SARKOFAGUS DAN RITUAL SEDEKA ORONG DI SITUS AI RENUNG, SUMBAWA
Main Article Content
Abstract
Situs Ai Renung merupakan situs kompleks megalitik di Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang terbagi menjadi lima situs, yakni Ai Renung 1, 2 3, 4, dan 5, dengan temuan utama berupa sarkofagus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk dan ornamen sarkofagus di situs Ai Renung serta ritual yang dilakukan masyarakat Batu Tering yang memanfaatkan keberadaan sarkofagus tersebut. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana sarkofagus dari masa lalu tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar situs Ai Renung sebagai
media ritual pemujaan leluhur. Metode yang digunakan adalah observasi atau pengamatan langsung dan wawancara
mendalam dengan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs Ai Renung merupakan wilayah yang dianggap
sakral, terutama di situs Ai Renung 2 sebagai lokasi ritual sedeka orong. Sarkofagus Ai Renung memiliki kekhasan dari segi bentuk dan teknologi pahatan, yaitu berupa manusia kangkang dan buaya yang dipahatkan hampir di seluruh permukaan batuan.
Ai Renung is a megalithic complex site at Batu Tering Village, Moyo Hulu District, Sumbawa regency, West Nusa Tenggara, which is divided into five sites, namely Ai Renung 1, 2, 3, 4, and 5, whith the main findings are sarcophagi. The research is aimed to reveal shapes and ornaments of sarcophagi at Ai Renung 2, as well as a ritual performed by the Batu Tering inhabitants that involves the sarcophagi. The problem in this research is how sarchopagi of the past have been
exploitating by the society aound the site as a ritual medium of ancestor worship. The methods here are direct observation
and in-depth interviews with some informants. The result shows that Ai Renung site is a sacred place, particularly Ai Renung 2, where sedeka orong rituals are performed. The Ai Renung sarcophagi have unique of shape and carving technology in the form of human figures with wide-opened legs and crocodile-shaped which are carved all over the sarcophagi's stone surface.
Article Details
References
Bell, Catherine. 1992. Ritual Theory Ritual Practice. New York: Oxford University Press.
-----------. 1997. Ritual Perspectives and Dimension. New York: Oxford University Press.
Belwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Handini, Retno. 2009. "Pulling Stone Ceremony During Megalithic Stone Grave Construction in West Sumba". Hlm. 182-192 dalamSharing
Our Archaeological Heritage. Johor Bahru, Malaysia: Yayasan Warisan Johor.
Handini, Retno, Bagyo Prasetyo, Jatmiko, Truman Smanjuntak, I Made Geria, dan Putu Yuda Haribuana. 2015. "Melacak Kedatangan
Penutur Austronesia di Sumbawa Nusa Tenggara Barat". Laporan Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Monk, Kathryn A, Yance De Fretes, dan Gayatri Reksodihardjo Lilley. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Jakarta: Prenhallindo.
Prasetyo, Bagyo (ed). 2015a. Eksotisme Megalitik Nusantara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, Bagyo. 2015b. Fenomena Megalitik Nusantara. Yogyakarta: Galang Press.
Sjamsuddin. 2015. Memori Pulau Sumbawa, Tentang Sejarah, Interaksi Budaya dan Perubahan Sosial-Politik di Pulau Sumbawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Soejono, R.P. 2008. Sistem-sistem Penguburan pada Akhir Masa Prasejarah di Bali. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Soejono, RP. dan RZ Leirissa (editor pemutakhiran). 2008b. Sejarah Nasional Indonesia I, Zaman Prasejarah di Indonesia. cet. 2. Jakarta: Balai Pustaka
Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Turner, Victor. 1966. The Ritual Process. Structure and Anti-Structure. New York: Cornell Paperbacks Cornell University Press.
Zulkarnain, Aries. 2015. Tradisi dan Adat Istiadat Samawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.