KONVERGENSI ATMOSFER LAPISAN BAWAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN HUJAN EKSTRIM (STUDI KASUS: BANJIR CIREBON 15 FEBRUARI 2017)
Main Article Content
Abstract
Telah dilakukan analisis kondisi atmosfer di berbagai lapisan ketinggian untuk melihat keterkaitannya dengan kejadian hujan ekstrim di wilayah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah pada tanggal 15 Februari 2017. Area penelitian difokuskan di area 108.00-109.50 BT dan 6.50-7.50 LS yang merupakan area hujan ekstrim (AHE). Analisis sebaran dan waktu kejadian hujan menggunakan data GSMaP dengan resolusi 0.10 x 0.10 dan periode setiap satu jam, data satelit MERRA2 dengan resolusi 0.6250 x 0.50 dengan periode setiap 3 jam, data Radiosonde stasiun Cengkareng jam 07.00 dan 19.00 WIB, serta citra satelit Himawari 8. Hujan di wilayah AHE berlangsung pada jam 13.00–23.00 WIB dengan puncak hujan terjadi pada jam 18.00 WIB. Saat terjadi hujan ekstrim, terdapat perlambatan angin baratan di wilayah AHE serta adanya pertemuan angin dari utara dan dari selatan di wilayah tersebut. Area AHE merupakan area dengan konvergensi kuat pada level ketinggian 925 mb dan 850 mb, sebaliknya terjadi divergensi pada level ketinggian 700 mb dan 500 mb. Data Radiosonde menunjukkan kelembapan udara dari permukaan hingga lapisan 400 mb umumnya lebih dari 80%. Freezing level pada jam 07.00 WIB terdapat di level 571 mb (4.622 m) dan pada jam 19.00 WIB terdapat di level 585 mb (4.820 m).