A REFLECTION ON THE APPLICATION OF CRITICAL THEORY PERSPECTIVE ON LEGAL ANTHROPOLOGY RESEARCH IN BETAWI MUSLIM COMMUNITY

Main Article Content

Leolita Masnun

Abstract

Pluralisme hukum sebagai salah satu produk dari modernisasi telah membuka wawasan masyarakat bahwa ada sistem hukum lain di luar tertib sosial yang telah berlaku di masyarakat. Sistem hukum yang plural akan mengkondisikan norma, nilai, dan aturan dari masing-masing sistem hukum tersebut untuk saling berinteraksi. Dengan kondisi tersebut masyarakat “dipaksa†untuk “memikir ulang†konsep-konsep validitas dan justifikasi atas nilai-nilai dan norma-norma yang ada sebelumnya dengan nilai dan norma yang berasal dari luar. Dengan berbekal lifeworld/dunia kehidupan (interaksi antara budaya dan ajaran suatu agama) ketika berhadapan dengan sistem (sistem hukum nasional), bagaimanakah masyarakat melihat dan menempatkan diri mereka dalam upaya mencari penyelesaian konflik yang valid sekaligus menjustifikasinya dengan sistem hukum yang plural? Melalui paradigma teori tindakan komunikatif (communicative action) yang diancang oleh Jűrgen Habermas, makalah ini mengkaji hal-hal sebagai berikut: apakah sistem hukum yang diikuti oleh masyarakat? Mengapa mereka memilih untuk tunduk pada sistem hukum tersebut? dan, Apa yang mempengaruhi perilaku hukum masyarakat yang hidup dalam kondisi sistem hukum yang plural? Pada tataran yang lebih luas, kajian antropologi hukum tidak hanya memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai perilaku hukum suatu masyarakat, bagaimana konsep tentang hukum terbentuk, maupun tentang ada tidaknya batasan-batasan antara satu sistem hukum dengan sistem hukum yang lain dalam pluralisme hukum, tetapi juga memberikan gambaran mengenai karakteristik masyarakat yang bersangkutan dan relasi antara individu dan masyarakat. Keywords: Legal Anthropology, Critical Theory, Legal Pluralism, Communicative Action, Lifeworld, System, Conflict/Dispute Resolution, Muslim Community, Popular Islam

Article Details

How to Cite
Masnun, L. (2025). A REFLECTION ON THE APPLICATION OF CRITICAL THEORY PERSPECTIVE ON LEGAL ANTHROPOLOGY RESEARCH IN BETAWI MUSLIM COMMUNITY. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 9(1), 1–30. https://doi.org/10.14203/jmb.v9i1.264
Section
Articles

References

Books

Ali, Muhammad Daud. The Position of Islamic Law in the Indonesian Legal System. Dalam Islam and Society in Southeast Asia, disunting oleh Taufik Abdullah dan Sharon Siddique, 187-207. Pasir Panjang: Institute of Southeast Asian Studies, 1986.

Black, Donald. Sociological Justice. New York: Oxford University Press, 1989.

Bohannan, Paul. Social Anthropology. USA: Holt, Rinehart, and Winston, Inc., 1963.

Bowen, John R. Muslims through Discourse: Religion and Ritual in Gayo Society. Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 1993.

———. “Legal Reasoning and Public Discourse.” Dalam New Media in the Muslim World: The Emerging Public Sphere, disunting oleh Dale F. Eickelman dan Jon W. Anderson, 80-102. Indiana: Indiana University Press.

———. Religion in Practice. Boston: Allyn and Bacon, 2002.

———. Islam, Law, and Equality in Indonesia. Cambridge: Cambridge University Press, 2003.

Comaroff, John, dan Simon Robert. “The Invocation of Norms in Dispute Settlement.” Dalam Social Anthropology and Law, disunting oleh Ian Hamnet, 77-112. New York: Academic Press, 1977.

Gluckman, Max. “The Judicial Process among the Barotse.” Dalam Law and Warfare: Studies in the Anthropology of Conflict, disunting oleh Paul Bohannan, 59-91. New York: The Natural History Press, 1967.

Habermas, Jürgen. “Aspects of the Rationality of Action.” Dalam Rationality Today, disunting oleh T. Geraets. Ottawa: University Press, 1979.

———. Moral Consciousness and Communicative Action. Cambridge: Polity Press, 1995.

———. Between Facts and Norms: A Contribution to a Discourse Theory of Law and Democracy. Diterjemahkan oleh William Regh. Cambridge: The MIT Press, 1999 (cetakan ketiga).

Moore, Sally Falk. Law as Process. London: Routledge and Keagan Paul, 1983.

Rouland, Norbert. Legal Anthropology. Diterjemahkan oleh Philippe G. Planel. California: Stanford University Press, 1994.

Saidi, Ridwan. “Masyarakat Betawi: Asal Usul dan Peranannya dalam Integrasi Nasional.” Dalam Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa, disunting oleh Aswab Mahasin et al., 1-9. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal, 1996.

———. “Sumber-Sumber Lama, Baru, dan Modern pada Proses Pembentukan Kebudayaan Betawi: Sebuah Pengantar.” Prolog dalam Siklus Betawi: Upacara dan Adat Istiadat, oleh Yahya Andi Saputra, S.M. Ardan, dan Irwan Syafi’ie, xii-xix. Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2000.

———. Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gunara Kata, 2001.

———. “Toponim Jakarta: Dan Rujukan Tanah, Hutan, dan Tanamannya.” 2005. (Monograf).

Electronic documents

http://www.mala.bc.ca/~soules/media301/habermas.htm

http://habermasians.blogspot.com/2004/12/lifeworldsystem-distinctionin.html

http://www.holbergprisen.no/HP_prisen/e_HP_2005_vinner.htm

http://plato.stanford.edu/entries/critical-theory/

Periodicals

Benson, Bruce L. “Customary Law with Private Means of Resolving Disputes and Dispensing Justice: A Description of a Modern System of Law and Order without State Coercion.” The Journal of Libertarian Studies 9, no. 2 (Fall 1990): 25-42.

Huttunen, Rauno, dan Hannu L.T. Heikkenen. “Between Facts and Norms: Action Research in the Light of Jürgen Habermas’s Theory of Communicative Action and Discourse Theory of Justice.” Curriculum Studies 3 (1998): 307-322.