Pembangunan Berkelanjutan pada Kawasan Benteng Nieuw Victoria Menggunakan Konsep Triple Bottom Line (TBL)

Authors

  • Samuel Michael Wattimury Universitas Negeri Jakarta
  • Kurniawati Kurniawati Universitas Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.55981/panalungtik.2022.79

Keywords:

sustainable development, Nieuw Victoria Fort, triple bottom line

Abstract

Fort Nieuw Victoria is one of the cultural heritages in Ambon City, however, up until now it still functions as the headquarters of the Pattimura Regional Military Command XVI which has caused the function of the fort as a cultural heritage building to be invisible, in the attempt of restoring the Fort Nieuw Victoria's function as a cultural heritage building, the Ambon City government has coordinated with the Ministry of Education and Culture, the Ministry of Defense, also the TNI Commander, unfortunately until recently the city government has not prepared a final model for the development of the cultural heritage building. This paper aimed to provide input on the sustainable development of the Fort Nieuw Victoria area. Using qualitative methods through a descriptive approach is expected to answer the problems and reaching the purpose of this paper. The results of this study show that by using the triple bottom line concept, in the sustainable development at Fort Nieuw Victoria it’s not only as tourist destination to increase local revenue (economic side), but also make it a green open space as a provider of oxygen for urban communities (ecology), and can be used as a space of education, recreation, a gathering place for young people (social side)

References

Anjairah, Delta Wulandika. 2021. “Pemanfaatan Situs Sejarah Benteng Marlborough Sebagai Sumber Belajar Untuk Membangkitkan Rasa Nasionalisme (Studi Kasus Pengunjung Benteng Marlborough).” Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan (JUPANK) 1 (1): 1–10.

Batubara, Asyhadi. 2015. “Menjadi Modern Tanpa Kehilangan Identitas: Problematika Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Sulawesi Tenggara.” Jurnal Konservasi Cagar Budaya 9 (1): 4–16. https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v9i1.158.

Chan, Faizal, Agung Rimba Kurniawan, Siti Kalila, Fiki Amalia, Devi Apriliani, dan Sonya Verta Herdana. 2019. “The Impact of Bullying on the Confidence of Elementary School Student.” Jurnal Pendas Mahakam 4 (2): 152–57.

Dorodjatun, K. 2011. Menerawang Indonesia Pada Dasawarsa Ketiga Abad Ke-21.

Erni. 2019. “PENGELOLAAN PELESTARIAN SITUS CAGAR BUDAYA BENTENG ROTTERDAM DI KOTA MAKASSAR.” Universitas MUHAMMADIYAH MAKASSAR.

Fauzi, Achmad, dan Iskandar. 1984. Cara Membaca APBN. Malang: Brawijaya Univercity Press.

Gani, P J A, dan M Zaki. 2019. “Perubahan Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Cagar Budaya Benteng Fort Rotterdam Kota Makassar.” Jurnal Celebes Engineering Journal 1 (1): 8–17.

Hasim, J, dan A O Samili. 2021. “Efektifitas Pemanfaatan Ruang Publik Melalui Ruang Terbuka Hijau (Rth) Di Kota Ternate.” Jurnal Geocivic 4 (1).

Heridiansyah, Jefri. 2012. “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC.” Jurnal STIE Semarang 4 (2): 53–73.

Hidayatulloh, Syarif, dan Anisa. 2021. “Kajian Prinsip Arsitektur Berkelanjutan Pada Bangunan Perkantoran (Studi Kasus: Menara Bca Jakarta).” Jurnal Media Matrasain 18 (1): 89–97.

Jumardi, Jumardi, dan Suswandari Suswandari. 2018. “Situs Benteng Fort Rotterdam Sebagai Sumber Belajar Dan Destinasi Pariwisata Kota Makasar : Tinjauan Fisik Arsitektur Dan Kesejarahan.” Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah 4 (2): 134. https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v4i2.4529.

Koce Matitaputty, Jenny, Helius Syamsuddin, Enok Maryani, dan Mohammad Ali. 2018. “Contributions of Sasi to Sustainable Living of Saparua Indigenous Community, Indonesia” 251 (Acec): 685–91. https://doi.org/10.2991/acec-18.2018.153.

Lelono, Hari. 2003. Tinggalan Arkeologi Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyaka: Balai Arkeologi Yogyakarta.

Mansyur, Syahruddin. 2006. “Sistem Pertahanan Di Maluku Abad XVII-XIX.” Jurnal Kapata Arkeologi 2 (3): 47–63.

Miladiyanto, Sulthon, Ririen Ambarsari, dan Anindya Bidasari. 2020. “Perlindungan Hukum Bangunan Cagar Budaya Di Kota Malang Sebagai Warisan Budaya Bangsa.” Jurnal Analisis Hukum 1 (2): 310. https://doi.org/10.38043/jah.v1i2.410.

Moleong, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, Yadi. 2014. “Pemanfaatan Cagar Budaya Dalam Perspektif Akademik Dan Peraturan Perundang-Undangan.” Sosialisasi Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

Panggabean, Sriayu Aritha. 2014. “Perubahan Fungsi Dan Struktur Bangunan Cagar Budaya Ditinjau.” Jurnal Pandecta 9.

Sevilla, C. G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Graha Aksara.

Sutopo, H. B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Warsito. 2012. Tempat-Tempat Dimana Ditemukan Peninggalan- Peninggalan Sejarah Antropologi Budaya. Yogyakarta: Ombak.

Wiyana, Budi. 1996. Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Manusia Indonesia. Jakarta: Suara Karya.

Downloads

Published

2022-12-31

How to Cite

Wattimury, S. M., & Kurniawati, K. (2022). Pembangunan Berkelanjutan pada Kawasan Benteng Nieuw Victoria Menggunakan Konsep Triple Bottom Line (TBL). PANALUNGTIK, 5(2), 73–82. https://doi.org/10.55981/panalungtik.2022.79