Otoda dalam UU Pemda Baru : Masalah dan Tantangan Hubungan Pusat dan Daerah

Authors

  • R. Siti Zuhro Pusat Penelitian Politik – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto, no.10, Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.14203/jpp.v13i2.566

Keywords:

Otonomi Daerah, Hubungan Pusat dan Daerah, Pelayanan Publik, Kesejahteraan Sosial

Abstract

Desentralisasi dan otonomi daerah setelah 16 tahun diimplementasikan ternyata belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, terutama dalam kaitannya dengan tata pemerintahan yang baik lokal, daya saing ekonomi lokal, kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat setempat. Meskipun pemerintah daerah di beberapa daerah telah terbukti mampu berinovasi dalam memberikan pelayanan publik, jumlahnya masih minim dibandingkan dengan jumlah daerah yang mengalami stagnasi dalam pembangunan daerahnya. Ada sekitar 122 kabupaten masih dikategorikan sebagai berkembang. Kehadiran Undang-undang nomor 23 tahun 2014, menggantikan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, secara signifikan menuntut kinerja pemerintah daerah. Meskipun masih dipertanyakan, undang-undang ini diharapkan dapat memberikan dasar yang lebih baik dalam melakukan sinergi dan kerjasama antar daerah, meningkatkan hubungan antara pusat dan daerah, mempromosikan inovasi dalam pelayanan publik dan membangun kesejahteraan sosial.

Downloads

Published

2025-05-05

How to Cite

Zuhro, R. S. (2025). Otoda dalam UU Pemda Baru : Masalah dan Tantangan Hubungan Pusat dan Daerah. Jurnal Penelitian Politik, 13(2), 213–225. https://doi.org/10.14203/jpp.v13i2.566