POTENSI TINGGALAN ARKEOLOGI DAN PARIWISATA DI KEPULAUAN SANGIHE, PROVINSI SULAWESI UTARA
Main Article Content
Abstract
Sebagai daerah terdepan negara Indonesia, Sangihe menyajikan sumber daya arkeologi yang belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini wajar karena para peneliti yang fokus pada kebudayaan jarang memperhatikan tinggalantinggalan
arkeologis yang ditemukan di kawasan perbatasan. Tulisan ini memaparkan potensi tinggalan arkeologis di
Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berada di kawasan utara Pulau Sulawesi yang berbatasan dengan kawasan selatan
negara Filipina. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan arkeologis dengan mengkaji tinggalan-tinggalan bendawi
seperti kapal karam, rumah kuno, makam, dan keramik kuno, serta didukung pendekatan etnohistoris yang menekankan
pada data etnografi dan arsip sejarah. Penelitian ini bersifat eksploratif dan pengumpulan data dilakukan dengan penyelaman di perairan Sangihe. Hasil penelitian adalah identifikasi dan deskripsi tinggalan arkeologis di kawasan kepulauan Sangihe
yang menunjukkan kawasan tersebut adalah pintu gerbang utara dalam konteks penyebaran kebudayaan ke kepulauan
Nusantara, serta pemanfaatan potensi tinggalan arkeologis untuk pariwisata. Selanjutnya, diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian.
As the frontier region of Indonesia, Sangihe presents archaeological resources that have not yet known by the public. Such circumstance is understandable since researchers who focus on culture rarely pay attention on archaeological remains discovered in the border regions. This paper describes the potential of archaeological remains in Kabupaten Kepulauan Sangihe on the northern region of Island Sulawesi that borders with the southern region of the Philippines. This
research was conducted using an archaeological approach by examining material remains such as shipwrecks, ancient houses, tombs, and ancient ceramics, and supported by an ethnistorical approach emphasising on the study of ethnography
and historical archives. This is an explorative research and data collection is carried out by diving in Sangihe waters. The
results of this investigation are identifications and descriptions of archaeological remains in the Sangihe archipelago that suggest the region as the northern gate in the context of culture distribution into Nusantara, as well as the use of potential archaeological remains for tourism. Further, this present study is expected to be a reference for future projections.
Article Details
References
Anonim. 1901-1943 . Kontrak Taboekan No. 80.
Arsip Nasional Republik Indonesia.
Anshori, F. Sandy, D. K. Bagagarsyah, S. K. A.,
Destrianto, M., Khoir, M. D., Rachmadiena,
S. A., Aziz, F., Rabbani, A., Dhanwani, N.
D., Arma, A. P., Gusfa, N. N., Budiansyah,
M. 2017. “Inventarisasi Potensi Tinggalan
Budaya Arkeologi Maritim di Kabupaten
Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi
Utara Abad 18-20 Masehi.” Laporan
Penelitian Himpunan Mahasiswa Arkeologi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Ardiwidjaja, R. 2017. “Pelestarian Tinggalan
Budaya Bawah Air: Pemanfaatan Kapal
Karam Sebagai Daya Tarik Wisata Selam.”
Amerta 35 (2): 133-148.
Ashmore,W. dan Sharer, R. J. 2009. Discovering
Our Past: A Brief Introduction to Archaeology.
New York: The McGraw-hill Companies, Inc.
Bagagarsyah, S. K. A., Sandy D.W., Rozmuri, F.,
Khoiru, M. D., dan Huddin, H. 2016. MV.
“Boelongan Nederland: Konsep
Pengelolaan Wisata Selam Kapal Karam
Berdasarkan Pariwisata Berkelanjutan”.
Laporan Penelitian PKM PSH. Yogyakarta:
Kemetrian Riset dan Perguruan Tinggi.
Brilman, D. 2000. Kabar Baik di Bibir Pasifik.
Jakarta: Sinar Harapan.
Dhanwani, N. D. 2018. “Saling Rintang Antara Iman
dan Tradisi Nusa Utara.” Hlm. 57-64 dalam
Cerita dari Beranda Negeri. Yogyakarta:
Diandra Kreatif.
Hutama, M. H., Yudo, H., dan Iqbal, M. 2016.
“Analisa Kelelahan Rantai Jangkar dengan
Menggunakan Metode Elemen Hingga.”
Jurnal Teknik Perkapalan 4 (3): 638-648.
Lifton, R. J. dan Eric, O. 1974. Symbolic
Immortality: Living and Dying. London: Wild
Wood House.
Noviandra, G. P. 2014. “Strategi Pelestarian Situs
Kapal Tenggelam Indonor di Kepulauan
Karimunjawa.” Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Nugroho, S. A. 2005. “Arsitektur Gedung Gereja
Kristen Jawa Kudus: Tinjauan Aspek
Bentuk dan Simbol.” Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Nurrochsyam, M. W. 2012. “Humanisme dalam
Tradisi Kubur Batu Megalitik di Sumba, Nusa
Tenggara Timur.” Kalpataru 21 (1): 9-19.
Ojong, P. K. 2009. Perang Pasifik. Jakarta:
Penerbit Kompas
Prasetyo, B. 2015. Megalitik, Fenomena yang
Berkembang di Indonesia. Yogyakarta:
Galangpress.
Pratama, H. R. 2018. “Proses Pembentukan Data
Arkeologi Bawah Air Kapal Liberty di
Tulamben.” Berkala Arkeologi 38 (1): 59-78.
Soekiman, D. 2000. Kebudayaan Indis dan Gaya
Hidup Masyarakat Pendukung di Jawa Abad
XVIII - Medio Abad XX. Yogyakarta:
Yayasan Bentang.
Soejono, R.P. dan Leirissa R. Z. 2011.Sejarah
Nasional Indonesia I: Zama Prasejarah di
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tanudirjo, Daud Aris. “1989. Ragam Metode
Penelitian Arkeologi dalam Skripsi Karya
Mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah
Mada.” Laporan Penelitian Fakultas Ilmu
Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
Ulaen, Alex J. 2016. Nusa Utara dari Lintasan
Niaga ke Daerah Perbatasan. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Wulandha, A. 2014. “Perkembangan Fasilitas
Kesehatan Zending di Yogyakarta 1901-
” Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Zulfahri, M. W., Jannah, H., Bagagarsyah, S. K.
A., Hari, W. P., dan Ratnaningtiyas, W. 2015.
“Sejarah Budaya Semenanjung
Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur.”
Kalpataru 24 (2): 159-170.