RASIONALISASI IDEOLOGI SUNDA WIWITAN (KABUYUTAN): PENYATUAN DIRI URANG SUNDA KEPADA GUNUNG SEBAGAI LAMBANG SEMESTA (KOSMIS)

Main Article Content

Richadiana Kartakusuma

Abstract


This paper presents the history of Sundanese culture in a holistic manner so that it is understood more deeply, not restricted to abstract concepts but to be more operational. With noting to the shortcomings and weaknesses that exist, the description of Sundanese culture rests on objective facts, easily understood with a systematic frame of mind so that the picture and meaning of Sundanese culture can be seen clearly.


Article Details

How to Cite
Kartakusuma, R. (2024). RASIONALISASI IDEOLOGI SUNDA WIWITAN (KABUYUTAN): PENYATUAN DIRI URANG SUNDA KEPADA GUNUNG SEBAGAI LAMBANG SEMESTA (KOSMIS). Berkala Arkeologi , 26(1), 86–94. https://doi.org/10.30883/jba.v26i1.927
Section
Articles

References

Dodong Djiwapradja (1991 ), Suatu Tinjauan Terhadap Etika Dan Nilai Budaya Pada Masa Pakuan Pajajaran, Proceeding Seminar Nasional Sastra Dan Sejarah Pakuan Pajajaran, Bogor, 11-13 Nopember 1991.

Drs. Suhendra Yusuf M.A. (1988), Fonetik dan Fonologi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,

Edi Sedyawati (1987), Tarumanagara: Penafsiran Budaya. Diskusi Panel Menggali Kembali Sejarah Tarumanagara. Jakarta, 12 September 1987. Cetakan lepas.

Franz Magnis-Suseno (1983), Etika Jawa (Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa), Jakarta, PT.Gramedia; Noerhadi Magetsari (1986), Locnl Genius dalam Kehidupan Beragama. dalam Ayatrohaedi (penyunting). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya. Halaman 72- 79;

I G.N. Anom (1996), Keterpaduan Aspek Teknis Dan Aspek Keagamaan Dalam Pendirian Candi Periode (Studi Kasus Candi Utama Sewu). Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Jakarta.

Koentjaraningrat (1986), Peranan Local Genius dalam Akulturasi. dalam Ayatrohaedi (peny.) Kepribadian Budaya Rangsa (Local Genius), Pustaka Jaya. Halaman 80-90.

M.M.Soekarto K.Atmodjo, Pengertian Local Genius dan Relevansinya dalam Modernisasi, dalam Ayatrohaedi (peny.,), Keptibadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya. 1986: 46-71.

Moendardjito (1993), Pertimbangan Ekologi Dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda Di Daerah Yogyakarta, Kajian Arkeologi-Ruang Skala Makro. Disertasi (Program Pasca Sarjana Ul)

Nurhadi Magetsari (1980), Kemungkinan Agama Sebagai Alat Pendekat Dalam Penelitian Arkeologi, makalah dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PlA), Cibulan, 21-25 Februari 1977. Jakarta: Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional. Halaman 498 - 504.

Ronny Siswandi (1986), Pendekalan Emik dan Etik dalam Etnoarkeologi. makalah dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) IV, Cipanas, 3-9 Maret. Sub Terna Ill: Konsepsi dan Metodologi. Departernen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.Halaman 249-263.

Soerjanto Poespowardojo (1989), Strategi Kebudayaan, Suatu Pendekatan Filosofis. Diterbitkan bekerja-sama dengan LPSP (Lembaga Pengkajian Strategi dan Pembangunan), Jakarta, PT Gramedia

Tanudirjo, D. A. (1994). Epigrafi Indonesia Dalam Kerangka Pikir Pasca - Modernisme. Berkala Arkeologi, 14(2), 10–16. https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.634

W.F.Stutterheim (1925), Die Rama-legenden und Rama-reliefs in· lndonesien (The Rama legends and Rama-reliefs in Indonesia), Munchen ; De Stichter der Prambanan-tempels (The Builder of the Prambanan- temples) in Djawa, 1940:218-233.