Identifikasi Gelombang Mixed Rossby Gravity pada Fluktuasi Vertikal Atmosfer di Wilayah Padang, Jakarta, dan Pontianak Menggunakan Data Radiosonde dan GNSS-RO
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini menganalisis propagasi gelombang Mixed Rossby Gravity (MRG) di wilayah Padang, Jakarta, dan Pontianak. Penggunaan data radiosonde dan GNSS-RO dengan metode high pass filter menunjukkan bahwa fluktuasi temperatur (T) berpengaruh pada pergerakan massa udara menghasilkan fase hangat saat fluktuasi anomali temperatur (T') positif dan fase dingin saat negatif. Pada Maret-April 2023, Padang mengalami penurunan T' hingga -6 K, sedangkan Jakarta turun hingga -4 K dan Pontianak mengalami penurunan sebesar -5 K di ketinggian 17 km. Selain itu, kelembapan spesifik cenderung menurun seiring dengan ketinggian. Pada ketinggian 0 km kelembapan spesifik mencapai 15 g.kg-1, menunjukkan kondisi atmosfer yang lembap. Namun, di atas 10 km kelembapan spesifik menurun secara signifikan menjadi 0 g.kg-1, menandakan kondisi udara yang semakin kering. Penghangatan terjadi pada Januari-Februari, sedangkan Maret-Mei terjadi pendinginan akibat musim transisi. Penelitian ini juga mengidentifikasi adanya gelombang MRG dipengaruhi oleh angin meridional, fluktuasi T', dan gaya Coriolis pada tropopause.
Abstract
This research analyzes the propagation of Mixed Rossby Gravity (MRG) waves in the regions of Padang, Jakarta, and Pontianak. The utilization of radiosonde and GNSS-RO data with a high pass filter method demonstrates that temperature (T) fluctuations influence the movement of air masses, resulting in a warm phase during positive T' fluctuations and a cold phase during negative ones. In March-April 2023, Padang experienced a decrease in T' of up to -6 K, while Jakarta and Pontianak recorded decreases of -4 K and -5 K respectively, at an altitude of 17 km. Additionally, specific humidity tends to decrease with altitude. At 0 km altitude, specific humidity reaches 15 g.kg-1, indicating a humid atmospheric condition. However, above 10 km, specific humidity significantly drops to 0 g.kg-1, indicating increasingly dry air. Warming occurs in January-February, while cooling takes place in March-May due to the transitional season. This study also identifies the presence of MRG waves influenced by meridional winds, T' fluctuations, and Coriolis forces at the tropopause.