EKSISTENSI RUMAH-RUMAH ADAT BANJAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Main Article Content

Hartatik

Abstract

Rumah adat Banjar merupakan salah satu sumber daya budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah perkembangan arsitektur, seni, dan sejarah budaya lokal. Materialnya yang terbuat dari bahan kayu menyebabkan rumah adat ini rentan terhadap kerusakan, baik karena ulah manusia, cuaca maupun faktor biologis. Di balik keterancamannya, rumah adat mempunyai nilai yang dapat diambil manfaatnya untuk masa kini dan masa depan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan realitas pengelolaan dari sisi pemerintah dan masyarakat, sejauh mana keberadaan rumah adat
Banjar sebagai salah satu sumber daya budaya dapat dimanfaatkan dalam pembangunan berkelanjutan, serta pesan apa saja yang dapat ditangkap oleh masyarakat dalam memaknai rumah adat ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan metode dekriptif, pengambilan data dilakukan dengan survei dan kajian pustaka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan penalaran induktif dengan pendekatan sosial budaya. Dari hasil analisis diketahui bahwa keberadaan
rumah adat Banjar belum dikelola secara maksimal, belum ada kerjasama yang harmonis terutama antara pemerintah
daerah di tingkat provinsi dan kabupaten. Kabar baiknya, perjuangan para penggiat budaya untuk melestarikan rumah
adat dan keseimbangan alam telah mendapat respon positif dari pemerintah. Kini bangunan rumah tradisional berupa
konstruksi panggung dan beberapa elemennya telah diakomodir dalam peraturan daerah di beberapa tempat. Hal tersebut menunjukkan adanya apresiasi terhadap budaya leluhur yang penuh kearifan lokal dan kesungguhan untuk menjaga keseimbangan lingkungan.


The Banjarese traditional house is one of cultural resources which significance for history of architecture, art and history of local culture. The wooden material building causing the traditional house is susceptible to damage, by human error, weather, and biological factor. Behind its threatened, traditional house has advantage values to the present and future. The purpose of this research is to explain the reality of management by government and society, to what extent the Banjarese traditional house as the cultural resources can be exploited in sustainable development, and what kind of messages can be captured by public on the meaning of traditional house. This paper is the result of qualitative research with descriptive method, and collected data were done by survey and literature review. The data analysis was performed using inductive reasoning. The analysis showed that the existence of Banjarese traditional house has not been managed optimally,and harmonious cooperation, mainly between local authorities at provincial and district levels is still not available. However, there is a good news, that cultural activists effort to preserve the traditional house and natural balance has received a positive response from the government. Recently, the construction stage of traditional houses and some of its elements have been accommodated in local regulation at some places. It shows their appreciation of the cultural heritage contains with local wisdom, and the commitment to maintain environmental balance.

Article Details

How to Cite
Hartatik. (2024). EKSISTENSI RUMAH-RUMAH ADAT BANJAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Naditira Widya, 10(2), 145–158. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/nw/article/view/5717
Section
Articles

References

APCCU. 2013. The Workshop for Protection of Cultural Heritage in Martapura 2012. Cultural Heritage Protection Cooperation Office, Asia Pacific Cultural Centre for Unesco (APCCU).

Bondan, Amir Hasan Kiai. 1953. Suluh Sedjarah Kalimantan. Banjarmasin: Percetakan Fajar.

Bungin, Burhan. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Rajawali Press.

Giovine Di, Michael A. 2009. "Revitalization and Counter-revitalization: Tourism, Heritage, and The Lantern Festival as Catalyst for Regeneration in Hoi An, Vietnam". Journal of Policy Research in Tourims, Leisure and Events 1 (3) : 208-230.

Danisworo, M. dan Martokusumo, W. 2002. Revitalisasi Kawasan Kota: Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota. Diunduh 25 Januari 2016 (http://Revitalisasikawasan-upn.blogspot)

Hartatik. 2014. "Strategi Pengelolaan Kawasan Rumah Adat Banjar di Teluk Selong Ulu, Kabupaten Banjar: Pendekatan Pelestarian Sumber Daya Arkeologi dan Kearifan Lokal". Tesis. Banjarbaru: Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.

Hawkins, Mary. 2010. "Becoming Banjar". The Asia Pasific Journal of Anthropology: 24-36.

Hulshoff, Bern von Droste zu. 2005. "The Growing World Heritage Tourism Market: a Major Challenge for Conservation Management". Hlm. 21-25 dalam Caribbean Wooden Treasures, Proceeding of The Thematic Expert Meeting on Wooden Urban Herritage in The Caribbean Region, 4-7 February 2003. George Town, Guyana: Unesco World Heritage Centre.

Jarkasi dan Taufik Arbain, 2004. Prahara Budaya Rumah Banjar. Banjarmasin: Forum Kajian Budaya Banjar & Pustaka Banua.

Mundardjito, 2008. "Konsep Cultural Resource Management dan Kegiatan Pelestarian Arkeologi di Indonesia". Hlm. 7-22 dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Arkeologi XI, Solo 13-16 Juni 2008. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Nuryanti, Wiendu. 2005. "Pemanfaatan Benda Cagar Budaya dalam Konteks Pariwasata". Buletin Cagar Budaya 4: 19- 21.

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun2008 tentang Pengelolaan Kesejarahan, Nilai Tradisional, dan Permuseuman.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Perda Kota Banjarmasin Nomor 14 Tahun 2009 tentang Bangunan Panggung.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

Perda Kabupaten Banjar Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya.

Perda Kabupaten Banjar Nomor 1 Tahun 2014 tentang Bangunan Panggung.

Qalyubi, Imam. 2012. "Suku Bakumpai, Sebuah Pergulatan Identitas Antara Dayak dan Melayu Sebuah Tinjauan Budaya dan

Linguistik". Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 6 (2): 67-87.

Raharjo, Supratikno dan Hamdi Muluk. 2011. Pengelolaan Warisan Budaya Indonesia. Jakarta: BPSD Budpar, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Renfrew, Colin dan Paul Bahn. 2012. Archaeology, Theories, Methods, and Practice. London: Thames & Hudson.

Rossle, M dan H.Cleere. 2001. "Cultural Landscapes". Hlm. 15-23 dalam World Conservation: Vision and Reality. The World Heritage Convention. IUCN, Rue Mauverney 28 CH-1196, Gland-Switzerland.

Riwut, Tjilik. 1979. Kalimantan Membangun. Jakarta: P.T. Jayakarta Agung Offset.

Sadirin, Hubertus. 2010. "Peran Konservasi dalam Penyelamatan Warisan Kota Bersejarah Jakarta". Tanpa halaman, Makalah disampaikan dalam Seminar Memperingati 300 Tahun Gedung Museum Sejarah dan Jakarta, 9 Desember 2010. Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Seman, Syamsiar. 2000. Rumah-rumah Adat Banjar Bahari. Banjarbaru: Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat.

Shaleh, M. Idwar. 1980/1981. Rumah Tradisional Banjar Rumah Bubungan Tinggi. Banjarbaru: Museum Negeri Lambung Mangkurat.

Suprayogo, Imam dan Tobroni, 2003. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Djulianto (ed). 2010. "Seminar Peran Konservasi bagi Penyelamatan Benda Cagar Budaya”. Majalah Arkeologi Indonesia. Diunduh 27 Januari 2016 (http://hurahura-wordpress.com)

Syarifuddin, 2004. "Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa pada Proyek Jalan". Info Teknik 5 (2): 103-109.

Tim Penelitian. 2012. "Verifikasi Cagar Budaya di Kecamatan Martapura Kota, Martapura Timur, Martapura Barat, dan Karang Intan Kabupaten Banjar". Laporan Penelitian Arkeologi. Banjarbaru: Disbudparpora Kabupaten Banjar dan Balai Arkeologi Banjarmasin.

Utami, Weni Dewi. 2012. "Status Keberlanjutan Tipologi Rumah Panggung pada Lahan Bergambut di Kawasan Sungai Raya Kalimantan Barat". Vokasi Polnep e-Journal 8 (2): 90-100.

Yayasan SPES. 1992. Pembangunan Berkelanjutan: Mencari Format Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Diunduh 21 April 2015 (www.ratna-d-pfisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-47764)