BUKTI AWAL PERSEBARAN BUDAYA AUSTRONESIA DI SESE, SULAWESI BARAT: TINJAUAN BERDASARKAN DATA ARKEOLOGI
Main Article Content
Abstract
Penelitian terhadap sebaran situs-situs dengan indikasi tinggalan arkeologis dari bangsa penutur bahasa Austronesia di Mamuju selama ini fokusnya di sepanjang daerah aliran sungai Karama. Sejumlah situs di daerah aliran Sungai Simboro juga mengandung data arkeologi semacam, tetapi belum ada penelitian arkeologi yang dilakukan di sini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persebaran budaya Austronesia di daerah aliran Sungai Simboro, terutama di kawasan Sese. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei arkeologi di lima situs terbuka yaitu, Gattungan, Demmanapa, Koronganak, Talopi, dan Kayu Colo, serta perekaman koordinat situs-situs memakai global positioning system. Selanjutnya, titik-titik koordinat diolah untuk membuat peta sebaran situs menggunakan software pemetaan geographic information system. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka dan arsip, serta wawancara terbuka terhadap tokoh-tokoh masyarakat lokal. Analisis data survei dilakukan secara makroskopis, serta perbandingan analogis dengan data etnografi dan kajian sumber sejarah. Hasil survei di kelima situs terbuka tersebut adalah data arkeologis berupa fragmen gerabah, fragmen keramik, beliung, batu ike (bark-cloth beater), lumpang batu, manik-manik, artefak logam, dan cangkang kerang. Fragmen gerabah ditemukan di kelima situs di Sese. Fragmen keramik ditemukan di empat situs, kecuali situs Koronganak. Alat batu ditemukan di situs-situs Gattungan, Demmanapa, dan Kayu Colo. Perhiasan berupa manik-manik ditemukan di situs-situs Gattungan dan Kayu Colo. Peralatan logam dan cangkang kerang ditemukan di situs-situs Gattungan dan Kayu Colo. Variabilitas data arkeologi dan etnografi menunjukkan karakter budaya neolitik dari masa prasejarah berlanjut hingga ke masa sejarah di kawasan Sese, dan merupakan bukti signifikan kehadiran bangsa penutur bahasa Austronesia di daerah aliran sungai Simboro.
Many sites in the Simboro River basin provide potential archaeological remains of the Austronesian-speaking peoples, but no research has been carried out there. This research aims to understand the spread of Austronesian culture in the Simboro River basin, specifically in the Sese region. Primary data collection was carried out by archaeological surveys at five open sites i.e., Gattungan, Demmanapa, Koronganak, Talopi, and Kayu Colo. Secondary data was collected through library and archive studies, and open interviews with local community figures. Archaeological data was analysed macroscopically, supported by analogical comparisons with ethnographic data and historical source studies. The survey yielded potsherds, stone tools including hand adzes, bark-cloth beaters, stone mortars, beads, metal artifacts, and shells. The variability of archaeological and ethnographic data shows that the neolithic cultural characteristics from the prehistoric period continued into the historical period in the Sese area and is significant evidence of the presence of Austronesian-language speakers in the Simboro River basin.
Article Details
References
Anggraeni. 2012. “The Austronesian Migration Hypothesis as seen from Prehistoric Settlements on The Karama River, Mamuju, West Sulawesi.” PhD Thesis. Canberra: Australian National University.
Anggraeni. 2022. “Early Metal Age Settlement at The Site of Palemba, Kalumpang, Karama Valley, West Sulawesi.” Asian Perspectives 61(1): 92–111. doi: 10.1353/asi.2022.0004.
Anggraeni, Truman Simanjuntak, Peter Bellwood, Philip Piper. 2014. “Neolithic Foundations in The Karama Valley, West Sulawesi, Indonesia.” Antiquity 88(341): 740–756. doi: 10.1017/S0003598X00050663
Bellwood, Peter. 2000. Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago. Canberra: ANU Press.
Bellwood, Peter. 2005. First Farmers: The Origins of Agricultural Societies. Oxfor: Blackwell.
Deng, Zhenhua, Hsiao-chun Hung, Mike T. Carson, Adhi Agus Oktaviana, Budianto Hakim, dan Truman Simanjuntak. 2020. “Validating Earliest Rice Farming in The Indonesian Archipelago. Scientific Reports 10(1): 10984. doi: 10.1038/s41598-020-67747-3
Fadillah, Muhammad Ali. 1998. “Arkeologi dan Sejarah Sulawesi Selatan: Perspektif Ruang Sosial-Budaya.” Walennae 1(1): 5–29.
Fakhri, Suryatman, Budianto Hakim, dan R. Sardi. 2015. “Exploring of Prehistoric Sites in The Karama Watershed, West Sulawesi, Indonesia: From Early Occupation until The Metal Age.” Journal of Indo-Pacific Archaeology 39: 18–24. doi: 10.7152/jipa.v39i0.14786
Hadimuljono. 1992. “Riwayat Penyelidikan Prasejarah di Indonesia.” 50 Tahun Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional. pp. 27–62. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hakim, Budianto dan Tim Penelitian. 2011. Laporan Penelitian Arkeologi Siitus Bukit Kamansi, Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
Kadir, H. 1986. “Batu Ike, Alat Teknologi Tradisional di Sulawesi Tengah.” Pertemuan Ilmiah Arkeologi, Cipanas 3-9 Maret 1986: Ringkasan Makalah. pp. 22–23. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Mansyur, Syahruddin. 2007. “Sumbangan Penelitian Arkeologi bagi Pembangunan Daerah Maluku.” Kapata Arkeologi Edisi Khusus: 80-100. doi.org/10.24832/kapata.v0i0.50
Matsumura, Hirofumi and Marc F. Oxenham. 2014. “Demographic Transitions and Migration in Prehistoric East/Southeast Asia through The Lens of Nonmetric Dental Traits.” American Journal of Physical Anthropology 155(1): 45–65. doi: 10.1002/ajpa.22537.
Moor, J. H. (1837). Notices of The Indian Archipelago, and Adjacent Countries: Being a Collection of Papers Relating to Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine Islands, Sulus, Siam, Cochin China, Malayan Peninsula, Etc. KITLV, Digital Collection. https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/132729
Nasruddin. nfn. 2003. “Menengok Kampung Neolitik Minanga Sipakko di Pedalaman Kalumpang.” Walennae 6(2): 27–34. doi: 10.24832/wln.v6i2.166.
Nurkidam, A. dan Hasmiah Herawaty. 2019. Arkeologi sebagai Suatu Pengantar. ParePare: CV. Kaaffah Learning Center.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. 2021. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat No. 3 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020-2040. https://jdih.sulbarprov.go.id/peraturan/PERDA NOMOR 3 TAHUN 2021.pdf
Simanjuntak, Truman. 1994. “Kalumpang: Hunian Sungai Bercorak Neolitik Paleometalik di Pedalaman Sulawesi Selatan.” Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia 17.
Simanjuntak, Truman. 2006. “Indonesia–Southeast Asia: Climates, Settlements, and Cultures in Late Pleistocene.” Comptes Rendus Palevol 5(1–2): 371–379. doi.org/10.1016/j.crpv.2005.10.005
Simanjuntak, Truman. 2015. “Progres Penelitian Austronesia di Nusantara.” Amerta 33(1): 25–44. doi.org/10.24832/amt.v33i1.211
Simanjuntak, Truman., Muhammad Irfan Mahmud, dan Muhammad Fadlan S. Intan. 2007. Laporan Penelitian Arkeologi: Arkeologi dan Etnografi Kalumpang, Sulawesi Barat. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
Simanjuntak, Truman dan Harry Widianto. 2012. “Prasejarah.” In Taufik, A. ed. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 1. Bandung: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.
Somba, Nani dan Tim Penelitian. 2012. Laporan Penelitian Arkeologi Situs Bukit Kamansi, Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
Suantika, I Wayan. 2007. “Dua Buah Arca Perwujudan Koleksi Museum Siwalima Ambon.” Kapata Arkeologi, 3(5): 28-48. doi.org/10.24832/kapata.v3i5.67
Wardaninggar, Bernadeta A.K. 2010. “Situs Permukiman dan Deskripsi Suku Terasing To Bunggu di Mamuju Utara, Sulawesi Barat.” Naditira Widya 4(1): 52-59. doi.org/10.24832/nw.v4i1.132
Wardaninggar, Bernadeta A.K., nfn Hasanuddin, dan Muhammad Nur. 2019. “Artefak Batu Serpih Situs Buttu Batu, Perbandingannya dengan Industri Alat Batu di Pulau Sulawesi.” Jurnal Ilmu Budaya, 7(2), 334–345.
Widianto, Harry dan Sofwan Noerwidi. 2019. “Diaspora Austronesia di Indonesia Berdasarkan Tinggalan Rangka Manusia.” Proceedings Seminar Nasional Arkeologi. pp. 1–18. doi: 10.24164/prosiding.v3i1.2