CANDI PLANGGATAN DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH: BANGUNAN SUCI MILIK KAUM RSI
Main Article Content
Abstract
Penelitian terhadap Candi Planggatan belum banyak dilakukan oleh para ahli, maka dari itu dengan hadirnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih mengenai sejarah maupun aktivitas manusia masa lalu di Candi Planggatan. Secara administratif Candi Planggatan terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Candi ini tersusun atas tiga teras menghadap ke arah barat. Penelitian ini bertujuan mengungkap unsur apa saja yang menjadi penanda bahwa Candi Planggatan merupakan bangunan suci milik kaum rsi. Guna menjawab permasalahan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua tahap, yaitu metode pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data meliputi observasi dan kajian pustaka. Analisis yang digunakan ialah kualitatif dengan menggunakan teori simbol. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Candi Planggatan merupakan tempat suci bagi kaumrsi atau pertapa (karsyan) berbentuk mandala kedewaguruan. Rsi yang sangat mungkin sebagai tokoh agama di mandala Planggatan adalah Rama Balanggadawang dan Hyang Pununduh. Lebih lanjut kaumrsi dan pertapa yang tinggal dimandalaPlanggatan rupanya melakukan pemujaan terhadap Siwa dan Ganesa.
The research of Planggatan temple is still limited, therefore this paper is expected to contribute the history and activites of the human past in the temple. The temple is located in Berjo Village, Ngargoyoso District, Karanganyar Regency. The temple has three terraces. There two steps of methods are conducted in the study, data collection and analysis. Collecting data are obtain by observation and literature review, and for analyzing is using qualitative with symbol theory. It can be concluded that the Planggatan is a sacred place for the rsi or ascetic (karsyan), in the form of goddess mandala. Rsi who are very likely as the religious figures at the mandala of Planggatan are Rama Balanggadawang and Hyang Pununduh. Theremore, rsi and hermit who lived at the mandala of Planggatan apparently whorshiped to Siwa and Ganesa.
Article Details
References
Afriono, Rizky. 2011. “Identifikasi Komponen-komponen Bangunan Berundak Kepurbakalaan Situs Gunung Argopuro”. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Atmodjo, M.M. Sukarto K. 1983. “Punden Cemoro Bulus di Lereng Barat Gunung Lawu. Hlm. 325-335 dalam PIA III.Ciloto: Puslit Arkenas.
Bapedda Kabupaten Karanganyar. 2006. “Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar”. Diunduh 9 Februari 2017 (www.karanganyarkab.go.id).
Coedes, George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu-Buddha. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Darmosoetopo, Riboet. 1975/1976. Peninggalan Peninggalan Kebubayaan di Lereng Barat Gunung Lawu. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Darusuprapta. 1974. Pustaka Centhini: Ikhtisar Seluruh Isinya. Yogyakarta: Tanpa penerbit.
Ghazali, Adeng Muchtar. 2011.Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Bandung: Alfabeta Bandung.
Krom, N.J. 1920. Inlediding tot de Hindu-Javansche Kunst. Batavia: Martinus Nijhof.
Maulana, Ratnaesih. 1984. Ikonografi Hindu. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Maulana, Ratnaesih. 1996. “Perkembangan Seni Arca di Indonesia”. Laporan Penelitan. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Munandar, Agus Aris. 1990. “Kegiatan Keagamaan di Pawitra: Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14-5 M”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Munandar, Agus Aris. 2011. Catuspatha: Arkeologi Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Munandar, Agus Aris. 2013a. Istana dan Kaum Agamawan Dalam Masa Majapahit. Disampaikan dalam Seminar Nasional dengan Tema “Mengungkap Kebesaran Majapahit” pada tanggal 11 Oktober 2013 di Gedung Widya Sabha Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Munandar, Agus Aris. 2013b. Tak Ada Kanal di Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Munandar, Agus Aris. 2016. Arkeologi Pawitra. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Ngurah, Bagus Ida dan Ida Bagus Oka Windhu. 1982/1983. Sutasoma: Terjemahan dari Lontar. Denpasar: Seksi Dokumentasi dan Informasi, Taman Budaya Denpasar.
Purwanto, Heri. 2017. “Candi Sukuh Sebagai Tempat Kegiatan Kaum Rsi”. Berkala Arkeologi 37(1): 69-84.
Rahardjo, Supratikno. 2011. Peradaban Jawa: dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir. Jakarta: Komunitas Bambu.
Riana, I Ketut. 2009. Kakawin Desa Warnnana Uthawi Nagarakertagama: Masa Keemasan Majapahit. Jakarta: Gramedia.
Riyanto, Sugeng. 2016. Tondowongso: Tanda Peradaban Wangsa di Jawa Abad XI-XIII Masehi. Yogyakarta: Kepel Press.
Santiko, Hariani. 2005a. “Kehidupan Beragama Golongan Rsi di Jawa”. Hlm 126-139 dalam Hari-Hara: Kumpulan Tulisan Tentang Agama Veda dan Hindu di Indonesia Abad IVXVI Masehi. Depok: Universitas Indonesia.
Santiko, Hariani. 2005b. “Mandala (Kedewaguruan) pada Masyarakat Majaphit”. Hlm. 110-125 dalam Hari-Hara: Kumpulan Tulisan Tentang Agama Veda dan Hindu di Indonesia Abad IV-XVI Masehi. Depok: Universitas Indonesia.
Sedyawati, Edi, Agus Aris Munandar, Hasan Djafar, Taufik Abdulah, dan Adrian Bernad Lapian. 2012. “Dinasti, Agama, dan Monumen”, Indonesia. Hlm. 171-203 dalam Arus Sejarah, Kerajaan Hindu-Buddha. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Soekmono. 1974. “Candi: Fungsi dan Pengertiannya”. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tim Balai Arkeologi Yogyakarta. 1981. “Laporan Singkat Penelitian Arkeologi di Planggatan 1981”. Laporan penelitian. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
Tim Penyusun. 1989. “Pengolahan data Situs Planggatan, Desa Berjo, Kec. Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar”. Laporan penelitian. Jawa Tengah: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Tim Penyusun. 2005. “Situs Planggatan Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar”. Laporan Penggalian Penyelamatan. Jawa Tengah: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Triangga, Fitria Wardhani, Desrika Retno W. 2015. Prasasti dan Raja-raja Nusantara. Jakarta: Museum Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyudi, Deny Yudo, Slamet Sujud P.J., Agus Aris Munandar, Ninny Soesanti. 2014. ‘’Pusat Pendidikan Keagamaan Masa Majapahit”. Jurnal Studi Sosial 6 (2): 107-119.
Wojowasito, S. 1977. Kamus Kawi-Indonesia. Malang: CV. Pengarang.
Zoutmulder, P.J., dan I.R. Poedjawijatna. 1992. Bahasa Parwa I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.