PERMASALAHAN HASIL PERTANGGALAN RADIOKARBON PADA SITUS PATIH MUHUR DAN POSISINYA DALAM SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI KALIMANTAN SELATAN

Main Article Content

Wasita

Abstract

Kadang-kadang hasil analisis pertanggalan absolut, tidak sepenuhnya menuntaskan persoalan kronologi situs. Tidak jarang hasil pertanggalan absolut justru menimbulkan persoalan baru, contohnya di situs Patih Muhur. Berkaitan dengan itu, tujuan kajian ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai penempatan situs Patih Muhur dalam kerangka sejarah kerajaan-kerajaan di Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitik. Aplikasinya dilakukan dengan mendeskripsikan tahapan pengambilan sampel, analisis yang dilakukan, dan membandingkan hasil pertanggalan absolut dan relatif. Kajian yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa terdapat ketidaksinkronan antara pertanggalan absolut dan relatif. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa validitas hasil pertanggalan absolut tidak cukup dilakukan hanya dalam satu kali uji pertanggalan dan kemudian dianggap final. Idealnya, kajian pertanggalan
absolut dilakukan terhadap beberapa sampel dan akan lebih baik jika analisis dilakukan dengan radiokarbon modern.
Setelah itu, seluruh hasilnya dikaji lagi dengan metode Bayesian untuk mendapatkan durasi aktivitas yang meyakinkan yang pernah terjadi di situs.Terakhir, kritisi kembali cara mendapatkan pertanggalan relatif.


 


Sometimes the results of absolute dating analysis, does not fully resolve issue of the site chronology. Actually, some absolute dating results cause new problems, for example Patih Muhur site. Therefore, this study is intended to contribute ideas regarding the placement of Patih Muhur site within the framework of the historical kingdoms in South Kalimantan. The method used is descriptive-analytic. Applications are done by describing the stages of sampling, analyzing, and comparing the results of absolute and relative dating. The result is the discrepancy between absolute and relative dating which means that the validity of the dating result is not enough only in once dating (one sample), and then considered final. Ideally, absolute dating studies are conducted on several samples, and it is better by modern radiocarbon. After that, all the results are studied again with the Bayesian method to obtain conclusive duration of activity that had occurred on the site. Finally, the ways to get relative datingg need to be criticized.

Article Details

How to Cite
Wasita. (2024). PERMASALAHAN HASIL PERTANGGALAN RADIOKARBON PADA SITUS PATIH MUHUR DAN POSISINYA DALAM SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI KALIMANTAN SELATAN. Naditira Widya, 9(1), 15–26. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/nw/article/view/5733
Section
Articles

References

Buck, C.E., J.A. Christen, J.B. Kenworthy dan C.D. Litton. 1994. “Estimating The Duration Of Archaeological Activity Using 14C Determinations”. Oxford Journal of Archaeology 13 (2): 229-240.

Chichagova, O.A. dan A.E. Cherkinsky. 1993. “Problems in Radiocarbon Dating of Soils”. Radiocarbon 35 (3): 351-362.

Faisal, Wisjachudin, Agus Taftazani., F. Lahagu, Sumiyatno, Suhardi, Imam Prayogo, Djiono, dan Wartono Rahardjo. 1995. “Pengkajian Stratigrafi Cupljkan Batuan Dari Zaman Kuarter Menggunakan Pertanggalan Radiokarbon”. Hlm. 239-244 dalam Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta 25-27 April.

Faisal, Wisjachudin, Rosyidin, Sumiyatno, Siswanto, dan Darwin A.Siregar. 2000. “Pertanggalan Radiokarbon Pada Situs Candi Jabung Salah Satu Candi di Jawa Timur. Hlm. 187-192 dalam Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah

Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN, Yogyakarta, 25 -26 Juli.

Faisal, Wisjachudin. 2009. “Peran Metode Pertanggalan Radiometris di Bidang Arkeologi dan Geologi”. Jurnal Iptek

Nuklir Ganendra 12 (2): 70-81.

Forestier, Hubert. 1998. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu: Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Huda, Sokhi. 2008. Tasawuf Kultural: Fenomena Shalawat Wahidiyah. Yogyakarta: LKiS.

Pearson, G.W., J R Pilcher, M G L Baillie, D M Corbett, and F Qua. 1986. “High-Precision 14C Measurement of Irish Oaks to Show the Natural 14C Variations from AD 1840- 5210 BC”. Radiocarbon 28 (2B): 911-934.

Kusmartono, Vida Pervaya Rusianti dan Harry Widianto. 1997/1998. “Ekskavasi Situs Candi Agung Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan”. Berita Penelitian Arkeologi No. 2. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin.

Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.

Ras, J.J. 1968. Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography. The Hague: Martinus Nijhoff.

Sulistyanto, Bambang. 2000. “Umur Candi Laras Dalam Panggung Sejarah Indonesia Kuna”. Berita Penelitian Arkeologi No. 7. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.

Sunarningsih, Wasita, Bambang Sakti Wiku Atmojo, dan Nugroho Nur Susanto. 2007. “Temuan tonggak kayu ulin di Desa Patih Muhur Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Povinsi Kalimantan Selatan”. Laporan Peninjauan. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.

Wasita. 2007. “Ekskavasi Permukiman Lahan Basah di Situs Gambut, Kabupaten Banjar dan Patih Muhur, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan”. Laporan Penelitian Arkeologi. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.