KEMISKINAN DALAM MASYARAKAT NELAYAN
Main Article Content
Abstract
Most fishermen live in poverty. They manifest in several dimensions: economic, social culture and politic. It also cover both family poverty and physical infrastructure. Many factors affected fishermen poverty. The first is their traditional gear, and the second is their dependence upon tengkulak (fish trader). In some cases, the existence of TPI (Fish Auction Place) contributes to impoverish them. For labour, this condition especially for labour fishermen make their life more difficult, because of unjustice producion sharingt. To increase their income, developing fishing gear capacity is a necessity. Their dependence upon tengkulak should also be minimized to develop fishermen bargaining position. It is also supported by restructuration of share product system, to be more favorable to labours. It is important to make fishermen as a subject in development. It means that they should be invited to discuss their problem, as well as solutions based on their aspiratio, because development is not only in economic terms, but how to make the poor to be more human.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Acheson, James M. 1981, “Anthropology of Fishing”, dalam Annual Review of Anthropology, 10: 275- 316.
Ancok, Djamaludin, 1995, Pemanfaatan Organisasi Lokal untuk Mengentaskan Kemiskinan, dalam Awan Setya Dewanta, dkk, (ed):Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta, Aditya Media.
Apriliani Soegiarto, 1988, Pemanfaatan Sumberdaya Laut Menjelang Tahun 2000, dalam John Pieris (ed): Strategi Kelautan: Pengembangan Kelautan dalam Perspektif Pembangunan Nasional. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
Edi Susilo, 1987, Kedudukan Nelayan di Antara Tengkulak dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Suatu Tinjauan Teoritik. Makalah untuk Seminar Nasional Ilmu- Ilmu Sosial oleh HIPIIS di Ujung Pandang, 15-19 Desember 1986.
Goulet, D, 1973, The Cruel Choice: a New Concept in the Theory of Development. New York, Atheneum. Heru Nugroho, 1995, Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pemberdayaan, dalam Awan Setya Dewanta, dkk, (ed): Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta, Aditya Media.
Husein Sawit, M., 1988, Nelayan Tradisional Pantai Utara Jawa: Dilema Milik Bersama, dalam Masyarakat Indonesia, No. 15 hal 67-87. Jakarta, LIPI.
Ary Wahyono dkk, 2000, Pengelolaan Sumberdaya Laut secara Terpadu: Analisis Kebijakan Pemerintah. Jakarta, PMB-LIPI
Imron, Masyhuri (ed) 2001, Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta, Media Pressindo.
Imron, Masyhuri (ed), 2002, Pengelolaan Sumberdaya Laut secara Terpadu: Masyarakat Nelayan dan Negosiasi Kepentingan. Jakarta, PMB-LIPI.
Kusnadi, 2002, Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. Yogyakarta, LKiS.
Loekman Soetrisno, 1995, Substansi Permasalahan Kemiskinan dan Kesenjangan, dalam Awan Setya Dewanta, dkk, (ed): Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta, Aditya Media.
Masyhuri, 1999, Ekonomi Nelayan dan Kemiskinan Struktural, dalam Masyhuri (ed): Pemberdayaan Nelayan Tertinggal dalam Mengatasi Krisis Ekonomi: Telaahan terhadap sebuah Pendekatan. Jakarta, Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI.
Mubyarto, et. al., 1984, Nelayan dan Kemiskinan: Studi Ekonomi Antropology di Desa Pantai. Jakarta, Rajawali
Retno Winahyu dan Santiasih, 1993, Pengembangan Desa Pantai, dalam Mubyarto dkk., Dua Puluh Tahun Penelitian Pedesaan. Yogyakarta, Aditya media. Scott, James C., 1981, Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta, LP3ES.