REALITAS MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA: SEBUAH REFLEKSI
Main Article Content
Abstract
Adat Community around the globe particularly in Indonesia is facing a massive problem. This phenomenon refers to two cardinal issues namely: the willingness of the government to recogize their rights and existence, and how to maximizing their participation in national development programs. This paper deals with certain issues such as definition and concepts being debated, inconsistency to link between local history, identity socio-cultural and economic rights of the adat community. In this stage, the first party responsible for empowering the adat community is the government, however there is an immense disparity between ideal plan to empower them, and systemic deteriorating of the peoples’ life condition and all of their right. Implying some definitions and categories, this paper underlines as well as the actual life condition of adat community currently, that is not merely impacted on external factors but also from internal factors. This paper ends with six conclusions to emphazise ways for coping with current crisis of the adat community in Indonesia.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Acciaioli, Greg. 2006. “Indigenous To Lindu Conservation Strategies and the Reclaiming of Customary Land and Resources in Central Sulaweiâ€. Dalam Masyarakat Indonesia. Majalah IlmuIlmu Sosial Indonesia. Jilid XXXII. No. 2, Hlm. 1–29, Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
AMAN. 2001. Mengenal Lebih dekat AMAN (Draft Final), Jakarta.
Appadurai, Arjun, 1996, Modernity at Large, New Delhi: Oxford University press. “Definisi Masyarakat Adat Jauh Lebih Kompleksâ€. Hasil wawancara Jopi dengan Tania Murray Li: dimuat pada “Seputar Rakyat†edisi 04/Tahun I/Apeil 2003 (http://ytm.or.id/content/view//34. hlm 1) diakses tanggal 4 Juli 2010.
Djuweng, Stepanus. 1999. “Pembangunan dan Marginalisasi Masyarakat Adat Dayak. Suara dari Kalimantanâ€. Dalam Menuju Masyarakat Terbuka. Lacak Jejak Pembaruan Sosial di Indonesia, Yogyakarta: Ashoka Indonesia dan Insist, hlm. 185-
Fauzi, Noer. 1997, “Anatomi Politik Agraria Orde Baruâ€. Dalam Tanah dan Pembangunan: Risalah dari Konferensi IFD, hlm. 117-170, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Firdaus, Asep, Yunan. 2007. Masih Eksiskah Hukum Masyarakat (Hukum) Adat di Indonesia? Makalah disampaikan pada kegiatan “Advanced Training Tahap I tentang Hak-Hak Masyarakat Adat bagi Dosen Pengajar Hukum dan HAMâ€. Yogyakarta 21–24 Agustus. Diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan Norwegian Center for Human Rights (NHCR), Universitas Oslo.
Haba, John. 2001. “Otonomi Daerah dan Potensi Konflik di Sektor Kehutanan dan Pertanahanâ€. Dalam Jurnal PSPP (Majalah Ilmiah Pusat Studi Pengembangan Pemerintahan). Vol. 4, No., Januari–Juni, hlm. 84–104, Jakarta: Universitas Satyagama.
Haba, John, Irene, H. Gayatri dan Mita Noveria. 2003. Konflik di Kawasan Ilegal Logging di Kalimantan Tengah. Jakarta: Proyek Pengembangan Riset Unggulan/Kompetetif/Program Isu LIPI.
Haba, John. 2009. Multiculturalism, Globalization and Adat Communities. The 18 Biennial General Conference of the Association of Asian Social Science Research Councils (AASSREC), Bangkok 27-29 August.
Hazairin. 1970. Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tintamas.
Julianto, Ferry, Joko. 2000. Tanah Untuk Rakyat, Pasar Minggu– Jakarta: Pustaka Zaman.
Kingsbury, Benedict.1995. “Indigenous Peoples’ as an International Legal Conceptâ€. In Barnes, R.H. Andrew Grey and Benedict Kingxbury (eds). Indigenous Peoples of Asia. Monograph and Occasional Paper No. 48. The Association for Asian Studies. Inc. Ann Arbor, Michigan, Pp. 13–34.
Koesno. 1971. Dalam Franz von Benda-Beckmann. 2000. Properti dan Kesinambngan Sosial. Kesinambungan dan Perubahan Sosial Dalam Pemeliharaan Hubungan-Hubungan Properti Sepanjang Masa di Minangkabau (terjemahan). Jakarta: Grasindo.
Masyarakat Adat dan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia. 2001. Draft Laporan Lokakarya Nasional “Masyarakat Adat dan Pengurangan Kemiskinanâ€. Jakarta 25-26 September (disiapkan untuk Bank Pembangunan Asia (ADB).
M.D. Mahfud. 2009. “Susahnya Merumuskan Masyarakat Hukum Adatâ€. Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republic Indonesia (http://mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website) diakses tanggal 6 Juli 2010.
Nathan, Dev. 2004. “Environment Services and the Case for Local Managementâ€. In Globalization and Indigenous Peoples in Asia. Changing the Local-Global Interface (Dev Nathan, Govind Kelkar and Pierre Walter, eds). Pp. 41–72. New Delhi: Sage Publications.
Nicholas, Colin. 2000. The Orang Asli and the Contest for Resources. Indigenous Politics, Development and Identity in Peninsular Malaysia, Copenhagen-Denmark: International Work Group for Indigenous Affairs.
Ruwiastuti, Maria, Rita. 2000. “Sesat Pikirâ€. Politik Agraria, Membongkar Alas Penguasaan Negara Atas Hak-Hak Adat†(Penyunting Noer Fauzi), Yogyakarta: Insist Press, KPA dan Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 2001. Hukum Adat Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suhendar, Endang & Yohana Budi Winarni. 1998. Petani dan Konflik Agraria, Bandung: Akatiga.
Syahi, Abdul. (tanpa tahun). Hambatan Kultural dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Adat Lampung Saibatin (makalah).
Wijoyo, Muridan. 2009. Aspirasi dan Kegelisahan Masyarakat Adat di Kaimana. Sabtu 7 November (http://muridan.blogspot.com) diakses 6 Juli 2010.
Zakaria, R, Yando. 1999. “Kembalikan Kedaulatan Hak Ulayat Masyarakat Adatâ€. Dalam Menggugat Posisi Masyarakat Adat Terhadap Negara (Serasehan Masyarakat Adat Nusantara), tanggal 15–16 Maret, hlm. 146–165. Jakarta: LSPP dan Sekretariat AMAN.