TRADISI PENGOBATAN BATIMUNG DALAM MASYARAKAT BANJAR DAN DAYAK MERATUS DI KALIMANTAN SELATAN
Main Article Content
Abstract
Batimung dalam masyarakat Banjar dan Dayak Meratus lebih banyak dikenal untuk acara prosesi pernikahan dan sangat sedikit yang mengetahui bahwa batimung selain untuk kesehatan juga untuk pengobatan penyakit di antaranya
penyakit wisa (hepatitis). Oleh karena itu, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi pengobatan
batimung hidup dalam masyarakat Banjar dan Dayak Meratus. Tujuan penelitian ini akan menguraikan secara terperinci
keberadaan batimung Banjar dan Dayak Meratus sebagai warisan tradisi nenek moyang yang telah sejak lama di Kalimantan Selatan yang berdampingan dengan budaya modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi tentang tata cara pengobatan batimung dalam
masyarakat Banjar. Hasil penelitian memberi gambaran tentang pengobatan batimung dalam masyarakat Banjar dan
Dayak Meratus di Kalimantan Selatan.
The healing tradition of Batimung in the communities of Banjar and Dayak Meratus is recognised as part of a wedding ceremony, but only few knows that this tradition is benefitted also to cure hepatitis. Thus, a research question arises regarding the continuous existence of batimung in the communities of Banjar and Dayak Meratus today. The objective of this research was to understand how batimung healing tradition coexist with modern culture. This was a
descriptive-qualitative research which emphasised on observation and description on the procedure of batimung as a
healing therapy. Hence, the result provided a comprehensive information on batimung which has been practiced by the communities of Banjar and Dayak Meratus until today.
Article Details
References
Daud, Alfani. 1997. Islam dan Masyarakat Banjar Deskripsi dan Analisis Kebudayaan Banjar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Damayanti, Devi. 2016. Meratus Nyanyi Sunyi di Pegunungan Borneo. Yogyakarta: Lemalera
Foster dan Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan (Terjemahan). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Muhaimin, Ag. 2001. Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon (terjemahan Suganda). Ciputat: Logos Wacan Ilmu.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Putri, Eka Rosdiana. 2015. “Tari Wanas Timungan Refleksi dan Budaya Batimung Masyarakat Kandangan Kabupaten Hulu Sungai
Selatan”. Skripsi. Banjarmasin: STKIP-PGRI Banjarmasin.
Rahmah, Siti. 2016. “Tradisi Batimung Menjelang Perkawinan di Daerah Sungai Pinang Lama, Kecamatan Sungai Tabuk”. Laporan
Penelitian Budaya. Banjarmasin: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin.
Ratna, Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Suriansyah, M. Jantra Kawi, H.Bachtiar Sanderta, dan Syamsiar Semar. 2015. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Yogyakarta: Ombak.
Supardi, Sudibyo, Sarjaini Jamal, dan Agnes M. Laupatty. 2003. “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Obat Tradisional
dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia”. Buletin Penelitian Kesehatan 31 (1): 25-32.
Tim Penyusun. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Museum. 1977. Adat Banjar: Batimung. Banjarbaru: Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Kalimantan Selatan.