PENGARUH PROPAGASI MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) DI BENUA MARITIM INDONESIA (BMI) TERHADAP SIKLUS DIURNAL DINAMIKA ATMOSFER DAN CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018
Main Article Content
Abstract
Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan osilasi gelombang submusiman di wilayah tropis yang berpropagasi ke arah timur dari Samudera Hindia melewati Benua Maritim Indonesia (BMI) hingga Samudera Pasifik. Propagasi MJO dapat meningkatkan konvektivitas dan curah hujan pada wilayah yang dilewatinya. Lampung merupakan salah satu wilayah di BMI bagian barat yang berbatasan dengan Samudera Hindia sebagai tempat awal kemunculan MJO. Posisi Lampung tersebut menyebabkan perbedaan insolasi antara daratan dan lautan secara diurnal sehingga siklus diurnal ikut berperan dalam pembentukan cuaca. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh propagasi MJO dari Fase 3-5 pada tahun 2018 terhadap siklus diurnal dinamika atmosfer dan curah hujan di Lampung. Siklus diurnal dianalisis dengan membagi empat periode waktu yaitu dini hari (00.00-06.00 LT), pagi hari (06.00-12.00 LT), siang hari (12.00-18.00 LT) dan malam hari (18.00-00.00 LT). Berdasarkan rata-rata komposit data Reanalysis ECMWF, GSMaP, dan curah hujan observasi didapatkan bahwa selama penjalarannya MJO menguat ketika Fase 3-4 dan melemah ketika Fase 5. Secara diurnal konvektivitas yang kuat dan curah hujan tinggi terjadi di perairan pada dini hari hingga pagi hari, di daerah pesisir pada siang hari, dan di daratan pada malam hari yang meningkat dari Fase 3-4 dan melemah pada Fase 5. Hujan menjalar dari Lampung bagian barat menuju Lampung bagian tengah dengan jeda waktu selama 2-5 jam ketika Fase 3, 4-7 jam ketika Fase 4, dan 1-2 jam ketika Fase 5. Pada Fase 3-5 hujan terjadi di Lampung bagian timur dengan perbedaan waktu 1-3 jam dari Lampung bagian tengah.