Local collective memories of the waterscape transformation in Muarajambi Temple Complex Transformasi lanskap perairan di Kawasan Percandian Muarajambi dalam memori kolektif masyarakat lokal
Main Article Content
Abstract
Kawasan Percandian Muarajambi merupakan kawasan Cagar Budaya bercorak Buddha di Sumatra yang berada di lahan seluas kurang lebih 3.981 hektar dengan bentuklahan fluvial. Kawasan ini sering tergenang air, baik ketika musim penghujan maupun ketika terjadi pasang laut, tetapi hingga sekarang masih dihuni oleh masyarakat. Tulisan ini menguraikan hasil penelitian jejak transformasi lanskap perairan di Kawasan Percandian Muarajambi berdasarkan memori kolektif masyarakat dan bukti-bukti fisik yang menyertainya. Metode yang digunakan adalah komparasi citra satelit menggunakan perangkat SIG dan konfirmasi hasil komparasi tersebut kepada masyarakat melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berbeda dengan interpretasi sebelumnya, jaringan perairan tidak
menjadi prasarana transportasi yang aktif sepanjang waktu. Selain itu, berbagai bentuklahan hidrologis masa lampau di kawasan ini juga berhasil diidentifikasi.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Abdullah, W. (2014). Etnolinguistik: Teori, metode, aplikasinya. Universitas Sebelas Maret.
Andre, M. (1960). Elements of general linguistics. In T. E. Palmer (Ed.), Studies in General Linguistics Vol. 1. Faber.
Atmodjo, J. S. (2006). Situs purbakala Muarajambi dan sekitarnya.
Atmodjo, M. M. S. K. (1992). Kontinuitas Kerajaan Malayu Kuno dan Sriwijaya serta temuan Prasasti Boom Baru di Palembang. Seminar Sejarah Melayu Kuno1, 272–296.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi. (2019a). Kecamatan Maro Sebo dalam angka 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi. (2019b). Kecamatan Taman Rajo dalam angka 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi.
Baehaqie, I. (2013). Etnolinguistik: Telaah teoritis dan praktis. Cakrawala Media.
Bakosurtanal 1986. (1986). Rupa Bumi Indonesia kawasan Muarajambi terbitan tahun 1986.
Basso, K. H. (1996). Wisdom sits in places: Landscape and language among the western Apache. University of New Mexico Press.
Boissière, M., Duchelle, A. E., Atmadja, S., & Simonet, G. (2019). Panduan teknis pelaksanaan pemetaan desa partisipatif. Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).
Bronson, B. (1977). Exchange at the upstream and downstream ends: Notes towards a functional model of the coastal state in Souteast Asia. In K. L. Huterrer (Ed.), Economic Exchage and Social Interaction in Southeast Asia: Perspective from Prehistory, History and Ethnography (hal. 39–52). University of Michigan.
Coedès, G. (1968). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawai’i Press.
Direktorat Pelindungan Kebudayaan. (2020). Kajian Normalisasi Kanal dan Kolam Kuno Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi. Indonesiana Platform Kebudayaan.
Dwiyanto, D. (1984). Peranan jaringan air pada kota-kota kuna di Asia Tenggara. Berkala Arkeologi, 5(2), 17–35.
Effendi, R. (2020). Geografi dan ilmu sejarah: Deskripsi geohistori untuk ilmu bantu sejarah. Universitas Lambung Mangkurat.
Egeham, L. (2022, April). 20 kali lebih luas dari Borobudur, Jokowi akan restorasi Candi Kedaton di Muaro Jambi. liputan6.com, https://www.liputan6.com/news/read/4933085/20-kali.
Endraswara, S. (2015). Etnologi Jawa penelitian, perbandingan, dan pemaknaan budaya. Center for Academic Publishing.
Fahlen, R. (2009). Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Muarajambi. In Mundardjito (Ed.), Muaro Jambi Dulu, Sekarang, Dan Esok. Balai Arkeologi Palembang.
Foley, W. (1997). Antropological linguistics: An introduction. Blackwell Publising. Google Earth Historical Imagery. (n.d.-a). Perubahan Lanskap Danau Kelari dan Desa Muarajambi.
Google Earth Historical Imagery. (n.d.-b). Peta Seriasi 1989, 1999, 2016, 2021.
Google Earth Historical Imagery dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. (2019). Perubahan lanskap jaringan perairan di sekitar Sungai Melayu.
Gosden, C., & Lock, G. (1998). Prehistoric histories. World Archaeology, 30(1), 2–12. https://doi.org/10.1080/00438243.1998.9980393
Halbwachs, M. (1992). On collective memory (D. N. Levine & M. Janowitz (ed.)). University of Chicago Press. https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/. (n.d.). Foto rumah rakit di dekat Kota Jambi sekitar tahun 1918-1923. https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/
Indriastuti, K. (2009). Manajemen sumberdaya arkeologi Situs Muarajambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarajambi, Provinsi Jambi. In
Mundardjito (Ed.), Muaro Jambi Dulu, Sekarang, Dan Esok. Balai Arkeologi Palembang.
Jones, A. M. (2016). Memory, myth, and long-term landscape inhabitation. European Journal of Archaeology, 19(1), 157–162. https://doi.org/10.1080/14619571.2015.1126490
Kidder, T. R., & Liu, H. (2017). Bridging theoretical gaps in geoarchaeology: archaeology, geoarchaeology, and history in the Yellow River valley, China. Archaeological and Anthropological Sciences, 9(8), 1585–1602. https://doi.org/10.1007/s12520-014-0184-5
Küchler, S. (1993). Landscape as memory: the mapping of process and its representation in a Melanesian society. In B. Bende (Ed.), Landscape: Politics and Perspectives (hal. 85–106). Berg.
Manurung, Y. H. M. (2016). Pengaruh konflik kepentingan ekonomi dan sosial budaya terhadap pelestarian zona znti Kawasan Cagar Budaya Muarajambi. Universitas Indonesia.
Marriner, N., & Morhange, C. (2006). Geoarchaeological evidence for dredging in Tyre’s ancient harbour, Levant. Quaternary Research, 65(1), 164–171. https://doi.org/10.1016/j.yqres.2005.07.004
Morphy, H. (1995). Landscape and the reproduction of the ancestral past. In E. Hirsch & M. O’Hanlon (Ed.), The Anthropology of Landscape (hal. 184–209). Clarendon Press.
Nicholas, G. (2010). Being and becoming indigenous archaeologists (Archaeology & indigenous peoples) (G. Nicholas (ed.)). Left Coast Press.
Powell, R., & Wilsen, R. M. (2015). What futures for the pillar of geography? a report on the 16th International Conference of Historical Geographers. In Historical Geography.
PT. Sae Citra Endah. (2014). Master plan Kawasan Percandian Muarajambi: Laporan pendahuluan.
Sari, C. P., Subiyanto, S., & Awaluddin, M. (2014). Analisis deforestasi hutan di Provinsi Jambi menggunakan metode penginderaan jauh: Studi kasus Kabupaten Muarojambi. Jurnal Geodesi Universitas Diponegoro, 3(2), 13–27.
Schetskaart Residentie Djambi Adatgemeenschappen schaal 1:750.000, D. B. A. 1938. (1938). Schetskaart Residentie Djambi.
Smith, L. T. (2021). Decolonizing methodologies: Research and indigenous peoples. 136 Berkala Arkeologi Vol. 42 No. 2 November 2022
Bloomsbury Publishing.
Stargardt, J. (1983). Satingpra: The environmental and economic archaeology of South Thailand. In Studies in South East Asian Archaeology. ISEAS.
Suprapto, Y. (2022). Ketika Pemerintah Normalisasi Sungai Kuno di Jambi. Mongabay: Situs Berita Lingkungan.
Sutikno, Poniman, A., & Ibrahim, M. (1992). Tinjauan geomorfologi-geografis Situs Muara Jambi dan sekitarnya. Seminar Sejarah Melayu Kuno, 102–127.
Tallo, J. A. (2016). Pemetaan partisipatif, solusi pembangunan Desa Kerengas secara berkelanjutan. Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI, 139–148.
Tideman, J. (1938). Djambi, bewerkt door J. Tideman, met medewerkin. Bruk de Bussy. USGS. (n.d.). Kawasan Percandian Muarajambi dari tahun 1989 hingga 2021.
Van Dyke, R. M., & Alcock, S. E. (2003). Archaeologies of memory (R. M. Van Dyke & S. E. Alcock (ed.)). Blackwell Publishers Ltd.
https://doi.org/10.1002/9780470774304
Wardani, K. W. A. (2010). Kajian struktur keruangan dan lingkungan Situs Muarajambi. Universitas Gadjah Mada.
Widiatmoko, A. (2006). Revitalisasi kanal percandian Muarajambi dalam pemanfaatan dan pengembangan pariwisata. Buletin Relik, 4(Juni), 17–21.
Widiatmoko, A. (2009). Sungai Batanghari dan jaringan tata guna air Situs Percandian Muarajambi. In Mundardjito (Ed.), Muaro Jambi Dulu, Sekarang, Dan Esok (hal. 1–13). Balai Arkeologi Palembang.
Widiatmoko, A. (2015). Situs Muarajambi sebagai mahavihara abad ke 7-12 masehi. Universitas Indonesia.