LEKSIKON, BENTUK DAN FUNGSI RUANG, SERTA MAKNA ORNAMEN RUMAH ADAT BANJAR “BUBUNGAN TINGGI”

Main Article Content

Eka Suryatin
Derri Ris Riana
Rissari Yayuk
Jahdiah
Budi Agung Sudarmanto

Abstract

Rumah adat Banjar “Bubungan Tinggi” mempunyai bentuk dan bagian-bagian khas yang berbeda dari rumah adat yang lainnya. Meskipun penelitian tentang rumah adat Banjar sudah banyak dilakukan, belum ada yang membahas leksikon-leksikon rumah adat “Bubungan Tinggi” dalam kajian ilmu etnosemantik secara khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi suatu benda berdasarkan sosial kultural masyarakat penutur bahasa. Secara lebih rinci adalah memahami penggambaran leksikon konstruksi utama bangunan “Bubungan Tinggi” berdasarkan bentuk dan fungsi, wujud leksikon ruangan rumahnya. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan teknik identifikasi sesuai dengan aspek yang diteliti, menyeleksi data, mengklasifikasi, menyesuaikan data, membahas, dan terakhir menyimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah “Bubungan Tinggi” bercirikan arsitektur rumah panggung, dengan bubungan atap yang tinggi, serta memiliki dua anjung di bagian kiri dan kanan bangunan. Konstruksi utama bangunan memiliki bentuk dan fungsi masing-masing yang khas yang tampak pada leksikon tihang, lantai, lalungkang, lawang, lis, tawing, tataban, atap, dan tangga. Leksikon lain yang signifikan tampak pada bentuk dan fungsi ruangan-ruangannya, yaitu palatar, panampik, palidangan, anjung, padapuran. Selanjutnya, motif ukiran flora dan kaligrafi yang digunakan dalam ornamen rumah “Bubungan Tinggi” pun mempunyai leksikon, dengan makna simbolis sebagai bagian dari makna semantis yang melambangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Banjar. Leksikon”Bubungan Tinggi” perlu diperkenalkan kembali kepada masyarakat khususnya generasi muda, sebagai upaya untuk merevitalisasi kembali rumah adat dan maknanya, agar tidak punah dan tergantikan dengan rumah-rumah modern.

The Banjar traditional house "Bubungan Tinggi" has distinctive shapes and parts that are different from other traditional houses. Although much research has been done on Banjar traditional houses, none has discussed the lexicons of “Bubungan Tinggi,” in the study of ethnosemantics particularly. This research aims to determine the description of an object based on the socio-culture of its language speakers. A more elaborate objective is to understand the lexicon depiction of the main construction of the "Bubungan Tinggi" based on the form and function, as well as the lexicon of space within the house. The research uses a qualitative descriptive method, where data collection was carried out by interviews, observation, and literature study. Data processing was carried out using identification techniques according to the aspects studied, selecting data, classifying, adjusting data, discussing, and finally inferring. The study resulted that the "Bubungan Tinggi" house is characterized by the architecture of a stilt house, with a high roof, and has two annexes each on the left and right of the building. The main construction of the building has its distinct form and function which can be seen in the lexicon of pillars, floors, windows, doors, frames, walls, plinths, roofs, and stairs. Other significant lexicons are seen in the form and function of the rooms, which refer to the terrace, small room, family room, annex, and kitchen. Furthermore, the floral and calligraphic carving motifs used in the “Bubungan Tinggi” house ornaments also have lexicons, with symbolic significance as part of the semantic meaning that refers to the socio-cultural life of the Banjar people. The lexicons of "Bubungan Tinggi" of the Banjar traditional house need to be reintroduced to the public, especially the younger generation, as an effort to revitalize the traditional house and its meaning; hence the “Bubungan Tinggi” will not become extinct and is replaced by modern houses.

Article Details

How to Cite
Eka Suryatin, Derri Ris Riana, Rissari Yayuk, Jahdiah, & Budi Agung Sudarmanto. (2024). LEKSIKON, BENTUK DAN FUNGSI RUANG, SERTA MAKNA ORNAMEN RUMAH ADAT BANJAR “BUBUNGAN TINGGI”. Naditira Widya, 16(2), 149–164. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/nw/article/view/5637
Section
Articles

References

Alkausar, A. dan M.B. Susetyarto. 2019. "Analisis Kondisi Kenyamanan Termal pada Ruangan dalam Rumah Banjar Balai Bini di Tepian Sungai Kuin Utara, Banjarmasin." Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti 4(2): 91–97.

Alnizar, F. 2019. "Pretext for Religious Violence in Indonesia: An Anthropolinguistic Analysis of Fatwas on Ahmadiyya." Studia Islamika 26(3): 417–444.

Anshari, I. B. Dede, Tirtayasa, Triyadi, Kemal. 2017. “Kajian Etnosemantik dalam Toponimi” dalam Teknologi Bahasa dan Budaya dalam Penelitian Leksikologi dan Leksikografi. Makalah diterbitkandalam Prosiding Seminar Internasional Leksikologi dan Leksikografi 64.

Aqli, W. 2011. "Anatomi Bubungan Tinggi sebagai Rumah Tradisional Utama dalam Kelompok Rumah Banjar." Jurnal Arsitektur NALARs 10(1): 71–82.

Ciputra, W. 2022. Rumah Adat Kalimantan Selatan: Nama, Sejarah, dan Makna Filosofinya. Kompas.Com.

Dahliani. 2014. “Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin.” Modul 14(1): 1–10.

Dewanto. 2018. "Bentuk, Fungsi, dan Makna Leksikon “Kabumeh” Pada Masyarakat Keturunan Madura di Menganti, Gresik. " Jurnal Kebudayaan 13(2): 149–160.

Fadillah, F. dan Caturias, R. 2006. “Struktur Bangunan”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pokok dari Mata Kuliah Struktur bangunan. Pendidikan Teknik Arsitektur Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Franciska, B., dan Wardani, L. K. 2014. "Bentuk , Fungsi , dan Makna Interior Rumah Adat Suku Tolaki dan Suku Wolio di Sulawesi Tenggara." Jurnal INTRA 2(2): 688–701.

Ghufar, A. M., dan Suhandano, S. 2022. "Penamaan Semantis dan Pandangan Budaya pada Jajanan Pasar Jawa Barat." Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 5(3): 537–554. https://doi.org/ 10.30872/diglosia.v5i3.427

Hanifiah, P. 2022. Mengenal Filosofi Rumah Adat Kalimantan Selatan dan Keunikannya. Rumah.Com.

Hartatik. 2016a. "Eksistensi Rumah Rumah Adat Banjar dalam Pembangunan Berkelanjutan." Naditira Widya 10(2): 145-158 https://doi.org/10.24832/nw.v10i2.127

Hartatik. 2016b. "Model Strategi Pengelolaan Rumah Adat Banjar di Teluk Selong Ulu." Naditira Widya 9(2): 147-164. https://doi.org/10.24832/nw.v9i2.126

Higgins, N. 2022. “Indigenous Intangible Cultural Heritage.” LAWS 11(47): 2-15. https://doi.org/10.3390/ laws11030047

Hikmansyah. 2016. "Bentuk dan Fungsi Rumah Sasadu sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat Sahu Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara". Arsitektur Prosiding Seminar Nasional Sustainable Architecture And Urbanism 2016: 68–83.

Huzairin, M. D., dan Oktaviana, A. 2021. "Typology of foundation in Banjar Traditional Architecture: The Solution for House Foundation in

Swamp Land in Banjarmasin." IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 780(1): 1-9. https://doi.org/10.1088/1755-1315/780/1/012024

Ideham, S. dkk. 2005. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

Louis, M. 2015. "Fungsi dan Makna Ruang Pada Rumah Adat Mbaru Niang Wae Rebo." Intra 3(2), 580–585.

Lumempouw, F., Rambing, R. R., dan Mantiri, E. 2021. "Lexicon Symbolic Meaning in Building Houses Tradition on Building Materials Selection as Local Wisdom in Minahasa Tombulu Area." Linguistics and Culture Review 5(S4): 1500–1507. https://doi.org/10.21744/lingcure.v5ns4.1885

Mentayani, Ira. 2008. "Analisis Asal Mula Arsitektur Banjar Studi Kasus : Arsitektur Tradisional Rumah Bubungan Tinggi." Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 10(1): 1–12.

Moleong, L. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nancy, Y. 2022. Mengenal Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan & Keunikannya. Tirto.Id https://tirto.id/mengenal-rumah-adat-banjar-kalimantan-selatan-keunikannya-goAy. (dikutip 15 September 2022).

Nursugiharti, T. 2020. "Struktur, Fungsi, dan Makna Simbolis Tata Ruang Rumah Tradisional Rejang sebagai Bahan Bacaan Literasi." Batra 06(2):124–134.

Potabuga, Y. F. (2020). "Pendekatan Antropologi Dalam Studi Islam." Transformatif 4(1): 19–30. https://doi.org/10.23971/tf.v4i1.1807

Razak, H. 2019. "Identifikasi Kondisi Termal Pada Bangunan Tradisional Studi Kasus: Rumah Bubungan Tinggi di Martapura." Jamang: Jurnal Arsitektur Manusia dan Lingkungan 1(1): 2656–7180. https://journal.umbjm.ac.id/index.php/jamang

Roswyda, Mina Ayu. 2002. "Redesain Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Dengan Penekanan Konsep pada Arsitektur Tradisional Banjar". Tugas Akhir. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Universitas Islam Indonesia

Sari, S.M. dan Melinda S. 2004. "Aplikasi Pengaruh Islam Pada Interior Rumah Bubungan Tinggi Di Kalimantan Selatan." Dimensi Interior 2(22): 121-133.

Sadono, S., dan Endriawan, D. 2021. "Jejak Akulturasi Budaya Jawa Dan Kalimantan Di Taman Purbakala Candi Agung Di Amuntai, Kalimantan Selatan." Naditira Widya 15(2): 87–98. https://doi.org/10.24832/nw.v15i2.462

Saphira, N. 2014. "Klasifikasi Bentuk Lingual Leksikon Makanan dan Peralatan dalam Upacara Adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Kabupaten Bandung." Bahtera Sastra: Antologi Bahasa Dan Sastra Indonesia (1): 1–8.

Seman, S. 1982. Rumah Adat Banjar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Saharudin dan Syarifuddin, S. 2012. "Kategori dan Ekspresi Linguistik dalam Bahasa Sasak pada Ranah Pertanian Tradisional: Kajian Etnosemantik. " Adabiyyat XI(1): 26--52.

Vidal Herrera, A., & María Alarcón, A. 2014. "Organización cultural de la enfermedad y estructuras semánticas: Enfermedades músculo-esqueléticas de la población mapuche de Chile." AIBR Revista de Antropologia Iberoamericana 9(1): 35–52. https://doi.org/10.11156/aibr.090103

Wardoyo, C., dan Sulaeman, A. 2017. "Etnolinguistik Pada Penamaan Nama-Nama Bangunan di Keraton Yogyakarta.".Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam 14(1): 55–76. https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1791

Wasita. 2017. “Merajut Budaya Banjar di Karangintan dengan Tinggalan Arkeologi Rumah Adat Berdenah Simbol Cacak Burung.” Hlm 72-123 dalam Menggamit Rumah Adat Banjar, editor Prof (Ris.) Bambang Sulistyanto, M.Hum. Yogyakarta: Ombak.

Wibowo, A. P. 2021. "Pemodernan Atap Rumah Tradisional Jawa sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal." Sinektika: Jurnal Arsitektur 18(2): 141–147. https://doi.org/10.23917/sinektika.v18i2.15337

Wongthai, N. 2019. "Taste Terms in the Patani Malay Ethnic Group." Manusya 22(2): 156–175. https://doi.org/10.1163/26659077-02202003

Yayuk, R. 2018. "Leksikon Pengungkap Karakteristik Budaya Sungai Masyarakat Banjarmasin dan Nagara: Telaah Etnosemantis.” Naditira Widya 12(2): 131-146. https://doi.org/10.24832/nw.v12i2.312

Yuniar, S. E., Saputri, T. A., dan Widyaswari, M. A. 2022. "Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat Bubungan Tinggi Desa Teluk Selong Ulu." Prosiding Seminar Nasional Matematika 5: 431–441. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/