DAMPAK KEBIJAKAN ILLEGAL MARITIME ARRIVALS (IMA) AUSTRALIA TERHADAP HUBUNGAN AUSTRALIA-INDONESIA KONTEMPORER

Authors

  • Rizka Fiani Prabaningtyas Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.14203/jpp.v12i1.528

Keywords:

Kebijakan Luar Negeri Australia, Illegal Maritime Arrival (IMA), kepentingan nasional Australia, Hubungan Australia-Indonesia

Abstract

Hubungan Australia dan Indonesia selalu memiliki dinamika yang tinggi. Salah satu persoalan yang seringkali
menjadi hambatan bagi kedua negara adalah isu pencari suaka dan pengungsi yang masuk ke wilayah Indonesia untuk
menuju ke Australia melalui jalur laut atau Illegal Maritime Arrivals (IMA)Posisi Indonesia sebagai negara transit
danAustralia sebagai negara tujuan mengharuskan keduanya bekerja sama agar isu IMA dapat ditangani dengan baik.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai bagaimana Australia menjalankan kebijakan untuk
menangani IMA dewasa ini dan dampaknya bagi hubungan Australia-Indonesia. Untuk mewujudkan kepentingan
nasionalnya, Australia merasa perlu menjalin kerja sama dengan Indonesia yang dianggap sebagai negara buffer
atau penyangga agar dapat menjustifikasi upaya-upaya menjaga keamanan nasionalnya. Namun, Australia saat ini
kebijakan IMAAustralia cenderung lebih restriktif dan unilateral sehingga bertentangan dengan nilai-nilai HAM dan
kemanusiaan dan prinsip good international citizenship. Kecenderungan Australia untuk bertindak lebih agresif dan
sepihak dengan justifikasi keamanan nasional negaranya membiaskan komitmen penyelesaian kerangka kerja sama
dengan Indonesia. Perubahan kebijakan IMA Australia ke arah yang lebih restriktif dan mengedepankan tindakan
unilateral akan berdampak negatif terhadap perkembangan hubungan kedua negara.

Downloads

Published

2016-08-30

How to Cite

Prabaningtyas, R. F. (2016). DAMPAK KEBIJAKAN ILLEGAL MARITIME ARRIVALS (IMA) AUSTRALIA TERHADAP HUBUNGAN AUSTRALIA-INDONESIA KONTEMPORER. Jurnal Penelitian Politik, 12(1), 13. https://doi.org/10.14203/jpp.v12i1.528