ELEMEN PENTING DALAM LOGIKA PENELITIAN ARKEOLOGI KEBINEKAAN
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini ditujukan untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang operasional penelitian arkeologi dengan perspektif kebinekaan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan deskriptif-analitis. Deskripsi untuk menggambarkan langkah-langkah penelitian dan pengumpulan data, sedangkan analisis untuk mengetahui
logika pemikiran dan operasional penelitian keragaman. Hasilnya, penelitian arkeologi dengan perspektif kebinekaan harus
dilaksanakan berdasarkan variabel penelitian kebinekaan yang berbobot, dan dilakukan terhadap lebih dari satu situs yang mengandung temuan keragaman, yang berasal dari kronologi yang setara, serta terdapat relasi di antaranya. Oleh karena penelitian kebinekaan didasarkan pada rancangan induk dan program prioritas pemerintah di bidang kebudayaan, maka hasilnya ditujukan untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan sosial dan berbangsa masa sekarang.
This study focuses on establishing an archaeological research protocol which based on a perspective of diversity. The method used in this investigation was descriptive-analytical approach. Such descriptive approach was applied to illustrate the research steps and data collection, whereas analytical method might suggest the logic of thinking and research operational in a perspective of diversity. As a result, archaeological research with a diversity perspective should be conducted by valid variables of diversity perspective research, and performed on multiple sites containing diversity findings, originating from equivalent chronology, and existing relationships among them. Since diversity research was proposed based on the master plan and government priority programs of culture, the results are intended to be implemented in the social life and nation of the present.
Article Details
References
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2007. Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosia-Budaya. Yogyakarta: CRCS-UGM.
Aly, Abdullah. 2015. “Studi Deskriptif tentang Nilai-Nilai Multikultural dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam.” Jurnal Ilmiah Pesantren 1(1):9–24.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. “KBBI Daring”. Diunduh 10 Januari 2018, (https:// kbbi.kemdikbud.go.id).
Barliana, M.Syaom, dan Diah Cahyani. 2014. Arsitektur, Urbanitas, dan Pendidikan Budaya Berkota. Yogyakarta: Deepublish.
Bustamam, Ridwan. 2012. “Mengenal Ulama Melalui Inskripsi Keagamaan (Studi Kasus di Martapura Kalimantan Selatan).” Jurnal Lektur Keagamaan 10(2):373–406.
Chaeruddin. 1998. UU Kerajaan Kutai. Samarinda: Museum Negeri Tenggarong.
Cohen, Morris R. dan Ernest Nagel. 1993. An Introduction to Logic, editor John Corcoran. Indianapolis: Hackett Publishing Company, Inc.
Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Huda, Sokhi. 2008. Tasawuf Kultural: Fenomena Shalawat Wahidiyah. Yogyakarta: LKIS.
Jumarin, M. 2002. Dasar-Dasar Konseling Lintas-Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kasnowihardjo, Gunadi. 2016. “Kontribusi Hasil Penelitian Arkeologi dalam Program ‘Kebhinekaan sebagai Pemersatu Bangsa’: ‘Studi Kasus pada Situs Kubur Prasejarah di Pantai Utara Jawa Tengah.’” Berkala Arkeologi 36(2): 161–172.
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Maran, Rafael Raga. 2007. Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo.
Qomar, Mujamil. 2006. Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, editor Sayed Mahdi dan Setya Bhawono. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rema, Nyoman. 2012. “Dewa Tertinggi Siwa-Buddha: Studi Etno-Arkeologi.”Forum Arkeologi 25(1): 81–94.
Santiko, Hariani. 1997/1998. “Dinamika Masyarakat Masa Majapahit dan Dampaknya pada Kehidupan Beragama: Sebuah Studi Kasus.” Hlm. 133–150 dalam Proceedings Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Santiko, Hariani. 2013. “Toleransi Beragama Dan Karakter Bangsa: Perspektif Arkeologi.” Sejarah dan Budaya Tahun Ketujuh (1): 1–8.
Simanjuntak, Truman , Dwi Yani Yuniawati. Naniek Harkatiningsih, Endang Sri Hardiati, Sonny Wibisono, dan Fadhilla Arifin Aziz. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sudarmika, Gusti Made. 2001. “Tinggalan Arkeologi sebagai Salah Satu Wahana Pemersatu Unsur Bangsa.” Hlm. 283–295 dalam Proceedings EHPA Mencermati Nilai Budaya Masa Lalu dalam Menatap Masa Depan. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi.
Sukyadi, Didi. 2013. “Dampak Pemikiran Saussure bagi Perkembangan Linguistik dan Disiplin Ilmu Lainnya.” Parole 3(2): 1–19.
Sunarya, I.Nyoman. 2001. “Toleransi Kehidupan Keagamaan pada Masyarakat Bali Kuna.” Hlm. 411–420 dalam Proceedings EHPA Mencermati Nilai Budaya Masa Lalu dalam Menatap Masa Depan. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi.
Suparlan, Parsudi. 2003. “Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau Kebudayaan?.” Antropologi Indonesia (72): 24–37.
Tim Penyusun. 2003. Rancangan Induk Pusat Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi.
Wasita. 2011. “Beberapa Tinggalan Arkeologi di Kalimantan dalam Konteks Keragaman: Data Untuk Memperkokoh Kebangsaan.” Jejak-
Jejak Arkeologi (11): 94–107.
Widianto, Harry, and Retno Handini. 2003. “Karakter Budaya Prasejarah di Kawasan Gunung Batubuli, Kalimantan Selatan: Mekanisme Hunian Gua Pasca-Plestosen.” Berita Penelitian Arkeologi Balai Arkeologi Banjarmasin (12): 1-91.
Widodo, Joko dan Jusuf Kalla. 2014. “Visi Misi, dan Program Aksi Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”. Diunduh 20 Januari 2018, (https://abbah.yolasite.com/resources/VISIDAN MISI JOKOWI JK.pdf).
Wiradnyana, Ketut. 2017. “Indentifikasi Budaya Prasejarah dari Artefak di Situs Bukit Kerang Kawal Darat I.” Berkala Arkeologi Sangkakala
(2): 100–116.