BATU CAVE: PREHISTORIC OCCUPATION OF MERATUS MOUNTAINS, SOUTH KALIMANTAN GUA BATU: HUNIAN PRASEJARAH DI PEGUNUNGAN MERATUS, KALIMANTAN SELATAN
Main Article Content
Abstract
Abstract
Preliminary studies in the karst hills of the Meratus Mountains in Kotabaru Regency found rock-shelters and caves that were indicated to have traces of prehistoric dwellings. One of them is Batu Cave which is in Batangkulur village, Kelumpang Barat district. This article discusses the results of excavations carried out in Batu Cave in 2018. The problems raised on proof of occupancy and how human life in the past in Batu Cave. Archaeological data were obtained from excavations by using test-pit at two different locations. The excavation findings analyses are quantitative and qualitative. Quantitative analysis was carried out to find out the quantity of findings. The qualitative analysis includes an initial classification, which divides archeological data according to the type, form and style. The results show that Batu Cave are cave dwelling with living activities that rely on the surrounding resources. Exploitation of environmental resources is seen in the use of several types of terrestrial fauna and water as one of the main food sources. Various types of tools were made using rocks, as well as bones and shells.
Abstrak
Studi awal di perbukitan karst Pegunungan Meratus di Kabupaten Kotabaru menemukan ceruk dan gua yang diindikasi memiliki jejak hunian prasejarah. Salah satunya adalah Gua Batu yang berada di Desa Batangkulur, Kelumpang Barat. Artikel ini mendiksusikan hasil ekskavasi yang dilakukan di Gua Batu pada tahun 2018. Permasalahan yang diajukan adalah apa bukti hunian dan bagaimana kehidupan manusia pada masa lalu di Gua Batu. Data diperoleh dari ekskavasi yang membuka lubang uji pada dua lokasi yang berbeda. Temuan ekskavasi dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan persentase temuan. Analisis kualitatif meliputi klasifikasi awal, yang membagi data arkeologi sesuai dengan jenis, bentuk, dan gayanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa Gua Batu merupakan gua hunian dengan aktivitas hidup yang mengandalkan pada sumber daya di sekitarnya. Eksploitasi sumber daya lingkungan terlihat pada pemanfaatan beberapa jenis fauna darat dan air sebagai salah satu sumber makanan yang utama. Berbagai jenis peralatan dibuat dengan memanfaatkan batuan, serta sisa makanan berupa pecahan tulang dan kerang.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Andrefsky, W. (1998). Lithics Macroscopic Approaches to Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Clarkson, C., & Sue, O. (2006). An Introduction to Stone Artifact Analysis. In J. Balme & A. Paterson (Eds.), Archaeology in Practice A Student Guide to Archaeological Analysis (pp. 159–206). Carlton: Blackwell Publishing.
Fajari, N. M. E. F. (2010). Gerabah Gua Payung: Jejak-jejak Austronesia di Kalimantan Bagian Selatan. Naditira Widya, 4(1), pp. 11–24.
Fajari, N. M. E., & Kusmartono, V. P. R. (2013). The excavation of Gua Payung, South Kalimantan, Indonesia. Bulletin of the Indo-Pacific Prehistory Association, 33(Figure 1), pp. 20–23.
Fajari, N. M. E., & Oktrivia, U. (2015). Liang Ulin 2: Informasi Baru Prasejarah Kalimantan Selatan. Naditira Widya, 9(2), pp. 93–106.
Fajari, N. M. E., Wasita, Herwanto, E., Sugiyanto, B., Kuswanta, G. D., Suryono, T., & Wibisono, M. W. (2018). Eksplorasi Arkeologi Kawasan Karst Pegunungan Meratus di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Banjarbaru.
Noviyanti, R. (2014). Pengaruh Konsumsi Minuman Tuak Terhadap Erosi Gigi di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Universitas Gadjah Mada.
Nurani, A., & Hascaryo, A. T. (2010). Pola Hidup Komunitas Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora. Berkala Arkeologi, 30(1), pp. 23–38. https://doi.org/10.30883/jba.v30i1.385
Oktrivia, U., Hindarto, I., & Herwanto, E. (2013). Potensi Arkeologi di Sekitar Bukit Ulin Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu. Banjarbaru.
Petchey, F., Ulm, S., David, B., McNiven, I. J., Asmussen, B., Tomkins, H., … Mandui, H. (2013). High-resolution radiocarbon dating of marine materials in archaeological contexts: Radiocarbon marine reservoir variability between Anadara, Gafrarium, Batissa, Polymesoda spp. and Echinoidea at Caution Bay, Southern Coastal Papua New Guinea. Archaeological and Anthropological Sciences, 5(1), pp. 69–80. https://doi.org/10.1007/s12520-012-0108-1
Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2010). Sejarah Nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia (R. P. Soejono & R. Z. Leirissa, Eds.). Jakarta: Balai Pustaka.
Prasetyo, B. (2004). Juga Industri Tulang. In T. Simanjuntak, R. Handini, & B. Prasetyo (Eds.), Prasejarah Gunung Sewu (pp. 177–185). Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Ramsey, C. B. (2017). Methods for Summarizing Radiocarbon Datasets. Radiocarbon, 59(6), pp. 1809–1833. https://doi.org/10.1017/RDC.2017.108
Reimer, P. J., Bard, E., Bayliss, A., Beck, J. W., Blackwell, P. G., Ramsey, C., … Plicht, J. (2013). Intcal13 and Marine13 Radiocarbon Age Calibration Curves 0-50,000 Years Cal BP. Radiocarbon, 55(4), pp. 1869–1887. https://doi.org/10.2458/azu_js_rc.55.16947
Reitz, E. J., & Wing, E. S. (2008). Zooarcaheology (Edisi Kedua). Cambridge: Cambridge University Press.
Sharer, R., & Ashmore, W. (2003). Archaeology Discovering Our Past. New York: McGraw-Hill.
Sugiyanto, B. (2015). Potensi Arkeologi Prasejarah Kabupaten Tanah Bumbu dan Ancaman yang Dihadapinya. Naditira Widya, 9(1), pp. 1–14.
Sugiyanto, B., Cahyaningtyas, Y. N., Sulistyo, R. B., & Sundoko. (2015). Penelitian Prasejarah Gua Sugung, Desa Mantewe, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Banjarbaru.
Sugiyanto, B., & Jatmiko. (2014). Ekskavasi dan Eksplorasi Situs-situs Hunian Prasejarah di Kawasan Karst Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Berita Penelitian Arkeologi, 7(1), pp. 1–56.
Sugiyanto, B., Jatmiko, Susanto, N. N., Cahyaningtyas, Y. N., Hindarto, I., Herwanto, E., & Sundoko. (2014). Penelitian Gua-gua Hunian Prasejarah di Bukit Bangkai, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru.
Sugiyanto, B., Noerwidhi, S., Oktrivia, U., & Sundoko. (2016). Penelitian Identifikasi Kubur pada Situs Liang Bangkai dan Liang Ulin, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Banjarbaru.
Suroto, H. (2009). Fungsi Kulit Kerang Cypraea Moneta dalam Perdagangan di Pegunungan Tinggi Papua. Kapata, 5(9), pp. 96–102.
Szabo, K., Brumm, A., & Belwood, P. (2007). Shell Artifact Production at 32 , 000 – 28 , 000 BP in Island Southeast Asia by Katherine Szabo The favouring of one of these hypotheses over the other. Current Anthropology, 48(5), pp. 701–724. https://doi.org/10.1086/520131
Tim Penulis. (1999). Metode Penelitian Arkeologi (N. Harkantiningsih, B. Prasetyo, Y. Eriawati, A. Novita, N. Laili, & T. Simanjuntak, Eds.). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Widianto, H., & Handini, R. (2003). Karakteristik Budaya Prasejarah di Kawasan Gunung Batubuli, Kalimantan Selatan: Mekanisme Hunian Gua Pasca-Plestosen. Berita Penelitian Arkeologi, 12, pp. 1–91.
Wiradnyana, K. (2017). Identifikasi Budaya Prasejarah Dari Artefak Di Situs Bukit Kerang Kawal Darat I. Sangkhakala, 20(2), pp. 79–87. https://doi.org/10.24832/bas.v20i2.282