KALANG DI DALAM PRASASTI-PRASASTI MATARAM KUNA, ABAD VIII-X M : IDENTIFIKASI NILAI BUDAYA MASYARAKAT JAWA
Main Article Content
Abstract
In line with the pace of modernization and development in all fields, there has been tremendous growth in various sectors of life. The situation resulted in the emergence of transformation and shift in socio-cultural, economic and political values. It seems that Kalang and his wisdom actually survive with his traditional values that used to be the knots of strength that sent these people from time to time. These people are flexible to accompany the changes of the times without having to lose its personality in the midst of the environment affected by the modernization era.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
A.S. Wibowo, 1979. Prasasti Alasantan Tahun Saka 851, Majalah Arkeologi Th.II. No. 3. Januari 1979. Diterbitkan oleh Lembaga Arkeologi FSUI.
Adiwimarta, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).
Boechari, 1958, Tembaga Tulis Polengan. Skripsi Sarjana FSUI.
Boechari, 1977a, Manfaat Studi Bahasa Dan Sastra Jawa Kuna Ditinjau Dari Segi Sejarah Dan Arkeologi, Majalah Arkeologi. Th.I. No. I. September 1977. Hal. 5-30.
Boechari, 1977b, Epigrafi Dan Sejarah Indonesia, Majalah Arkeologi. Th.2. No. 2. November 1977. Hal. 1--35.
Boechari, 1980, Candi Dan lingkungannya, dalam Pertemuan Jlmiah Arkeologi. Cibulan, 21-25 Februari 1977. Jakarta: Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional. Hal. 342-357.
Budhisantoso, 1982/1983, Ethnohistory Sebagai Pendekatan Sejarah Di Indonesia, Seminar Sejarah Nasional Indonesia 111:Panel Ethnohistori. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Hal. 22-25.
Claude Guillot, 1999, Orang Kalang: Juru Angkat Dan Pegadaian (Sub Terna Etnistas Dalam Pandangan Luar), dalam Henry Chambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary (Ed.), Panggung Sejarah, Persembahan Kepada Prof. Dr. Denys Lombard. Jakarta: Ecole Francaise d'Extreme-Orient, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Yayasan Obor Indonesia.
de Casparis J.G., 1956, Prasasti Indonesia (Sleeted Inscriptions From The 7th To The 9th Century A.D., Bandung: Masa baru.
de Casparis J.G., 1958, Short Inscriptions From Tjandi Plaosan Lor, Berita Dinas Purbakala:Bulletin of The Archaeological Service of The Republic Indonesia. No.4. Djakarta.
Damais, Louis-Charles, 1970, Repertoire Onomastique DE L'Epigraphie Javaoaise (Jusqu'a Pu Sindok Sri Isanawikrama Dharmmotungadewa). Etude Epigraphie Indonesienne. Publications DE L'Ecole Francaise D'Extreme Orient. Volume LXI. Paris:DE L'Ecole Francaise D'Extreme Orient.
Ernst Cassirer, 1990, Manusia dan Kebudayaan (Sebuah Esei Tentang Manusia). Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Franz Magnis-Suseno, 1985, Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Harimurti Kridalaksana, 1990, Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Hariani Santiko, 1982, Bhatari Durga, Disertasi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Haryati Soebadio, 1983, Tatabahasa Sanskerta Ringkas. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Lelono, H. (1989). Upacara Kalang Obong (Suatu Tinjauan Etno-Arkeologi). Berkala Arkeologi, 10(1), 1–9. https://doi.org/10.30883/jba.v10i1.533
Juynboll, H.H, 1923, Oud-Javaansche-Nederlandsch Woodenlijst. Leiden E.J.Brill.
Kat, J ., dan Soeriadiradja, 1982, Tata Bahasa Dan Ungkapan Bahasa Sunda. Seri lLDEP di bawah Redaksi W.A.L.Stokhof. Jakarta: Penerbit Djambatan.
LBSS, 1984, Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Penerbit Tarate.
Lien Dwiari Ratnawati, 1999, Penyajian Makanan Upacara Pada Masa Jawa Kuna: Kajian Prasasti dan Teks Sastra. Tesis S2 Arkeologi, Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Niels A. Mulder, 1973, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Parsudi Suparlan ( editor), Manusia, Kebudayaan, Dan Lingkungannya. Jakarta: C.V. Rajawali Press.
Parsudi Suparlan, 1977, Antropologi dan Pembangunan, dalam E.K.M.Maninambow (Ed.), Koentjaraningrat Dan Antropologi Di Indonesia. Jakarta: Diterbitkan oleh Asosiasi Indonesia Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia. Hal. 61-67.
Robins R.H., 1983, Sistem dan Struktur Bahasa Sunda, Seri ILDEP di bawah Redaksi W.A.L.Stokhof. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Soekarto Kartoatmodjo, 1960, Topeng Sanghyang Puspasarira, Majalab Sana Budaya Tahun l, No. 9. Desember 1960. Yogyakarta: Jawatan P dan K, Daerah istimewa Yogyakarta.
Soekarto Kartoatmodjo, 1985, Data Perundagian Di Dalam Prasasti Kuno, makalah disajikan dalam Diskusi llmiah Arkeologi. IAAI Komisariat Yogyakarta- dan Jawa Tengah Yogyakarta, Yogyakarta, 3-5 Juli 1985.
Stephanus Dajawanai, 1982/ 1983, Pengkajian Teles Lisan Sebagai Sumber Sejarah, makalah yang disajikan dalam Seminar Sejarab Nasional III (Panel Etnohistory). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Hal. 1-21.
Suhendra Yusuf, 1998, Fonetik dan Fonologi, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tome Pires, 1944, Suma Oriental, Hakluyt Society, 2nd series. LXXXIX. London. Terjemahan di dalam Sartono Kartodirdjo (editor), Masyarakat Kuno & Kelompok-Kelompok Sosial. Jakarta: Bhatara Karya Aksara. 1977. Hal. 43-70.
Verhaar, J.W.M. 1996, Azaz-azaz Linguistik Umumu (kerjasama Fr. B. Alip dkk.,). Gadjah Mada University Press.
Zando Zakaria, 1994, Rutan Dan Kesejaliteraan Masyarakat. Jakarta: Diterbitkan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).