Problematika Kekuatan Politik Islam di Maroko, Sudan, dan Somalia

Authors

  • Nostalgiawan Wahyudi Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto no. 10, Jakarta
  • M Hamdan Basyar Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto no. 10, Jakarta
  • Dhurorudin Mashad Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto no. 10, Jakarta
  • Muhammad Fachry Ghafur Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto no. 10, Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.14203/jpp.v13i2.564

Keywords:

Arab Spring, Ikhwanul Muslimin, Maroko, Sudan, Somalia

Abstract

Riset ini dilakukan untuk meneliti perkembangan kekuatan politik Islam di Maroko, Sudan dan Somalia pasca Arab Spring. Berdasarkan riset tahun 2014, kami menemukan fenomena “backward bending process†dimana gejolak politik dan regime change dibeberapa negara kasus sebelumnya justru tidak mengarah pada demokrasi, namun terjadi pembalikan kembali ke arah autoritarianisme. Maroko, Sudan dan Somalia memiliki keunikan dibanding penelitian sebelumnya, dimana Ikhwanul Muslimin (IM) menjadi benang merah di ketiga negara tersebut. Meskipun begitu, gerakan IM lebih mengakar di Sudan dibandingkan dua negara lainnya karena faktor geografis dan historis. Selain itu, gerakan politik Islam di tiga negara ini muncul sebagai gerakan oposisi pro demokrasi menentang rezim otoriter. Penelitian ini membuktikan fenomena Arab exceptionalism terjadi. Budaya dan sistem politik di tiga negara kasus tidak memberikan ruang yang cukup bagi tumbuhnya iklim demokrasi.

Downloads

Published

2025-05-05

How to Cite

Wahyudi, N., Basyar, M. H., Mashad, D., & Ghafur, M. F. (2025). Problematika Kekuatan Politik Islam di Maroko, Sudan, dan Somalia. Jurnal Penelitian Politik, 13(2), 245–260. https://doi.org/10.14203/jpp.v13i2.564