REFLEKSI IDENTITAS BUDAYA MAKASSAR DARI PENGGUNAAN NISAN ARCA DI KOMPLEKS MAKAM ISLAM DI KAWASAN BANTAENG, JENEPONTO, DAN MAROS

Main Article Content

Nurul Adliyah Purnamasari

Abstract

Nisan arca adalah salah satu produk budaya material dari masa Islam di wilayah administratif Sulawesi Selatan.
Nisan arca di kawasan etnik Makassar, yang berada di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto dan Maros, menunjukkan morfologi
dan ciri antropomorfik yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah
periode penggunaan dan kandungan maknanya. Penelitian ini ditujukan untuk memahami makna yang dikandung oleh nisan
arca, dengan menjawab permasalahan-permasalahan mengenai kronologi nisan arca di Kawasan etnik Makassar dan
identitas budaya Makassar. Data penelitian ini dilandasi oleh hasil analisis morfologi nisan dari penelitian terdahulu, kemudian
pada penelitian ini dilanjutkan dengan analisis historis dan etnografis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan
nisan arca dilatarbelakangi oleh tradisi pra-Islam yang masih terpelihara di tengah-tengah masyarakat Makassar, yang dalam
perkembangannya mengalami pembauran dengan budaya Islam yang hadir pada periode selanjutnya. Nisan arca budaya
Makassar mengandung simbol-simbol budaya sebagai identitas bagi masyarakat penggunanya, yaitu kebangsawanan atau
stratifikasi sosial, religiusitas, pengharapan, penghormatan dan kebanggaan, serta intelektualitas.

Article Details

How to Cite
Nurul Adliyah Purnamasari. (2024). REFLEKSI IDENTITAS BUDAYA MAKASSAR DARI PENGGUNAAN NISAN ARCA DI KOMPLEKS MAKAM ISLAM DI KAWASAN BANTAENG, JENEPONTO, DAN MAROS. Naditira Widya, 16(1), 39–54. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/nw/article/view/4110
Section
Articles

References

Aji, Rizqon Halal Syah. 2015. “Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas.” Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i 2(1):

–48. doi.org/10.15408/sjsbs.v2i1.2239.

Alimuddin, Asriani. 2018. “Komunikasi Simbolik Songkok Recca di Kabupaten Bone.” Al Qisthi VIII(2): 1–21.

Aprilyanti, Yeni. 2016. “Studi Kelayakan Limbah Rambut untuk Pembuatan Sanggul Modern dan Bulu Mata

Palsu.” Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Duli, Akin. 2008. “Bentuk dan Peranan Budaya Megalitik pada Beberapa Situs di Kabupaten Banteng.”

Walennae 10(2): 19–43. doi.org/10.24832/wln.v10i2.190.

Fakhri. 2016. “Situs Rampi: Masa Persebaran Arca Menhir dan Hubungannya dengan Wilayah Situs Terdekat.”

Walennae 14(1): 23–36. doi.org/10.24832/wln.v14i1.38.

Fakhri, Yadi Mulyadi, Suryatman, Iswadi A Makkaraka, Hamrullah, Muhammad Ikram, Afdalah Harris, dan

Muhammad Alif. 2019. Rumah Peradaban Seko dan Rampi. Makassar: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.

Farley, Sally D., Karen Akin, and Nicole Hedgecoth. 2021. “Exploring the Meanings of the ‘Heartfelt’ Gesture: A

Nonverbal Signal of Heartfelt Emotion and Empathy.” Journal of Nonverbal Behavior 45(4): 567–85.

doi.org/10.1007/s10919-021-00371-5.

Gede, Dewa Kompiang. 2010. “Akulturasi Budaya Prasejarah dan Hindu di Situs Kaba-Kaba Kediri Tabanan.”

Forum Arkeologi 1: 42–62.

Hadiwijaya, Dody. 2019. “Kopiah/Peci sebagai Salah Satu Atribut Identitas Bangsa Indonesia.” Journal of

Applied Science I(2): 31–40. doi: 10.36870/japps.v1i2.50

Hadrawi, Muhlis. 2017. “Bangkala dan Binamu: Suatu Kajian Naskah Lontara’ dalam Sosial Politik Jeneponto

Kuno.” Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia 2(2): 22–47. doi.org/10.31947/etnosia.v3i1.3608.

Handoko, Wuri. 2012. “Perkembangan Islam di Pulau Ambalau: Kajian atas Data Arkeologi dan Tradisi Makam

Islam Berundak.” Kapata 8(1): 25–34. doi.org/10.24832/kapata.v8i1.177.

———. 2014. “Tradisi Nisan Menhir pada Makam Kuno Raja-Raja di Wilayah Kerajaan Hitu.” Kapata 10(1): 33–

doi.org/10.24832/kapata.v10i1.216.

Hasanuddin. 2015. “Kebudayaan Megalitik di Sulawesi Selatan dan Hubungannya dengan Asia Tenggara.”

Disertasi. Penang: Universiti Sains Malaysia.

———. 2016. “Nilai-Nilai Sosial dan Religi dalam Tradisi Megalitik di Sulawesi Selatan.” Kapata 12(2): 191–98.

doi.org/10.24832/kapata.v12i2.313.

Hasanuddin, dan Basran Burhan. 2011. “Bentuk dan Ragam Hias Makam Islam Kuno di Kabupaten Jeneponto,

Sulawesi Selatan.” Walennae 12(1): 85–100. doi.org/10.24832/wln.v13i1.254.

Herianto, Sukardi, dan Ahmad Zamhari. 2011. “Ragam Motif Flora pada Candi Bumiayu sebagai Sumber

Pembelajaran IPS Terpadu (Sejarah) di Sekolah Menengah Pertama Sriguna Palembang.” Kalpataru 2(1):

–68. doi.org/10.31851/kalpataru.v2i1.1317.

Ilyas, Abrar, M Yabu, dan Hasnawati. 2019. “Karakteristik Visual Bangunan Makam Kuno Raja--Raja Gowa di

Kompleks Mesjid Tua Katangka.” Tesis. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Kertamukti, Rama. 2013. “Komunikasi Simbol: Peci dan Pancasila.” Jurnal Komunikasi Profetik 1(6): 53–66.

Lambourn, Elizabeth. 2008. “Tombstones, Texts, and Typologies: Seeing Sources for The Early History of Islam

in Southeast Asia.” Journal of the Economic and Social History of the Orient 51(2): 252–86.

doi.org/10.1163/156852008X307447.

Latifundia, Effie. 2013a. “Makna Penataan Peletakan Makam Kuna di Tepi Sungai Cirende Kecamatan

Sukadana-Ciamis.” Purbawidya 2(2): 131-141. doi.org/10.24164/pw.v2i2.43.

———. 2013b. “Pengaruh Budaya Pra-Islam pada Makam di Desa Salakaria Kecamatan Sukadana - Ciamis.”

Purbawidya 2(1): 1–21. doi.org/10.24164/pw.v2i1.

Linggih, Nyoman. 2011. “Arca Tokoh Bima di Pura Bayu Geni Bangli.” Forum Arkeologi 24(2): 162–74.

Mafrudi, Ari. 2017. “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Patung.” Maliyah 07(02): 24–50.

doi.org/10.15642/maliyah.2017.7.2.24-49

Mahmud, M. Irfan. 2012. “Arkeologi untuk Semua: Bentuk dan Prospek Pemanfaatannya di Papua.” Kalpataru

(1): 39–60.

Makmur, Makmur. 2017. “Ragam Hias dan Inskripsi Makam di Situs Dea Daeng Lita Kabupaten Bulukumba.”

Kalpataru 26(1): 15–26. doi.org/10.24832/kpt.v26i1.88.

Maunah, Binti. 2015. “Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan.” Ta’allum:

Jurnal Pendidikan Islam 3(1): 19–38. doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.19-38.

Mirnawati. 2017. “Simbol Karaeng bagi Masyarakat Jeneponto.” Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Mulyadi, Yadi. 2021. “Makam-Makam Islam di Kerajaan Gowa dan Tallo dari Abad XVII-XX Masehi: Pertarungan

Identitas dan Relasi Kuasa.” Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nur, Muhammad, dan Hasanuddin. 2017. “Unsur Budaya Prasejarah Dan Tipo-Kronologi Nisan Di Kompleks

Makam Mattakko, Maros, Sulawesi Selatan.” Papua 9(1): 59–70. doi.org/10.24832/papua.v9i1.207.

Nur, Muhammad, Hasanuddin, Akin Duli, Rosmawati, dan Syahruddin Mansyur. 2019. “Transformasi Arca

Menhir Menjadi Nisan Arca di Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.” In Seminar Antarbangsa

ke-8 Arkeologi, Sejarah, Bahasa dan Budaya di Alam Melayu. Port Dickson: ASBAM.

Nurlaelah. 2014. “Makna Simbolik Pakaian Adat Pengantin Bugis Sinjai Sulawesi Selatan (Tinjauan Sosial

Budaya).” Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Oetomo, Repelita Wahyu. 2009. “Perkembangan Bentuk Nisan Aceh sebagai Wujud Kreativitas Masyarakat

Aceh pada Masa Lalu.” Sangkhakala 12(23): 80–93. doi.org/10.24832/bas.v12i23.206.

Pabbajah, Mustaqim. 2012. “Religiusitas dan Kepercayaan Masyarakat Bugis-Makassar.” Jurnal Al Ulum 12(2):

–418.

Purnamasari, Nurul Adliyah, Lenrawati, Desy Sriyati Limbong, M Yusuf, dan Dwi Sumaiyyah. 2021. “Persebaran

Nisan Arca di Sulawesi Selatan.” Papua 13(1): 31–48. doi.org/10.24832/papua.v13i1.299.

Purnamasari, Nurul Adliyah, and Makmur. 2021. “The Mophological Comparison of the Statue Tombstones in

The Islamic Tomb Complexes in Makassar Ethnic Area.” Walennae 19(2): 123–42.

doi.org/10.24832/wln.v19i2.508.

Putri, Rezky Pebrianty. 2017. “Persepsi Masyarakat tentang Transformasi Sistem Karaeng di Jeneponto (Studi

Fenomenologi).” Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Putri, Yeni Sugena. 2016. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN Persero Area Klaten.” Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13(1):

–97. doi.org/10.14710/jsmo.v13i1.13416

Rahayu, Mustaghfiroh. 2017. “Keragaman di Indonesia dan Politik Pengakuan (Suatu Tinjauan Kritis).” Jurnal

Pemikiran Sosiologi 4(2): 1–18. doi.org/10.22146/jps.v4i2.28577.

Ratna, Maharani Patria. 2014. “Gerak Tangan sebagai Isyarat dalam Masyarakat Jepang dan Masyarakat

Indonesia.” Izumi 3(1): 34–40. doi.org/10.14710/izumi.3.1.34-41.

Rinaldi, dan effiani Dwi Azmi. 2020. “Ragam Hias Nisan Kompleks Pemakaman Raja Kotalama, Kabupaten

Indragiri Hulu, Provinsi Riau.” Sangkhakala 22(1): 45–54. doi.org/10.24832/bas.v22i1.397.

Sakka, La. 2016. “Historiografi Islam di Kerajaan Bantaeng.” Al-Qalam 20(1): 65.

doi.org/10.31969/alq.v20i1.175.

Sande, J.S., Adri, David Manuputry, Nur Azizah Syahril, dan M. Eppang. 1997. Tata Bahasa Toraja. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Santoso, Budi. 2006. “Bahasa dan Identitas Budaya.” Sabda I(1): 44–49.

Saprillah, Muhammad Idrus, Wahyu Narsih, Rislah, dan Munandar. 2012. Sejarah Sosial Masyarakat Rongkong.

Makassar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar.

Sitonda, Mohammad Natsir. 2013. Pancaitana Bungawalie: Perjuangan Rakyat Maiwa, Duri Melawan

Kolonialisme Belanda. Makassar: YPMN.

Sudaryadi, Agus. 2016. “Penyelamatan Arca-Arca Megalitik Situs Padangperigi Kabupaten Lahat.” Siddhayatra

(1): 13–23. doi.org/10.24832/siddhayatra.v21i1.13.

Sukendar, Haris. 1984. “Tinjauan Arca Megalitik Tinggihari dan Sekitarnya.” Berkala Arkeologi 5(2): 1–16.

doi.org/10.30883/jba.v5i2.423.

Sukman, Fifie Febryanti. 2018. “Eksistensi Akkawaru, Upacara Adat Kepercayaan di Butta Toa Kabupaten

Bantaeng.” Puitika 14(1): 26–38. dx.doi.org/10.25077/puitika.14.1.25--38.2018.

Suryandari, Nikmah. 2017. “Eksistensi Identitas Kultural di Tengah Masyarakat Multikultur dan Desakan Budaya

Global.” Komunikasi 6(1): 21–28. doi.org/10.21107/ilkom.v11i1.2832 EKSISTENSI.

Syukur, Syamzan. 2015. “Sistem Pemerintahan Kedatuan Luwu dalam Kurun Periode I Lagaligo (Abad IX-XIII).”

Rihlah 3(1): 25–34. doi.org/10.24252/rihlah.v3i01.1358.

Taniardi, Putri Novita. 2009. “Sumbangan Antropologi dalam Penelitian Arkeologi.” Papua 1(2): 25–37.

doi.org/10.24832/papua.v1i2.121.

Wahyudin, Larisa Pradisti, Sumarsono, dan Siti Zulaikha Wulandari. 2012. “Dimensi Religiusitas dan

Pengaruhnya terhadap Organizational Citizenship Behavior (Studi pada Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto).” JP FEB UNSOED 2(1): 1–13. http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/view/177.

Wajidi, Wajidi. 2016. “Inskripsi Pernyataan Kematian pada Kompleks Makam Qadhi Jafri, Sosok Ulama dan Ahli

Waris Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.” Amerta 34(1): 49. doi.org/10.24832/amt.v34i1.75.

Wardaninggar, Bernadeta Kuswarini. 2016. “Sebaran Potensi Budaya Prasejarah di Enrekang, Sulawesi

Selatan.” Kapata 12(2): 113–24. doi.org/10.24832/kapata.v12i2.326.

Yunus, Pangeran Paita. 2012. “Makna Simbol Bentuk dan Seni Hias pada Rumah Bugis Sulawesi Selatan." Panggung 22(3):267-82. dx.doi.org/10.26742/panggung.v22i3.76.