The meaning and function of the ox-shaped stone tub at Batu Banteng Site, Situbondo, East Java Arti dan fungsi bejana batu berbentuk lembu di Situs Batu Banteng, Situbondo, Jawa Timur
Main Article Content
Abstract
Bejana batu berbentuk lembu yang terdapat di Situs Batu Banteng, Selobanteng, Banyuglugur, Sitobondo, Jawa Timur memiliki ciri khas berupa prasasti berangka tahun 1325 Śaka (1403 M). Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan arti dan fungsi bejana batu tersebut melalui metode penelitian kualitatif yang meliputi studi pustaka, transliterasi, dan penerjemahan prasasti. Bejana batu di Situs Batu Banteng menunjukkan adanya indikasi pergeseran dari konsep tambragomukha dalam ajaran Buddha Mahayana menjadi sarana penyucian dosa sebelum seseorang memasuki mandala kadewaguruan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Adiwimarta, S. S. (1993). Unsur-unsur ajaran dalam kakawin Parthayajña. Universitas Indonesia.
Agusta Rendra. (2018). Reinterpretasi mantra dalam inskripsi pendek candi Sanggar: Reinterpretation mantras of short inscriptions from Sanggar temple. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 7(21), 137–148.
Atmodjo, S. K. (1986). Mengungkap masalah pembacaan prasasti Pasrujambe. Berkala Arkeologi, 7(1), 39–55. https://doi.org/10.30883/jba.v7i1.450
Binford, L. R. (1972). An archaeological perspective. Seminar Press.
Brandes, J. L. . (1913). Oud-Javaansche Oorkonde, nagelaten transcripties van wijlen Dr. J.L.A. Brandes, uitgegeven door N.J. Krom. Martinus Nijhoff.
Gadis-Bali. (2016). 8 Bentuk Karma dalam Hindu. http://www.mantrahindu.com/8-bentuk-karma-agama-hindu/
Galeswangi, R. H. (2020). Media pembelajaran pada abad XV M (studi kasus prasasti Widodaren, Gerba, dan Pasrujambe). Berkala Arkeologi, 40(1), 127–148. https://doi.org/10.30883/jba.v40i1.499
Hardiati, E. ., Djafar, H., Soeroso, P.E.J, F., & Nastiti, T. S. (2010). Zaman kuno: sejarah nasional Indonesia II. Balai Pustaka.
Hidayat, M. (2007). Menengok kembali budaya dan masyarakat megalitik Bondowoso. Berkala Arkeologi, 19–30.
Hinzler, H. I. . (1981). Bima Swarga in Balinese wayang. In Verhandelingen van Het Koninklijk Instituut Voor Taal, Land, en Volkenkunde (90 ed.). Martinus Nijhoff.
Knebel, J. (1906). Beschrijving der Hindoe-Oudheden in de afdeelingen Djember, Banjoewangi, Bandawasa, Sitoebanda en Besoeki der residentie Besoeki. ROC, 135–158.
Krom, N. . (1920). Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst. Tweede Deel. Martinus Nijhoff.
Kurniadi, I. (2020). Mengulik inskripsi di situs Selobanteng Situbondo. In Museum Balumbung Situbondo.
Museum Airlangga Kediri. (2021). https://kediritourism.kedirikota.go.id/museumairlangga/produk/jambangan-batu/
Museum Nasional Indonesia. (2021). https://munas.kemdikbud.go.id/mw/index.php?title=Berkas:Kubur_batu_D139_-_3924%0A
Nastiti, T. S. (2016). Perkembangan sksara kwadrat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali: analisis paleografi. Forum Arkeologi, 29, 175–188. https://doi.org/10.24832/fa.v29i3.94
Penyusun, T. (1988). Laporan hasil kegiatan registrasi dan informasi di daerah kabupaten Situbondo.
Poerbatjaraka, R. (1951). Nirarthaprakreta. Bijdragen tot de taal, Land, en Volkenkunde, 107, 201–225.
Poerbatjaraka, R. (1975). Calon Arang si janda dari Girah. Balai Pustaka.
Prasetyo, B. (1999). Megalitik di Situbondo dan pengaruh Hindu di Jawa Timur. Berkala Arkeologi, 19(2), 22–29. https://doi.org/10.30883/jba.v19i2.820
Prasetyo, B. (2015). Megalitik, fenomena yang berkembang di Indonesia. Galangpress.
Rahayu, A. (2016). Kehidupan kaum agamawan masa Majapahit akhir: tinjauan epigrafis. Universitas Indonesia.
Santiko, H. (1986). Mandala (kadewaguruan) pada masyarakat Majapahit. Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV, 149–170.
Santiko, H. (1990). Kehidupan beragama golongan resi di Jawa. Monumen, 156–171.
Santiko, H. (2012). Agama dan pendidikan agama pada masa Majapahit. Amerta, 30(2), 123–133. https://doi.org/10.24832/amt.v30i2.393
Santoso, S. (1975). Sutasoma a study in Javanese Wajrayana. International Academy of Indian Culture.
Satrio, J. (1989). Ajaran itu terkubur demi manusia. In R. Badil & N. Rangkuti (Ed.), Rahasia di Kaki Borobudur (hal. 51–80). Katalis.
Sharer, R. ., & Ashmore, W. (2003). Discovering our past (third). Mc Graw-Hill Higher Education.
Suhadi, M., & Atmodjo, S. K. (1986). Laporan penelitian epigrafi Jawa Tengah.
Suhadi, M., & Kartakusuma, R. (1996). Laporan penelitian epigrafi di wilayah prop Jawa Timur.
Sukendar, H., Simanjuntak, H. T., Eriawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B., Harkatiningsih, N., & Handini, R. (2008). Metode penelitian arkeologi. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Sumonggokarso, D. (1988). Sang Hyang Kamahayanikan. CV. Lovina Indah.
Swastika, K. (2020). Kebudayaan megalitik di Indonesia. persebaran, tipologi, asal-usul, dan kronologinya. LaksBang Pressindo.
Teeuw, A., Robson, S. ., Galestin, T. ., Worsley, P. ., & Zoetmulder, P. J. (1969). Siwaratrikalpa of Mpu Tankung an old Javanese poem its Indian source and Balinese ilustration. Springer-Since+Busines Media, B.V.
Trigangga. (2016). Prasasti batu pembacaan ulang dan alih aksara. Museum Nasional.
Triharyantoro, E., & Wardani, N. K. (2007). Bak air seni kriya moral Majapahit. Kriyamika: Melacak Akar dan Perkembangan Kriya, 221–231.
Van Der Molen, W. (2011). Kritik teks Jawa: sebuah pemandangan umum dan pendekatan baru yang diterapkan kepada Kunjarakarna. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Verbeek, R. D. . (1891). Oudheden van Java. Der Voornaamste Overblijfselen uit Den Hindoetijd op Java iet Eene Oudheidkundige Kaart. VBG. XLVI. Martinus Nijhoff.
Verbeek, R. D. . (1923). Inventaris der Hindoe-oudheden. In ROC. Derde Deel. Martinus Nijhoff.
Wahyudi, D. Y., J, S. S. P., & Munandar, A. A. (2014). Pusat pendidikan keagamaan masa Majapahit. Jurnal Studi Sosial, 6, 109.