PERAN MUSEUM MAJAPAHIT SEBAGAI MEDIATOR PELESTARIAN WARISAN BUDAYA DAN INDUSTRI PEMBUATAN BATA

Authors

  • Atina Winaya Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Keywords:

Pelestarian warisan budaya, Industri pembuatan bata, Majapahit, Trowulan, Heritage preservation, Brick-making industry

Abstract

Abstrak. Trowulan, situs arkeologi yang diduga merupakan ibukota Kerajaan Majapahit, mengalami kerusakan yang semakin hari semakin parah seiring dengan perkembangan industri pembuatan bata oleh masyarakat setempat. Museum Majapahit adalah salah satu pihak yang dapat tampil dalam upaya menekan, atau bahkan menghentikan, laju pertumbuhan dan perkembangan industri pembuatan bata tersebut. Penelitian dilakukan untuk memberikan suatu rekomendasi terhadap pengembangan Museum Majapahit pada masa mendatang agar dapat berperan sebagai mediator yang menjembatani kepentingan pelestari budaya (baik pemerintah, arkeolog, akademisi, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan masyarakat Trowulan, khususnya para pembuat bata. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif melalui observasi dan studi literatur, disertai analisis berdasarkan pendekatan new museology dan pendekatan cultural resources management. Berdasarkan hasil penelitian, Museum Majapahit diharapkan berperan sebagai media yang mampu menanamkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat mengenai pentingnya kelestarian Situs Trowulan. Situs yang lestari akan memberikan manfaat dan dampak positif terhadap tiga aspek di dalam kehidupan masyarakat, yaitu aspek ideologis, akademis, dan ekonomis.

Kata Kunci: Pelestarian warisan budaya, Industri pembuatan bata, Majapahit, Trowulan

Abstract. The Role of Majapahit Museum as a Mediator between Heritage Preservation and BrickMaking Industry. Trowulan, the archaeological site which is believed as the former capital of the Majapahit Kingdom, currently suffers damages caused by the local brick-making industry. Majapahit Museum is one of the institutions which can suppress, or even stop, the growth and development of the brick-making industry. The aim of this research is to provide a recommendation for the development of Majapahit Museum in the future in order to work as a mediator that can bridge both interests between heritage preservation (government, archaeologists, academicians, and non-governmental organizations) and local citizens, especially the brick-makers. The methods used on this research is qualitative method through observation and literature study, followed by analysis based on new museology approach and cultural resources management approach. Based on the result, it is expected that the Majapahit Museum can play a key-role in raising the awareness of local citizens of the importance of the Trowulan site. The preserved site will provide benefits and positive impacts to three aspects in society, which are ideological, academic, and economic aspects. 

Keywords: Heritage preservation, Brick-making industry, Majapahit, Trowulan

Downloads

Published

31-12-2015

How to Cite

Winaya, A. (2015). PERAN MUSEUM MAJAPAHIT SEBAGAI MEDIATOR PELESTARIAN WARISAN BUDAYA DAN INDUSTRI PEMBUATAN BATA. AMERTA, 33(2), 97–110. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/amerta/article/view/3284

Issue

Section

Articles