EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) DIINDUKSI PARAQUAT

Authors

  • Jelia Enggal Listina Listina Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Intan Faya Nurazizah Nurazizah Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Apriyanti Apriyanti Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Dita Rohamantin Rohamantin Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Lubna Basalamah Basalamah Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Haris Setiawan Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.55981/berita_biologi.2024.5613

Keywords:

bandotan, hati, paraquat dicloride, SGOT, SGPT

Abstract

Indonesia menduduki peringkat ke-3 di dunia sebagai negara dengan penggunaan pestisida setelah Brazil dan Amerika Serikat, tercatat pada tahun 2021 penggunaan pestisida mencapai 238 kT. Petani menggunakan pestisida yang mengandung paraquat dichloride. Paparan dari paraquat dichloride ke dalam tubuh akan mengakibatkan detoksifikasi di hepatosit sehingga hati rentan mengalami kerusakan yang ditandai dengan meningkatkan kadar SGOT dan SGPT darah. Tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan salah satu gulma yang sebelumnya telah dibuktikan bahwa tanaman bandotan memiliki sifat alelokimia yang mampu meningkatkan kandungan fenolik yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap perubahan histologi pada organ hati dan ginjal tikus yang terpapar paraquat dichloride. Penelitian menggunakan 24 ekor Tikus Wistar jantan, dengan 4 perlakuan yang terdiri dari K (pemberian akuades), KN (pemaparan pestisida paraquat), P1 (pemaparan pestisida paraquat dan pemberian ekstrak bandotan 200 mg/kg BB), P2 (pemaparan pestisida paraquat dan pemberian ekstrak bandotan 400 mg/kg BB). Pemberian ekstrak dan paparan paraquat dilakukan selama satu minggu, dimana pemberian ekstrak diberikan satu jam setelah diberi paparan paraquat. Pada hari ke-7 tikus diambil sampel darahnya untuk dilakukan pengujian SGOT dan SGPT kemudian dieutanasi dan dibedah untuk diambil hati dan ginjalnya. Organ dipreparasi menggunakan metode parafin dan pewarnaan hematoksilin-eosin. Parameter pengamatan terdiri dari rasio index hati, bobot hati, luas area sel hepatosit, luas area inflamasi, sel hepatosit nekrosis, SGOT, dan SGPT. Seluruh parameter data dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji lanjutan Duncan (p<0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa perbaikan paling signifikan pada rasio index hati, bobot hati, luas area sel hepatosit, luas area inflamasi, sel hepatosit nekrosis, SGOT, dan SGPT yaitu pada perlakuan dosis 400 mg/Kg BB (p<0,05). Kesimpulan menunjukan bahwa pemberian dosis 400 mg/kg BB ekstrak etanol bandotan dapat melindungi hati serta menjaga kadar SGOT dan SGPT Tikus Wistar yang dipapar paraquat dicloride.

 

Downloads

Published

2024-12-12