BETAWI PUNYE DISTRO: STRATEGI PERLAWANAN TERHADAP STEREOTIP INFERIOR <br/> BETAWI PUNYE DISTRO: A STATEGY OF RESISTANCE TO INFERIOR STEREOTYPES
Main Article Content
Abstract
Betawi adalah kelompok etnik lokal di Jakarta yang lekat dengan stereotip inferior. Di tengah modernisasi Jakarta, Orang Betawi semakin termarginalkan akibat pembangunan dan tidak menjadi tuan rumah di wilayahnya sendiri. Namun, di tengah-tengah potret buram tentang Betawi tersebut, kini bermunculan distribution outlet (distro) yang mengusung simbol-simbol Budaya Betawi. Di tangan mereka, simbol-simbol budaya Betawi diekspresikan melalui cara-cara yang kreatif sebagai mode ekspresi identitas budaya di ruang sosial yang multietnik. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, untuk kepentingan apa Distro Betawi didirikan? Melalui pendekatan kualitatif, Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena kemunculan industri kreatif Betawi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan data untuk mendapatkan deskripsi yang mendalam mengenai fenomena yang dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa hadirnya industri kreatif Betawi saat ini adalah sebagai bentuk perlawanan terselubung terhadap stereotip inferior yang dilekatkan pada mereka. Hal ini juga merupakan upaya mereka untuk membangun sense of collectivisme dan wujud eksistensi Budaya Betawi di tengah masyarakat Jakarta yang multicultural.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Abayasekere, S. (1985). From Batavia to Jakarta: Indonesia’s capital 1930’s to 1980s. Melbourne: Central of South East Asian Studies. Monash University.
Abdurahman, dkk. (1975). Permainan Rakyat Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Jakarta: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Depdikbud.
Abeyasekere, Susan. (1989). Jakarta:A History, Singapore: Oxford University Press
Amsir, Saifuddin. (2011). “Budaya Betawi Reflika Ajaran Islam Sejati†dalam Prosoding Kongres Kebudayaan Betawi. Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Atmadja, Nengah Bawa. (2010). Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Jakarta: LKIS.
Aziz, Abdul. (2002). Islam dan Masyarakat Betawi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Blackburn, Susan. (2011). Sejarah 400 Tahun Jakarta. Depok: Masup Jakarta.
Buchari, Sri Astuti. (2014). Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Castles, Lance. (2017). Profil Etnik Jakarta. Depok: Komunitas Bambu.
Chaer, Abdul. (2015). Betawi Tempo Doeleoe: Menelusuri Sejarah Kebudayaan Betawi. Depok: Masup Jakarta.
Cook, S.W. (1971). “The Effect of Unintended Interracial Contact Upon Racial Interaction and Attitude Change.†Project No. 5-1320, Final Report Washington, DC: US Departement of Health, Education, ans Welfare.
Dwipayana, Ari. (2003). Catatan Kritis Pelaksanaan Otonomi Tingkat Desa di Bali. Dalam Abdul Gaffar Karim (Eds), Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM
Erwantoro, Heru. (2014). Etnis Betawi: Kajian Historis. Jurnal Patanjala, 6 (1), 1-16.
Farlina, Nina. (2012). Representasi Identitas Betawi dalam Forum Betawi Rembug (FBR). Tesis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Susastra Universitas Indonesia
Firmansyah, Erfi. 2012. Pengokohan Budaya Betawi sebagai Upaya Pelestarian Bahasa Sastra Betawi Kampung Sawah. Dalam Sam Mochtar Chaniago (Eds), Problema Perempuan, Bahasa, Sastra dan Kebudayaan di Asia Tenggara. Jakarta: JBSJ Universitas Negeri Jakarta.
Grijns. (1991). Kajian Bahasa Melayu Betawi. Jakarta: Grafiti.
Halimatusa’diah. (2018). Peranan Modal Kultural dan Struktural dalam Menciptakan Kerukunan Antar Umat Beragama di Bali. Jurnal Multikultural & Multireligius, 17 (1), 43-65.
Irianto, Agus Maladi. (2016). Komodifikasi Budaya di Era Ekonomi Global terhadap Kearifan Lokal: Studi Kasus Eksistensi Industri Pariwisata dan Kesenian Tradisional di Jawa Tengah. Jurnal Theologia, 27 (1), 213-236.
Judd, C.M., & B. Park. (1993). “Definition and Assessment of Accuracy in Social Stereotypes.†Psichological Review, 100, 109-128.
Kamuyoso, Bondan. (2007). The Dynamic of a Hinterland: Etnic Classification and Kampung Settlements in the Environs of Eighteenth-Century Batavia. Jurnal Pendidikan Sejarah Historia, 12 (VI)
Kamuyoso, Bondan. (2011). Perubahan Identiras Penduduk Jakarta. Dalam Lance Castles. Profil Etnik Jakarta. (2017). Jakarta: Komunitas Bambu.
Kumbara, A. Anom. (2008). Konstruksi Identitas Orang Sasak di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Jurnal Humaniora, 20 (3), 315 – 326.
Kuntowidjojo. (1996). Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa. Jakarta: Yayasan Festival istiqlal.
Kusumawardhani, Ratu Arum. (2012). Liyan dalam Arsitektur Betawi: Studi Kasus pada Rumah Betawi Ora di Tangerang Selatan. Depok: Departemen Arsitektur FTUI, Pasca Sarjana Teori dan Sejarah Arsitektur, Tesis
Lampe, Ilyas. (2017). Stereotipe, Prasangka, dan Dinamika Antaretnik. Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan, 20 (1), 17-32.
Leirisa, R.Z. (2004). “Lahirnya Masyarakat Betawi: Jawaban atas Tantangan Kolonial†Makalah dalam Seminar Betawi dan Jakarta: Tinjauan Budaya. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta
Liliweri, Alo. (2018). Prasangka, Konflik, dan Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Prenadamedia Group
Lohanda, Mona. (2004). “Batavia di bawah Penguasaan Kolonial†Makalah pada Seminar Periodisasi Sejarah Masyarakat Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta.
Lincoln, Yvonna S., Egon G. Guba. (2004). Handbook of Qualitative Research (2nd ed.). Thousand Oaks: Sage Publications Inc.
McGarty, C., V.Y. Yzerbyt, & R. Spears (eds.). (2002). Stereotypes s Explanation: The Formation of Meaningful Beliefs about Social Groups. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Miller, Katherine. (2005). Communication Theories Perspectives, Processes and Contexts. Boston: McGraw-Hill.
Muhadjir, dkk. (1986). Peta Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Nursyifa, Aulia. (2018). Kajian Cultural Lag dalam Kehidupan Masyarakat Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Pada Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 5 (1), 1-24
Samovar, A. Larry., Porter, E. Richard & McDaniel, R. Edwin. (2013). Communication between Culture: 7th edition. Boston: Wadsworth.
Saidi, Ridwan. (2010). Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu Betawi. Jakarta: Perkumpulan Renaissance Indonesia.
Saidi, Ridwan. (2015). Golok Wa Item Betawi Versus Pate Hila. Jakarta: Yayasan Renaissance.
Sinaga, Risma Margaretha.(2014). Revitalisasi Tradisi: Strategi Mengubah Stigma, Kajian Piil Pesenggiri dalam Budaya Lampung. Jurnal Masyarakat Indonesia, Vol. 40 (1): 110-126.
Sjaf, Sofyan. (2014). Politik Etnik: Dinamika Politik Lokal di Kendari. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Shahab, Yasmin Zaki. (2004). Betawi dalam Perspektif Kontemporer. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Shahab, Ysmine. Z. (2004). “Betawi dalam Angka dan Permasalahannya†Makalah Seminar Periodisasi Sejarah Masyarakat Jakarta: Dinas Kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta
Shepherd, Robert. (2002). Commodification, culture and tourism. Tourist Studies, (2), 183 doi: 10.1177/146879702761936653
Tjandrasamita, Uka. (1997). Sejarah Jakarta dari Zaman Prasejarah sampai Batavia Tahun ±1750. Jakarta: Dinas Museum & Sejarah DKI Jakarta.
Tzanelli, R. (2008) Cultural Imitations and the Commodification of Culture: Sign Industries as Makers of the 'Public Sphere'. The Global Studies Journal, 1 (3). 1 – 10.
Widyastuti, Dhyah AR. (2011). Komodifikasi Upacara Religi dalam Pemasaran Pariwisata. Jurnal Komunikasi, Vol 1 (2): 197-208.