KAJIAN ELEMEN ESTETIS DAN SIMBOLIS CANDRASENGAKALA PADA TAMANSARI GUA SUNYARAGI DI CIREBON
Main Article Content
Abstract
Candrasengkala atau kronogram sudah dikenal oleh masyarakat di Jawa sejak zaman Hindu di Nusantara.
Candrasengkala merupakan tetenger atau pengingat suatu peristiwa penting, seperti kelahiran, kematian, dan sebagainya. Dalam candrasengkala digunakan bentuk visual figur binatang yang diambil dari cerita pewayangan atau mitologi India. Binatang-binatang ditampilkan dengan pengolahan visual berupa gambar, relief, dan patung. Masing-masing figur binatang tersebut mengandung watak angka tahun dan makna simbolis. Hingga sekarang masih sedikit penelitian yang mengkaji candrasengkala di Tamansari Gua Sunyaragi di Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen estetis dan simbolis figur binatang pada candrasengkala yang terdapat di Tamansari Gua Sunyaragi, di Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan kajian deskriptif terhadap aspek tangible Tamansari Gua Sunyaragi berupa figur-figur binatang yang dilandasi mitologi India. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa material batu dan batu karang diolah menjadi karakter-karakter figur gajah, burung garuda, dan ular, sehingga tampilan visualnya membentuk “candrasengkala”, sekaligus sebagai cuplikan kisah
dari cerita pewayangan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa candrasengkala merupakan salah satu bentuk seni rupa Nusantara dan kreativitas kearifan lokal. Keberadaanya dapat menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan karya seni rupa, desain, dan kriya Nusantara ke depan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tentang kajian binatang-binatang mitologis dalam candrasengkala di Tamansari Gua Sunyaragi.
The Javanese are familiar with “candrasengkala” or chronogram which developed in Nusantara since the Hindu era.
The “candrasengkala” is a “tetenger” or a reminder of important occurrences, such as birth, death, etc. “Candrasengkala” often uses visual forms of animal figures drawn from “wayang” stories or Indian mythology. Animals are featured with visual processing into depictions of figures, reliefs, and sculptures. Each animal figure contains disposition number of years and bears symbolic meanings. Until today there is little research that focuses on “candrasengkala” in Tamansari Gua Sunyaragi in Cirebon. This study aims to determine the aesthetic and symbolic elements of animal figures in “candrasengkala” at Tamansari Gua Sunyaragi, in Cirebon, West Java. This research is a descriptive study of the tangible aspects of Tamansari Gua Sunyaragi in the form of animal figures based on Indian mythology. The study resulted that stone and coral materials are processed into figures of elephants, eagles, and snakes, thus the visual appearance forms a "candrasengkala", as well as snippets of “wayang” stories. Therefore, it is understood that “candrasengkala” is a form of Nusantara art and creativity of local wisdom. Its existence can be a source of inspiration in the future development of Nusantara fine arts, designs and crafts. This research may be used as a reference for further studies of mythological animals in “candrasengkala” at Tamansari Gua Sunyaragi.
Article Details
References
Adi, Febrian Wisnu Adi. 2013. “Sengkalan, makna penanda dalam bentuk kalimat atau gambar indah sebagai
bahasa komunikasi seni.” Corak 2(2):70–75. doi: 10.24821/corak.v2i2.2336.
Andayani , Firda Rasyidian dan Yuswadi Saliya,. 2019. “Spatial principles and ornamentation on water garden
relics of Kesultanan Cirebon case study: Witana Water Garden, Pakungwati Water Garden, and Sunyaragi
Water Garden.” Riset Arsitektur (RISA) 3(04):363–80. doi: 10.26593/risa.v3i04.3520.363-380.
Asteja, Mustaqim. 2016. Nawawarsa Kendi Pertula - PUSTAKA CIREBON Kumpulan Makalah Kendi Pertula.
Cirebon.
Behrend, Timothy E. 1984. “Kraton, Taman, Mesjid: A brief survey and bibliographic review of Islamic antiquities
in Java.” Indonesia Circle. School of Oriental & African Studies. Newsletter 12(35):29–55. doi:
1080/03062848408729594.
Bratakesawa, Raden. 1980. Keterangan Candrasengkala. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Daliman, A. 2012. Makna Sengkalan sebagai Dinamika Kesadaran Historis. Yogyakarta: Ombak.
Ekadjati, Edi S. 2005. Sunan Gunung Jati - Penyebar Dan Penegak Islam Di Tatar Sunda. Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya.
Gazali, Muhammad. 2017. “Lukisan prasejarah Gua Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan: Kajian
simbol S.K. Langer.” Imaji 15(1):57-67. doi: 10.21831/imaji.v15i1.13886.
Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia.
Kusdiwanggo, Susilo. 2017. “Membaca dualism-antithesis dan dualism-harmony sebagai dasar memahami
konsensus ruang nusantara.” Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6:93-100. doi:
32315/ti.6.i093.
Listya, Ariefika, and Dendi Pratama. 2019. “Sengkalan memet : A chronogram visualized by Javanese through
many stages of symbolizations.” In 3rd International and Interdisciplinary Cenference on Arts Creation and
Studies (IICACS):34–42.
Lombard, Denys. 2005. NUSA JAWA: SILANG BUDAYA - Bagian 3: Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris.
cetakan ke. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Paramarini, W.S. Fransiska dan Kamal A. Arief. 2019. “Wadasan as an architectural element in Gua Sunyaragi
Water Park, Cirebon.” Riset Arsitektur (RISA) 3(01):51–70. doi: 10.26593/risa.v3i01.3177.51-70.
Pujianto, Franseno. 2012. “Desain lansekap taman sari objek studi: Goa Sunyaragi Cirebon.” Laporan Penelitian,
LPPM-UNPAR. Bandung: Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan.
Purnomo, Agus Dody; Ardianto Nugroho; Anggoro Cipto Ismoyo. 2021. “Sengkalan memet pada Cagar Budaya
Cirebon.” Jurnal Rupa 5(2):81. doi: 10.25124/rupa.v5i2.2819.
Rosmalia, Dini, and L. Edhi Prasetya. 2017. “Kosmologi Elemen Lanskap Budaya Cirebon.” Seminar Ikatan
Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (1):73–82. doi: 10.32315/sem.1.b073.
Rusyanti. 2013. “Peranan Tan Sam Cai Kong dalam Sejarah Cirebon.” Purbawidya 2(1):105–17.
Sudadi. 2018. Sengkalan--Angka Tahun dibalik Ungkapan Jawa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Sulendraningrat, Pangeran Sulaiman. 1985. Sejarah Cirebon. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala,
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Yudoseputro, Wiyoso. 2008. Jejak-Jejak Tradisi Bahasa Rupa Indonesia Lama. Jakarta: Yayasan Seni Visual
Indonesia - IKJ.
Yustana, Prima. 2016. “Gajah dalam terakota Majapahit.” Dewa Ruci 7(1):102–14.
Zuhdi, Susanto. 1996. Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra -- Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.