IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL EKONOMI NELAYAN

Authors

  • Bintang Dwitya Cahyono Peneliti pada Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI
  • Mochammad Nadjib Peneliti pada Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

DOI:

https://doi.org/10.14203/JEP.22.2.2014.119-133

Keywords:

Fishing Communit, Structural Constraints, Capital Scarcity, Patron-Client Relation, Capital Sharing

Abstract

Indonesia is one of the largest archipelago countries in the world therefore it has a great potential as a marine fish producers. However, this potential can not be fully utilized by the fishing communities, so they are known as the most impoverished communities. This study discusses the relationship between structural constraints and capital scarcity faced by fishermen and their implications on economic and social behavior of the poor level of fishermen. This article is based on primary study of the Financing Fisherman conducted by the researcher during the period of 2012-2014. Source of data is collected from in-depth interview, focus group discussions, and direct observation on the fishermen communities along Java, Sumatera and Sulawesi islands coasts. The findings show that structural constraints and scarce of capital have encourage fishermen to develop specific socio-economic behavior to survive and support their incomes. These specific behaviours have caused ineffectiveness of the government policies to increase welfare.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Acheson, JM, (1981). “Anthropology of Fishing”. Annual Review of Anthropology. Vol. 10 (1981).

Anton, (2011). “Sejarah Kota Bagansiapiapi” dalam http//www.slideshare.net/syahruleka/sejarah-kota-bagansiapiapi-7367685. Diakses 7 Juli 2012.

Bannet, JW. (1978). The Ecological Transition: Cultural and Human Adaptation. New York: Pergamnon Press. Inc.

Butcher, John G. (1996). “The Salt Farm and Fishing Industry of Bagan Si Api Api”, Indonesia, Vol.62 hlm.92

Elfindri (2002). Ekonomi “Patron-Klient”: Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan Kebijakan Makro. Padang: Andalas University Press.

Geertz, Clifford (1963). Agricultural Involution: the Process of Ecological Change in Indonesia. Barkley: University of California Press.

Imron, Masyhuri (1997). “Peran ‘Bos’ dan Dampak Sosial Enonomi Nelayan Rinca”, Masyarakat Indonesia. 2 (1997).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014). Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2013. Jakarta: KKP-Ditjen Perikanan Tangkap.

Masyhuri (1996). Menyisir Pantai Utara, Usaha dan Perekonomian Nelayan di Jawa dan Madura 1850 -1942. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama dan KITLV Jakarta.

________ editor. (1998). Strategi Pengembangan Desa Nelayan Tertinggal: Organisasi Ekonomi Masyarakat Nelayan. Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan - LIPI.

________ editor. (1999). Pemberdayaan Nelayan Tertinggal dalam Menghadapi Krisis Ekonomi: Telaahan Terhadap Sebuah Pendekatan. Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan - LIPI.

________ dan Mochammad Nadjib (2000). Pemberdayaan Nelayan Tertinggal: Sebuah Uji Model Penanganan Kemiskinan. Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan - LIPI.

_________ ( 2005). “Kredit Rakyat Sektor Perikanan” dalam Jurnal Sejarah. 12 (2005).Mubyarto et.al.(1984). Nelayan dan Kemiskinan: Studi Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai. Jakarta: Rajawali.

Nadjib, Mochammad (1999). “Patron-Klien: Potensi dan Kendala Mobilitas Sosial Nelayan”, dalam Masyhuri (Penyunting). Pemberdayaan Nelayan Tertinggal dalam Mengatasi Krisis Ekonomi: Telaahan terhadap sebuah Pendekatan. Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI.

______ (2006). ”Pengaruh Pola Pemilikan Aset dalam Konteks Bagi Hasil terhadap Pendapatan Nelayan”. Prosiding Workshop Nasional Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Bogor, 2-3 Agustus 2006. Kerja sama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan DKP dan Pusat Penelitian Kemanusiaan dan Kebudayaan LIPI.

_______ editor. (2013a). Sistem Pembiayaan Nelayan. Jakarta: LIPI Press.

_______ (2013b). ”Kebutuhan Modal Kerja dan Modal Investasi dalam Kegiatan Usaha Nelayan”. Dalam Mahmud Thoha (editor). Studi Model Lembaga Pembiayaan Usaha Rakyat pada Subsektor Perikanan Tangkap. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

_______ (2013c). ”Memahami Budaya Ekonomi Nelayan sebagai Dasar Meningkatkan Pilar Ekonomi Pesisir” dalam Gunawan (Penyunting). Rural Talks; Ikhtiar Memahami Transformasi Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa. Jakarta: Indonesian Human Rights Committee for Social Justice.

________(2013d).“Agama, Etika dan Etos Kerja dalam Aktivitas Ekonomi Masyarakat Nelayan Jawa” dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Volume 21(2), Desember 2013, halaman 137-150.

Sawit, M. Husein (1998). “Nelayan Tradisional Pantai Utara Jawa: Dilema Milik Bersama”. Masyarakat Indonesia. 15 (1998).

Scott, James C. (1996). The Moral Economy of the Peasant: Rebellion and Resistence in Southeast Asia. New Haven: Yale University Press.

Setyawati, Shanty (2008). Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-Universitas Indonesia.

Soemardjan, Selo (1980). “Kemiskinan Struktural dan Pembangunan”, dalam Alfian dkk (editor). Kemiskinan Struktural: Suatu Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.

Susilo, Edi (2010). Dinamika Struktur Sosial dalam Ekosistem Pesisir. Malang, Universitas Brawijaya Press.

Downloads

Published

2025-07-01

How to Cite

Bintang Dwitya Cahyono, & Mochammad Nadjib. (2025). IMPLIKASI KENDALA STRUKTURAL DAN KELANGKAAN MODAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL EKONOMI NELAYAN. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 22(2), 119–133. https://doi.org/10.14203/JEP.22.2.2014.119-133