KAJIAN ELONGASI PADA TANAMAN IN VITRO GAHARU (Aquilaria beccariana van Tiegh)

Main Article Content

Yusuf Sigit Ahmad Fauzan
Edhi Sandra
Daru Mulyono

Abstract

Kepadatan populasi gaharu (Aquilaria beccariana) alam di Indonesia kurang dari satu pohon per hektar. Upaya pelestarian gaharu ex situ telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala. Perbanyakan gaharu in vitro merupakan salah satu cara alternatif untuk mempercepat pemulihan populasi gaharu alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh media elongasi yang optimal pada kultur in vitro gaharu dengan penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Pada penelitian ini digunakan auksin IBA, serta sitokinin BAP dan Kinetin. Hasil penelitian elongasi diperoleh kombinasi auksin dan sitokinin terbaik yaitu, IBA 0,1 mg/L dan BAP 0,05 mg/L. Kombinasi ini meningkatkan tinggi dan jumlah ruas Aquilaria beccariana dengan tinggi rata-rata sebesar 1,64 cm dan jumlah ruas rata-rata sebesar 6,40 ruas. Pada kombinasi dan taraf ini diduga mekanisme kerja IBA dan BAP paling efektif dibanding perlakuan yang lain. Sedangkan kombinasi IBA 0 mg/L dan BAP 0,03 mg/L memberikan respon terbaik terhadap peningkatan jumlah tunas dengan rata-rata sebanyak 1,91 tunas.

Article Details

How to Cite
Fauzan, Y. S. A., Sandra, E., & Mulyono, D. (2023). KAJIAN ELONGASI PADA TANAMAN IN VITRO GAHARU (Aquilaria beccariana van Tiegh). Jurnal Bioteknologi Dan Biosains Indonesia, 2(2), 65–72. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/JBBI/article/view/1833
Section
Articles

References

Abidin Z (1985) Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Penerbit Angkasa

Asgarin (2005) Budidaya, Teknik Inokulasi, Cara Pemanenan, dan Induksi Gaharu. makalah, Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Gaharu. SEAMEO-BIOTROP, Bogor

BPS (1981–1996) Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia (Indonesian Foreign Trade Statistics) Vol. I & II. Biro Pusat Statistik Indonesia. Jakarta

BSN (2004) Standar Nasional Indonesia Gaharu. http//www.dephut.go.id/INFORMASI/SNI/gaharu.HTM. Diakses 30 Februari 2016

CITES (2005) Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna: Resolution of the conference of the attendant parties. 13th meeting, 2-14th October, 2004; Bangkok, Thailand

Gasperz, Vincent (1991) Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik dan Biologi. Bandung: Penerbit Armico

Gunawan LW (1992) Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. IUCN (2015) World Conservation Monitoring Centre, Aquilaria beccariana. The IUCN Red

List of Threatened Species Threatened Species 1998: e.T38067A10095644. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.1998.RLTS.T38067A10095644.en. Diakses Februari 2015

Lan-Juan Hu, He M, Qi S (2005) Rapid In Vitro Propagation of Medicinally Important Aquilaria agallocha. J Zhejiang Univ Sci B. 2005 Aug; 6: 849-852

Maulida (2005) Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh IBA dan BAP pada Perbanyakan Tanaman Jarak Kaliki (Ricinus communis L.) Varietas Bangkok secara In Vitro [skripsi]. Bogor: Departemen Biologi. Fakultas MIPA. Institut Pertanian Bogor

Murashige T, Skoog F (1962) A revised medium for rapid growth and bioassay with tobacco tissue cultures. Physiol Plant 15:473-497

Soehartono T, Mardiastuti A (2003) Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. terjemahan dari Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Japan International Cooperation Agency-Jakarta. http://www.worldcat.org/title/pelaksanaan-konvensi-cites-di indonesia/oclc/225522402. Diakses Februari 2016

Wattimena GA (1992) Bioteknologi Tanaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor