DOMINASI PARTAI ACEH PASCA-MoU HELSINKI
DOI:
https://doi.org/10.14203/jpp.v9i2.229Keywords:
Partai lokal, Partai Aceh, konstelasi politik, eksistensi GAMAbstract
MoU Helsinki telah membuka kotak pandora konflik di Aceh. Penyelesaian konflik melalui desain politik,
ekonomi, dan integrasi, membawa perubahan yang signifikan dalam konstelasi politik di Aceh, khususnya setelah
GAM mendirikan Partai Aceh. Dominasi Partai Aceh tidak saja mengalahkan partai-partai lokal lainnya, tetapi juga
sekaligus mengalahkan partai-partai nasional. Perubahan konstelasi politik di Aceh akan membawa implikasi yang
penting, khususnya bagi masa depan perdamaian di Aceh. Eksistensi GAM yang diwujudkan oleh dominasi Partai
Aceh dan Komite Peralihan Aceh tentu akan menjadi faktor penting. Sebagian mereka yang pernah mengangkat
senjata dan kini berkuasa serta memperoleh keuntungan dari segi ekonomi, tentu akan berpikir ulang jika ingin
menghidupkan kembali ideologi GAM masa lalu. Artikel ini sekaligus memberikan kesimpulan bahwa konflik Aceh
sesungguhnya sudah usai dengan terpilihnya dua kali Gubernur Aceh dari pihak GAM.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2012 Author(s)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.