TANDA VISUAL SURYA MAJAPAHIT DALAM RELIEF MASJID SEBAGAI KONSEP KOMUNIKASI VISUAL (Studi Kasus Relief Masjid Mantingan, Jepara, Jawa Tengah)
Main Article Content
Abstract
Islam di Nusantara telah mewujud menjadi kesatuan dan kekuatan tersendiri, ketika dihadapkan pada budaya rupa yang secara khas dan unik memiliki kedudukan pengucapan berkesenian. Hal menarik dalam konsep komunikasi visual adalah melihat dari bingkai budaya rupa, yaitu tanda visual Surya Majapahit. Realitas budaya rupa yang terjadi di Jawa walisongo menggunakan budaya rupa sebagai media dakwah. Budaya rupa tersebut dapat dilihat dari perwujudan relief, ornamen, wayang, dan masjid. Seiring perkembangan zaman, kini banyak penambahan ornamen pada bentuk arsitektur masjid, meskipun masih banyak juga yang tetap mempertahankan bentuk ornamen yang merupakan perpaduan antara gaya Islam dan Jawa. Wujud budaya rupa, yaitu lambang Surya Majapahit sebagai lambang Majapahit yang beragama Hindu, dapat dilihat pada Masjid Mantingan, Demak, Kudus, Cirebon, dan Sendangdhuwur Lamongan. Simbol Surya
Majapahit pada Masjid Mantingan menampakan wujud Surya Majapahit dengan bentuk diagram kosmologi dengan delapan sudut sinar matahari yang khas, tetapi simbol tersebut sering juga digambarkan seara abstrak, dan dipadukan dengan berbagai ornamen-ornamen didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan wujud dan nilai-nilai tradisi dalam lambang Surya Majapahit sebagai tanda visual; dan 2) Mengetahui tanda visual Surya Majapahit dalam relief masjid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sehingga penelitian ini menghasilkan data deskriptif berkaitan dengan bentuk budaya rupa yang digunakan sebagai tanda visual dan sarana media dakwah di Nusantara hasil penelitian menunjukkan bahwa relief Masjid Mantingan menggambarkan adanya tanda visual Surya Majapahit dalam bentuk
motif utama atau motif yang dianggap penting dikelilingi motif-motif pendukung mengarah pada delapan sudut sinar pancaran.
Islam in the Indonesian Archipelago has become a unity and strength of its own when faced with a visual culture that are typical and unique to the position of artistic pronunciation. Interestingly, the concept of visual communication is seeing from visual cultural frame, i.e. visual sign of Surya Majapahit. The reality of the visual occurred in Java, Walisongo used it as a media of da’wah. The visual culture can be seen from the embodiment of relief, ornament, wayang, and mosque. Presently, there are a lot of additional ornaments on the architectural form of mosque, although there are many of it still maintained the form of ornament which is a blend of Islamic style and Java. The form of visual culture, Surya Majapahit as the symbol of Majapahit Kingdom of Hindu, can be seen in some mosques, such as Mantingan, Demak, Kudus, Cirebon, and Sendangdhuwur Lamongan. Surya Majapahit at Mantingan Mosque shows the shape of a cosmological diagram with
eight distinct sunlight angles, but the symbol is often also depicted abstractly, and combined with various ornaments in it. This research aims to describe the form and values of tradition in the symbol of Surya Majapahit as a visual sign; and to reveal
the visual sign of Surya Majapahit in mosque relief. The method used in this research is a qualitative method, so this
research produces descriptive data related to the form of visual culture which is used as visual sign and medium of da’wah
in Indonesia. The result shows that the relief at Mantingan mosque describes the visual presence of Surya Majapahit in the
form of main motif or important motif that surrounded by supporting motifs lead to eight angles of radiance.
Article Details
References
Budi, Taufik. 2016. “Intip Kemegahan Masjid Beraksen Majapahit di Demak”. Diunduh 17 Agustus 2017. (http://economy.okezone.com/read/2016/07/01/470/1430967/intipkemegahan-masjid-beraksen-majapahit-didemak)
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. California: Sage Publication, inc.
————. 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diantika. 2012. “Menyusuri Jejak Majapahit di Masjid Agung Demak”. Suara Merdeka Cybernews, 23 Juli, hlm.13.
Graaf, H. J. de. 1987. Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I. Jakarta: Pustaka Grafiti Pers.
Gustami, SP. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hartojo dan Amen Budiman. 1982. Kompleks Makam Ratu Kalinyamat Mantingan-Jepara: Segi-Segi Sejarah dan Arsitektur. Semarang: Proyek Pengembangan Permuseuman Jawa Tengah.
Hayati, Chusnul, Dewi Yulianti, Sugiyarto. 2000. Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara Pada Abad XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional.
Kadir, Abdul. 1979. Risalah dan Kumpulan Data Tentang Perkembangan Seni Ukir Jepara. Jepara: Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara.
Kusen. 1985. Kreativitas dan Kemandirian Seniman Jawa dalam Mengolah Pengaruh Budaya Asing: Studi Kasus Tentang Gaya Seni Relief Candi di Jawa Antara Abad IXXVI Masehi. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Kebudayaan Proyek Penelitian
dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).
Marwati, Sri, Muh Arif Jati Purnomo, dan Ranang AS. 2013. IbM Batik Khas Mojokerto. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Munandar, Agus Aris. 2011. Catuspatha Arkeologi Majapahit cetakan I. Jakarta: Penerbit Wedatama Widya Sastra.
Pijper, G. 1985. Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950. Jakarta: UIPress.
Safi’i, Ali. 2017. Pemugaran Masjid Mantingan. Jepara:-
Salma, Irfa’ina Rohana. 2016. “Kajian Estetika Desain Batik Khas Mojokerto ‘Surya Citra Majapahit.’”Ornamen 9(2): 123–36.
Setiawan, Agus. 2009. “Ornamen Masjid Mantingan Jepara Jawa Tengah.” Tesis. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.
————. 2010. “Ornamen Masjid MantinganJepara Jawa Tengah.”Dewa Ruci 6(2):167–91.
Sidomulyo, Hadi. 2012. “Gravestones and Candi Stones. Reflections on the Grave Complex of Troloyo.” Bulletin de l’Ecole française
d’Extrême-Orient 99(1): 95–152.
Sjafi’i, Achmad. 1983. “Studi tentang Aspek Simbolis pada Relief Masjid Mantingan.” Skripsi. Yogyakarta: STSRI “ASRI” Yogyakarta.
Suharno. 2017. Identifikasi Relief Masjid Mantingan. Jepara: -
Supriyadi, Bambang. 2008. “Kajian Ornamen Pada Masjid Bersejarah Kawasan Pantura Jawa Tengah.” Enclosure 7(2): 106–21.
Tinarbuko, Sumbo. 2003. “Semiotika Analisis Tanda pada Karya Desain Komunikasi Visual.” Nirmana 5(1): 31–47.
Toekio M, Soegeng, Guntur, dan Achmad Sjafi’i. 2007. Kekriyaan Nusantara. Surakarta: ISI Press Surakarta.
Wicaksono, Satrio Arif, Thomas Hanandry Dewanto, dan Muh Bahruddin. 2015. “Perancangan Branding Trowulan Melalui Situs Purbakala sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Lokal.” Jurnal Art Nouveau 4(2): 351–360.