CAVE SETTLEMENT POTENTIAL OF CAVES AND ROCK SHELTERS IN ACEH BESAR REGENCY POTENSI HUNIAN GUA DAN CERUK DI KABUPATEN ACEH BESAR

Main Article Content

Taufiqurrahman Setiawan

Abstract


Abstract

The evidence of prehistoric life in Aceh has been proven by the results of archeological research conducted by the North Sumatra Archaeological Institute. Until now, the research only focuses on the eastern coast and the central mountains of Aceh. The western coast of Aceh, which also has the potential to provide information, has never been studied. The western coast of Aceh is an area that has a wide karst landscape with many caves that might be used as a settlement in the past. One method used to predict such caves included a topographic map, a geological map, and a digital elevation model (DEM). The inventory results of caves on the western coast of Aceh were also used as preliminary data to obtain the distribution of caves and rock shelters. In this study, the area surveyed was Aceh Besar Regency. Three parameters of inhabited caves, i.e. morphology and genesis, environment, and archaeological content, were used to describe the potential of each cave. Of eleven caves and rock shelters, three caves are qualified as the past settlement and potential for further research, four caves are qualified as the past settlement but not potential for further research, and four caves are neither qualified as a settlement nor potential for further research.




Abstrak

Bukti adanya kehidupan masa prasejarah di Aceh telah dibuktikan dengan hasil penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara. Sampai saat ini penelitian masih terfokus di pesisir timur dan pegunungan tengah Aceh, Pesisir barat Aceh belum pernah diteliti. Pesisir barat Aceh merupakan wilayah yang memiliki bentangalam kars cukup luas, dan memiliki potensi gua yang mungkin digunakan sebagai lokasi hunian pada masa lalu. Salah satu metode yang digunakan adalah memprediksi keberadaan gua dengan peta topografi, peta geologi, serta digital elevation model (DEM). Selain itu, hasil inventarisasi gua yang pernah dilakukan di wilayah pesisir barat Aceh juga digunakan sebagai data awal untuk memperoleh sebaran gua dan ceruk. Pada penelitian ini lingkup wilayah yang disurvei adalah Kabupaten Aceh Besar. Tiga parameter gua hunian, yaitu morfologi dan genesa, lingkungan, serta kandungan arkeologis, digunakan untuk memperoleh gambaran potensi masing-masing gua. Sebelas gua dan ceruk yang telah ditemukan menunjukkan adanya tiga buah gua berpotensi sebagai lokasi hunian dan diteliti lebih lanjut, empat gua berpotensi sebagai lokasi hunian tetapi tidak berpotensi untuk diteliti, dan empat gua berkategori tidak potensial sebagai lokasi hunian.


Article Details

How to Cite
Setiawan, T. (2024). CAVE SETTLEMENT POTENTIAL OF CAVES AND ROCK SHELTERS IN ACEH BESAR REGENCY: POTENSI HUNIAN GUA DAN CERUK DI KABUPATEN ACEH BESAR. Berkala Arkeologi , 40(1), 23–44. https://doi.org/10.30883/jba.v40i1.506
Section
Articles
Author Biography

Taufiqurrahman Setiawan, Balai Arkeologi Sumatra Utara

Peneliti Ahli Muda bidang Arkeologi Prasejarah di Balai Arkeologi Sumatera Utara

References

Bellwood, P. (2007). Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago (Revised Ed). Canberra: ANU E-Press.

Butzer, K. W. (2006). Archaeology as Human ecology: Methods and theory for contextual approach (Re-Isuuedi). Retrieved from https://books.google.co.id/ books?hl=en&lr=&id=EDdC2BJJ7lcC&oi=fnd&pg=PR11&dq=settlement+archaeology+butzer&ots=ATqbBVZZ27&sig=u8W7CWvRwMTm2Ori4qONlJYEaFs&redir_esc=y#v=onepage&q=settlement archaeology butzer&f=false

Indonesia, Masyarakat Speleologi. (2013). Basis Data Gua dan Mata Air. Retrieved 20 September 2017, from http://peta.caves.or.id/reports

Drawhorn, G. M. (2000). Indonesian-International Sumatran Cave Research and Exploration Expedition. Retrieved from www.csus.edu/indiv/d/drawhorng/

Forestier, H. (2007). Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dengan Effeo, IRD, Puslitbang Arkenas dan Forum Jakarta- Paris.

Legge, A. J. (1972). Cave Climates. In E. S. Higgs (Ed.), Paper in Economic Prehistory (h. 97–103). Cambridge: Cambridge University Press.

Rubin, C. M., Horton, B. P., Sieh, K., Pilarczyk, J. E., Daly, P., Ismail, N., & Parnell, A. C. (2012). Highly variable recurrence of tsunami in the 7.400 years before the 2004 Indian Ocean tsunami. Nature Comunication.

Setiawan, T. (2012). Permukiman Gua Di Kabupaten Bener Meriah (Sebuah Analis Pendahuluan). Sangkhakala, 16(1).

Setiawan, T. (2018). Survei Gua dan Ceruk Arkeologis di Pesisir Barat Aceh. Medan.

Subroto, P. (1995). Pola-Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi. Berkala Arkeologi, XV (Edisi Khusus Manusia dalam Ruang Studi Kawasan dalam Arkeologi).

UKM PA Leuser. (2004). Term of Reference (TOR)/KerangkaSeminar Nasional Kawasan Karst 2004. Retrieved from http://groups.yahoo.com/group/subterra-id/message/337

Wiradnyana, K. (2011). Prasejarah Sumatera Bagian Utara: Kontribusi pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wiradnyana, K., & Setiawan, T. (2011). Gayo Merangkai Identitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Yuwono, J. S. E. (2005). Mozaik Purba Gunung Sewu: Hipotesis Hasil Eksplorasi Gua-gua Arkeologis Di Kecamatan Tanjungsari-Gunungkidul. Gunung Sewu Indonesian Cave and Karst Journal., 1 (1 April), pp. 40–51.