ARLOKA MAP: MEDIA PENGENALAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

Authors

  • Sandy Maulana Yusuf Mahasiswa Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
  • Indah Nurafani Syarqiyah Mahasiswa Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
  • Naufal Raffi Arrazaq Mahasiswa Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Keywords:

Prambanan temple area, local wisdom, domestic tourist, Arloka Map

Abstract

Abstract

Prambanan Temple contains local wisdom values that have not been well informed to domestic visitors. This article aims to introduce Arloka Map, an alternative communication media in a form of physical tour-map containing local wisdom values of the Prambanan Temple Area and to test the effectiveness rate of the Arloka-Map. Observation, literature studies, and instrument test methods were used to collect basic data. To determine the success rate of the proposed strategy, pre- and post-tests were conducted to 50 domestic tourist respondents. The outcomes were then analyzed by using the SPSS application. Results showed that score for visitors that were using the Arloka-Map was higher than visitors who did not use it (i.e. 8.72 vs 4.44). It was concluded that the use of the Arloka-Map assist tourists to know the values of local wisdoms at the temple's area.

References

Amril, F. (2016). Cyber Arkeologi Dalam Komunikasi Arkeologi kepada Publik sebagai Sarana Pelestarian Cagar Budaya. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 10(2), 3–9.

Ayatrohaedi. (1979). Dialektologi: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. (2018). Kabupaten Klaten dalam Angka 2018.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. (2018). Kabupaten Sleman dalam Angka 2018.

Gillet, S., Schmitz, P., & Mitas, O. (2013). The Snap-Happy Tourist: The Effects of Photographing Behavior on Tourists’ Happiness. Journal of Hospitality & Tourism Research, 40(1), 37–57.

Grima, R. (2009). A Reply to What is Public Archaeology?. Present Pasts, 1, 53–54.

Haldrup, M. & Larsen, J. (2003). The Family Gaze. Tourist Studies, 3(1) 23–46.

Hardiati, E. (2002). Aspek Arsitektural dan Aspek Simbolik Bangunan Candi. Dalam R. Siagian, Candi sebagai Warisan Seni dan Budaya Indonesia (h. 1–4). Yogyakarta: Yayasan Kencana Cempaka.

Hardiyono, A. (2013). Karakteristik Batuan Beku Andesitik & Breksi Vulkanik dan Kemungkinan Penggunaan sebagai Bahan Bangunan Daerah Ukir Sari, Kec. Bojonegara, Kab. Serang, Jawa Barat. Jurnal Bulletin of Scientific Contribution, 11(2), 89–95.

Hastuti, S.D.H. (2017). Pengaruh Perilaku Berfoto di Obyek Wisata Terhadap Kebahagiaan Wisatawan. Jurnal Media Wisata, 15(2), 540–554.

Holt, C. (2000). Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Bandung: Arti Line.

Kusen. (1985). Kreativitas dan Kemandirian Seniman Jawa dalam Pengaruh Budaya Asing: Studi Kasus tentang Gaya Seni Relief Candi di Jawa antara Abad IX–XVI Masehi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusen, Kusumajaya, I.M., Gutomo, Hidayat, R.C., Murdijono, Sudarno, Suhardi. (1992). Candi Sewu Sejarah dan Pemugarannya. Klaten: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.

Lestari, W. (2000). Peran Lokal Genius Dalam Kesenian Lokal. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 1(2), 29–37.

Matsuda, A. (2004). The Concept of ‘the Public’ and the Aims of Public Archaeology. Papers from the Institute of Archaeology, 15, 66–76.

Mundarjito. (2002). Pertimbangan Ekologis: Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan École Française d’Extrême-Orient.

Nawawi, H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Raharjana, D.T., Damanik, J., & Setyastuti, A. (2016). Riset-Aksi Perancangan dan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Cagar Budaya Prambanan. Jurnal Widya Prabha, 5(5), 3–23.

Restiyadi, A. (2006). Analisis Sintaktik, Semantik, dan Kreativitas Seniman Jawa dalam Pembingkaian Tanda Visual Naratif pada Relief Cerita Krsna di Candi Prambanan (Sebuah Pendekatan Semiotika Desain) (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

Sagala, P. L. (2017). Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Danau Toba Sumatera Utara. JOM FISIP, 4(1), 1–15.

Sedyawati, E. (1994). Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Sinhasari Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Sedyawati, E. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo.

Siagian, R. (2002). Candi sebagai Warisan Seni dan Budaya Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana.

Suryolelono, K.B. & Rifa'i, A. (2013). Menguak Misteri Pembangunan Candi Prambanan. Dalam Sektiadi (Ed), Candi Prambanan: Perspektif Multidisiplin dan Multistakeholder (h. 19–41). Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Soekmono. (1974). Candi, Fungsi, dan Pengertiannya (Disertasi). Depok: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Tanudirjo, D.A. (2013). Arkeologi dan Masyarakat. Dalam S. Atmosudiro, & T. Prasodjo (Eds.), Arkeologi dan Publik (h. 3–16). Yogyakarta: Kepel Press.

Wibowo, A., dkk. (2006). Topeng dan Lengger. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

Yadav, J.S. (2002). Pengaruh Budaya India pada Candi di Indonesia. Dalam R. Siagian, Candi sebagai Warisan Seni dan Budaya Indonesia (h. 5-14). Yogyakarta: Yayasan Kencana Cempaka.

Yusnitha, T. S. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Candi Prambanan (Skripsi). Solo: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Downloads

Published

2024-03-23

How to Cite

Yusuf, S. M., Syarqiyah, I. N., & Arrazaq, N. R. (2024). ARLOKA MAP: MEDIA PENGENALAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN. Berkala Arkeologi, 39(2), 235–256. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/berkalaarkeologi/article/view/4238

Issue

Section

Articles