MAKNA SIMBOLIK DI BALIK PERHIASAN EMAS PEREMPUAN SUKU BUGIS
Main Article Content
Abstract
Perempuan dalam masyarakat suku Bugis menempati posisi dan simbolisasi yang penuh makna. Fenomena penggunaan perhiasan emas pada perempuan suku Bugis merupakan fenomena yang tidak lepas dari makna simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan antara perhiasan emas dan perempuan dalam kajian gender pada masyarakat suku Bugis dan untuk mengetahui makna simbolik di balik perhiasan emas yang digunakan perempuan suku Bugis. Untuk memperoleh jawaban penelitian digunakan metode penelitian kualitatif. Adapun lokasi penelitian adalah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh, dianalisis dengan merujuk pendapat Miles dan Huberman. Penelitian ini menemukan bahwa antara perhiasan emas dan perempuan memiliki keterkaitan karena makna di balik perhiasan emas merupakan representasi yang diharapkan dimiliki oleh perempuan, yaitu: feminin, mewah, indah, dan berharga. Makna di balik perhiasan emas tersebut diharapkan terobjektifikasi ke dalam tubuh perempuan yang menggunakannya. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa makna simbolik di balik perhiasan emas perempuan suku Bugis di Kabupaten Wajo adalah perhiasan emas menjadi simbol identitas masyarakat suku Bugis, perhiasan emas merupakan representasi dari kekayaan seseorang, dan perhiasan emas dapat menambah kecantikan seorang perempuan.
Article Details
References
Ahmadi, D. (2008). Interaksi simbolik: suatu pengantar. Jurnal Mediator, 9(2), 301–316.
Ahmadin, A. (2021). Sociology of Bugis society: An introduction. Tebar Science : Jurnal Kajian Sosial Dan Budaya, September. https://doi.org/10.36653/sociology
Aksan, N., Kisac, B., Aydin, M., & Demirbuken, S. (2009). Symbolic interaction theory. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 1(1), 902–904. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.01.160
Alimuddin, A. (2020). Makna simbolik uang panai’ pada perkawinan adat suku Bugis Makassar di kota Makassar. Al Qisthi, 10(2), hal 119.
Atamtajani, A. S. M., Narawati, T., & Karyono, T. (2023). Tigero tedong jewellery design typical Bugis tribe. Proceedings of the 3rd Borobudur International Symposium on Humanities and Social Science 2021 (BIS-HSS 2021), 29–33. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-49-7_6
Bakti, I. S., Anismar, A., & Amin, K. (2020). Pamer kemewahan: kajian teori konsumsi Thorstein Veblen. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 14(1), 81–98. https://doi.org/10.24815/jsu.v14i1.18109
Barnes, R., & Eicher, J. B. (1992). Dress and gender: Making and meaning in cultural contexts. Berg.
Darmapoetra, J. (2017). Suku Bugis: Pewaris keberanian leluhur. Arus Timur.
Derung, T. N. (2017). Interaksionisme simbolik dalam kehidupan bermasyarakat. SAPA Jurnal Kateketik Dan Pastoral, 2(1), 118–131. https://doi.org/10.53544/sapa.v2i1.33
Durkheim, E. (1982). The rules of sociological method. The Free Press.
Fitriani, A. B., & Siscawati, M. (2021). Posisi perempuan Bugis dalam tradisi, ritual dan norma budaya siri’. Dharmasmrti Jurnal Ilmu Agama & Kebudayaan, Vol. 21 No, 1–14.
Fredrickson, B. L., & Roberts, T. A. (1997). Toward understanding women’s lived experiences and mental health risks. Psychology of Women Quarterly, 21(2), 173–206. https://doi.org/10.1111/j.1471-6402.1997.tb00108.x
Jasso, G. (2003). Identity, social identity, comparison, and status: Four theories with a common core. New York University.
Kapojos, S. M., & Wijaya, H. (2018a). Mengenal budaya suku Bugis: pendekatan misi terhadap suku Bugis. Jurnal Lembaga STAKN Kupang, Matheteuo, 6(2), 153–174.
Kapojos, S. M., & Wijaya, H. (2018b). Mengenal budaya suku Bugis pendekatan misi terhadap suku Bugis. Jurnal Lembaga STAKN Kupang, Matheteuo, 6(2), 153–174.
Kesuma, A. I. & I. (2019). Perempuan Bugis: dinamika aktualisasi gender di Sulawesi Selatan. Perempuan Bugis: Dinamika Aktualisasi Gender Di Sulawesi Selatan.
Li, D. (2018). A study of relationship between symbols and cultures from the perspective of linguistics. 184(Icesem), 811–813. https://doi.org/10.2991/icesem-18.2018.188
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2014). Qualitative data analysis: a methods sourcebook. Sage Publications.
Mustari, A. (2016). Perempuan dalam struktur sosial dan kultur hukum Bugis Makassar. Al-Adl, 9(1), 127–146. https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-adl/article/view/671
Nurohim, S. (2018). Identitas dan peran gender pada masyarakat suku Bugis. Sosietas, 8(1), 457–461. https://doi.org/10.17509/sosietas.v8i1.12499
Pelras, C. (2006). Manusia Bugis. Nalar.
Rusli, M. (2019). Impelementasi nilai siri’ napacce dan agama di tanah rantau: potret suku Bugis-Makassar di kota Gorontalo. Al Asas, 3(2), 73–86. http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/alasas/article/view/1639
Russell, R. R. (2010). Gender and jewelry: A feminist analysis. Tufts University. https://books.google.de/books?id=Wx11yQK3J3QC&pg=PA29&lpg=PA29&dq=indian+jewelry+widow&source=bl&ots=hPn5KahdPF&sig=5TQz7Uno92czJBGe9duS7VyE6q0&hl=de&sa=X&ved=0ahUKEwjjg5Pc9YnPAhUK7xQKHe9GANAQ6AEIRjAH#v=onepage&q=indian jewelry widow&f=false
Santoso, R. A., Akhmad, B. A., & Fahrianoor. (2015). Analisis pesan moral dalam komunikasi tradisional Mappanretasi masyarakat Suku Bugis Pagatan. Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 18(3). https://doi.org/10.46426/jp2kp.v18i3.21
Satpathy, C. (2017). Jewelry: A medium of symbolic communication. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2909408
Stets, J. E., & Burke, P. J. (2000). Identity theory and social identity theory. Social Psychology Quarterly, 63(3), 224–237.
Szymanski, D. M., Moffitt, L. B., & Carr, E. R. (2011). Sexual objectification of women: Advances to theory and research. The Counseling Psychologist, 39(1), 6–38. https://doi.org/10.1177/0011000010378402
Takko, A. B. (2020). Budaya Bugis Dan Persebarannya Dalam Perspektif Antropologi Budaya. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 15(1), 27–36.
Zahrawati, F., Aras, A., & Nzobonimpa, C. (2021). The exixtence og gender awareness on the Buginese Community in Parepare City of Indonesia. MUWAZAH – Jurnal Kajian Gender, 13(2), 159–174. https://doi.org/10.28918/muwazah.v13i2.3898