THE DEPICTION OF SNAKE ORNAMENT ON GANESHA STATUE IN THE COLLECTION OF PRAMBANAN TEMPLE MUSEUM, YOGYAKARTA PENGGAMBARAN ORNAMEN ULAR PADA ARCA GANESHA KOLEKSI MUSEUM CANDI PRAMBANAN, YOGYAKARTA

Main Article Content

Ashar Murdihastomo

Abstract


Abstract

Ganesha is the best-known deity after Trimurti in the Hindu pantheon. He is worshipped as the lord of beginnings and as the lord of removing obstacles. He is sculpted in various depictions. One of them, collected by the Prambanan Temple Museum, Yogyakarta, shows a snake and a mouse as his vahana (mount/vehicle). This image has never been found anywhere else. Therefore, this study was aimed to find out the mythological story behind that depiction and to investigate the past people’s understanding of it. This descriptive study employed an iconographic analysis to analyze the collected data. The analysis results indicate that Ganesha is revered as the protector of crop yield (the harvest deity).




Abstrak

Ganesha merupakan dewa terpopuler bagi umat Hindu setelah Trimurti. Dewa ini dipuja karena keberadaannya dapat memberikan kemakmuran dan menghindarkan segala rintangan dan marabahaya. Tidak mengherankan apabila dewa ini diarcakan dengan berbagai penggambaran. Salah satu penggambaran yang unik ditemukan di Museum Candi Prambanan, Yogyakarta. Ganesha digambarkan memiliki ornamen ular dan terdapat pahatan tikus sebagai wahananya. Tentunya gambaran ini belum pernah ditemukan di tempat lain sehingga diperlukan suatu kajian untuk mencari tahu cerita mitologi yang melekat dalam wujud tersebut. Selain itu, juga untuk menerka pemahaman masyarakat masa lalu terkait dengan penggambaran wujud tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kajian yang dilakukan ini menggunakan deskriptif-analisis dengan menggunakan kajian ikonografi sebagai dasarnya. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa arca Ganesha tersebut merupakan perwujudan dewa pelindung hasil panen.


Article Details

How to Cite
Murdihastomo, A. (2024). THE DEPICTION OF SNAKE ORNAMENT ON GANESHA STATUE IN THE COLLECTION OF PRAMBANAN TEMPLE MUSEUM, YOGYAKARTA: PENGGAMBARAN ORNAMEN ULAR PADA ARCA GANESHA KOLEKSI MUSEUM CANDI PRAMBANAN, YOGYAKARTA. Berkala Arkeologi , 40(1), 63–78. https://doi.org/10.30883/jba.v40i1.477
Section
Articles

References

Agarwal, R. (2018). Ganesa in the Hindu Pantheon. In M. Jain, Pankaj; Sherma, Rita D; Khanna (Ed.), Hinduism and Tribal Religions, Encyclopedia of Indian Religions (pp. 1–2). Dordrecht: Springer Netherlands.

Art, P. M. of. (n.d.). Dancing Ganesha. Retrieved February 25, 2020, from https://www.philamuseum.org/doc_downloads/education/object_resources/66543.pdf.

Asianto, D. R. (2015). Karakteristik Arca Pada Kompleks Percandian Dieng. Universitas Gadjah Mada.

Astuti, W. (2011). Candi Kimpulan: Kecil dengan Arsitektur Unik dan Langka. Buletin Narasimha, pp. 23–30.

Ayyayyu, A. S. (2016). Legacy of Wisdom. Retrieved February 18, 2020, from legacyofwisdom website: https://www.philamuseum.org/doc_downloads/education/object_resources/66543.pdf.

Bagus, A.A. Gde dan Rema, N. (2017). Keharmonisan dalam Tinggalan Arkeologi di Pura Dangka, Tembau, Denpasar. Forum Arkeologi, 30(2), pp. 63–76.

Bagus, A. A. G. (1993). Makna Hiasan Ular Pada Arca Siwa Bhairawa di Pura Kebo Edan, Pejeng. Forum Arkeologi, 6(1), pp. 54–63.

Bagus, A. A. G. (2015). Arca Ganesa Bertangan Delapan Belas di Pura Pingit Melamba Bunutin, Kintamani, Bangli. Forum Arkeologi, 28(1), pp. 25–34.

Brown, R. L. (Ed.). (1991). Ganesh: Studies of an Asian God. New York: University of New York.

Dwyer, R. (2015). Vighaharta Shri Siddhivinayak: Ganesh, Remover of Obstacles, Lord of Beginnings in Mumbai. Comparative Studies of South Asia, Africa, and the Middle East, 35(2), pp. 263–276.

Geer, A. van der. (2008). Animals in Stone: Indian Mammals Sculptured Through Time. Leiden: Koninklijke Brill NV.

Geria, I. M. (2000). Sekte Ganapati Implementasinya dalam Budaya Bali. Forum Arkeologi, (2), pp. 125–134.

Hadiyanta, Eka; Romawati, Sri Muryantini; Tanzaq, Y. (2014). Dalam E. Astuti, Wahyu; Hadiyanta (Ed.), Katalog Koleksi Arca Batu. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Hardiati, E. S. (2010). Aspects of Indonesian Archaeology No. 28: Hindu-Buddhist Iconography in Sumatra. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Kumaran, T. S. (n.d.). Ganesha. Retrieved March 11, 2020, from cincinnatitemple.com website: http://cincinnatitemple.com/wp-content/uploads/images/pdf/Ganesha-e-Book.pdf.

Lelono, T. M. H. (2013). Bahan dan Cara Pembuatan Arca Batu sebagai Komponen Penting Candi-Candi Masa Klasik di Jawa. Berkala Arkeologi, 33(1), pp. 93–108.

Mansur, M. (2014). Pengaruh Hindu pada Beberapa Wilayah di Jawa Barat melalui Arca-Arca Koleksi Museum Sribaduga. Etnohistori, 1(2), pp. 112–120.

Maulana, R. (1997). Ikonografi Hindu. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Michael, S. M. (1983). The Origin of the Ganapati Cult. Asian Folklore Studies, 42, pp. 91–116.

Nagar, S. L. (1992). The Cult of Vinayaka. New Delhi: Intellectual Publishing House.

Nasional, P. (n.d.). Candi Sambisari. Retrieved March 13, 2020, from candi.perpusnas.go.id website: https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_sambisari

Nasional, P. P. dan P. A. (2008). Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Nastiti, T. S. (2016). Perempuan Jawa: Kedudukan dan Perannya dalam Masyarakat Abad VIII-XV. Bandung: Pustaka Jaya.

Nikhil. (2016). Kalinga Narthana Thillana: An Experiment in Rhythm and Language.

Phillips, K. J. (1988). Hindu Avatars, Moslem Martyrs, and Primitive Dying Gods in E.M. Forster’s: A Passage to India. Journal of Modern Literature, 15(1), pp. 120–140.

Redig, I. W. (1992). A Comparative Study of Ganesa Images from India and Indonesia (From Circa 7th to 15th Century A.D.). Panjab University.

Rema, N. (2014). Arca Ganesa dalam Sikap Swastikasana. Sangkhakala, 17(2), pp. 55–168.

Santiko, H. (2015). Ragam Hias Ular-Naga di tempat Sakral Periode Jawa Timur. Amerta, 33(2), pp. 77–134.

Sarjanawati, R. S. W. (2010). Arca Dwarapala pada Candi-Candi Buddha di Jawa Tengah. Paramita, 20(2), pp. 158–168.

Sartono, A. (2016). Kompleks Candi Ijo Punya 11 Teras. Retrieved March 13, 2020, from tembi.net website: https://www.tembi.net/2016/11/15/kompleks-candi-ijo-punya-11-teras/

Sedyawati, E. (1994). Pengarcaan GaņeÅ›a Masa Kadiri dan SiÅ‹hasÄri: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: LIPI-Rul.

Suantika, I. W. (2013). Arca Garuda Wisnu di Pura Gelang Agung, Buangga, Getasan, Petang, Badung. Forum Arkeologi, 26(1), pp. 38–51.

Suantika, I. W. (2015). Tinggalan Arkeologi di Pura Puseh Kiadan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Kajian Bentuk dan Fungsi. Forum Arkeologi, 28(2), pp. 115–130.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumerata, I Wayan dan Basudewa, G. Y. (2016). Arca Bercorak Siwaistis di Kota Denpasar, Bali. Forum Arkeologi, 29(2), pp. 93–104.

Suyasa, I. W. (2018). Arca Ganesa Tinggi Besar dengan Sikap Berdiri Tegak di Depan Pura Agung Jagatnatha Buleleng dalam Perspektif Kekinian. Widyasastra, 1(2), pp. 1–18.

Tengah, B. J. (2016). Lingga-Yoni. Retrieved March 13, 2020, from kebudayaan.kemdikbud.go.id website: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/lingga-yoni/.

Wahyudi, Deny Yudo, dan Jati, S. S. P. (2018). Arca Dwarapala Raksasa Gaya Seni Kadiri, Singhasari, dan Majapahit. Sejarah Dan Budaya, 12(2), pp. 180–193.

Winaya, A. et al. (2016). Penelitian Peradaban Mataram Kuna di Jawa Timur (Abad ke-10 - 11 Masehi) di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Jakarta.