam Distributtion

Abstract

The Ethical Politics implemented by the Dutch at the beginning of the 20th century was an effort made to "give back" to the Indonesian State. Bali, as a Dutch colony, was also influenced by the policies of this political system. The construction of the dam is one of the things that indicates this. This research was conducted to answer what factors influenced the Dutch in building a dam, and whether there was a connection with irrigation activities carried out by pre-colonial Balinese society. The research method used in this research is a qualitative method, this method prioritizes comprehensive observation of a phenomenon. Primary data to answer these problems was obtained through a process of literature study, interviews, and observation. The data that has been collected is then processed using contextual and descriptive-qualitative analysis. Cultural ecology theory and location theory are also used in this research to assist the author in interpreting phenomena found in the field. The results of this research show that there are several factors that influence the construction of a dam, namely ecological factors, and cultural sustainability. This means that in building a dam the Dutch colonial government still paid attention to the pre-colonial Subak civilization.

References

Amri, E. 1997. Perkembangan Teori Pertukaran, Struktural Fungsional, dan Ekologi Budaya: Implementasi dan Sumbangannya dalam Studi Antropologi Budaya. Padang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Arta, K. S., Pageh, I. M., & Yasa, I. W. P. 2021. Penataan Kota Singaraja Zaman Kolonial Belanda Perspektif Sejarah Kota. Jurnal IKA, 19(1), 70–78.

Artha, I. N. 2016. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan Dalam Sistem Subak di Bali. Denpasar: Bahan Ajar Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Budiasih, I. G. N. A. 2014. Fenomena Akuntabilitas Perpajakan Pada Jaman Bali Kuno: Suatu Studi Iterpretatif. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(3), 409–420.

Galih, D. R. 2017. Penerapan Politik Etis di Surabaya Tahun 1911-1930. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 5(3), 751–765.

Goris, R. 1954. Prasasti Bali 2 Vols. Bandung: N.V. Masa Baru.

Haen, N., & Wilk, R. 2006. The Environment in Anthropology. New York: University Press.

Hartatik, S. E. 2022. Pembangunan Irigasi di Afdeeling Demak dan Gribongan Masa Awal Abad XX: Sebuah Kajian Historis. Diakronika, 22(2), 130–145.

Hasmita, W. O. S., Alim. A., & Suseno, S. 2021. Identifikasi Tinggalan-tinggalan Arkeologi Benteng Patua di Kecamatan Toma Kabupaten Wakatobi. Sangia: Jurnal Penelitian Arkeologi, 5(1), 1–25.

Hasnah, H. 2016. Teknik-teknik Observasi Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial. Jurnal At-Taqaddum, 8(1), 21–46.

Inagurasi, L. H. 2014. Bangunan-Bangunan Air Masa Hindia Belanda di Wilayah Karawang: Dalam Konteks Pertanian Padi. Naditira Widya, 8(1), 9–18.

Kamandalu, S. G. B., Laksmi, N. K. P. A., Zuraidah, & Prihatmoko, H. 2023. Rotting Banyu dan Suwinih sebagai Penerapan Pajak dalam Pemanfaatan Air Irigasi Subak. Purbawidya, 12(2), 192–205.

Lansing, J. S. 1991. Priests and Programmers: Technologies of Power in the Engineered Landscape of Bali. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Mawikere, R. 2002. Infrastruktur Kota Manado 1900-1970 Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-kota di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Muzayanah. 2015. Terapan Lokasi Teori Industri Contoh Kasus Pengembangan Kawasan Industri Kragilan Kabupaten Serang. Jurnal Geografi, 13(2), 116–135.

Nastiti, T. 2019. Peradaban Bali dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Tahap I Sustainable Development Goal. Jakarta.

Pasandaran, E. 2005. Reformasi Irigasi dalam Kerangka Pengelolaan Terpadu Sumber Daya Air. Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3), 217–235.

Prihatmoko, H. 2022. Pengelolaan Air Bali Kuno Berdasarkan Sumber Prasasti. Belum Dipublikasi.

Rachmawan, F. F. 2018. Bendungan Watervang: Pengaruh dan Perkembangannya Sampai Saat Ini. Sidhayatra, 23(1), 66–79.

Rahmat, P. S. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1–8.

Reitz, E., & Shackley, M. 2012. Environmental Archaeology. Belanda: Springer US.

Schulte Nordholt, H. 2011. Dams and dynasty, and the colonial transformation of Balinese irrigation management. Human Ecology, 3(9), 21–27.

Setiawan, I. K. 1995. Subak: Organisasi Irigasi pada Pertanian Padi Sawah Masa Bali Kuno. Depok: Universitas Indonesia.

Sidharta. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Wardi, I. N. 2019. Eksistensi dan Peranan Undagi Pangarung dalam Sejarah Persubakan di Bali. In T. & N. D. S. Prasodjo Ed., Menggores Aksara, Mengurai Makna, Menafsir Makna pp. 1–425. Yogyakarta: Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Wiadnyana, N. N., & Husnah, H. 2011. Upaya Pengelolaan Perairan Sungai Musi, Sumatera untuk Keberlanjutan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan. Jurnal Kebinyakan Perikanan Indonesia, 3(1), 13–26.

Downloads

Published

2023-09-26

How to Cite

Si Gede Bandem Kamandalu, I Wayan Wardi, & Coleta Palupi Titasari. (2023). Persebaran Bangunan dam Di Bali Pada Abad Ke-20. PANALUNGTIK, 6(01), 69–82. https://doi.org/10.55981/panalungtik.2023.2558