Infrastructure arrangement in Manado during 1824-1945 Penataan infrastruktur Kota Manado 1824-1945
Main Article Content
Abstract
This article discusses the arrangement of Manado city infrastructure carried out by the Dutch colonial government in 1824-1945. Manado City before being laid out and became the center of government of the North Sulawesi region was a traditional Minahasa settlement that lacked adequate infrastructure. The research method uses multidisciplinary archaeology, which combines archaeological methods with other disciplines (urban planning and spatial planning). The results showed that the arrangement carried out by the Dutch colonial government included a network of roads and bridges, ports, offices, defense, commerce, open space, and cemeteries. The infrastructure in Manado has undergone significant changes since the Dutch colonial era. Many colonial buildings that were damaged during World War II have either changed their function or been replaced by new buildings.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Agustin, I. W., & Hariyani, S. (2023). Pengelolaan Infrastruktur Kota dan Wiayah. UB Press.
Akihary, H. (1990). Architectuur & Stedebouw in Indonesie 1870-1970. De Walburg Pers.
Anwar, S. (2018). Keruangan Perkotaan Medan dalam Tinjauan Transportasi Perkotaan Masa Kolonial. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 1(2), 341–351. https://doi.org/10.30829/J.V1I2.1394
Calderon, C., & Serven, L. (2004). The effects of infrastructure development on growth and income distribution (3400). https://doi.org/10.1596/1813-9450-3400
Demurger, S. (2001). Infrastructure Development and Economic Growth: An Explanation for Regional Disparities in China? Journal of Comparative Economics, 29(1), 95–117. https://doi.org/10.1006/jcec.2000.1693
Graafland, N. (1991). Minahasa Negeri, Rakyat, dan Budayanya. Pustaka Utama Grafiti.
Gunawan, H. (2013). Yok Tjae dan Chung Hwa Menelusuri Jejak-Jejak Komunitas Tionghoa Manado. PT Kanisius.
Hickson, S. (1889). A Naturalist in North Celebes. John Murray.
Iswanto, S., Nurasiah, N., & Kesuma, T. B. (2021). Dutch Colonial Infrastructure Development in Takengon, 1904-1942. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 6(1), 15–25. https://doi.org/10.14710/jscl.v6i1.29880
Kembuan, R. C. A. (2005). Infrastruktur Kota Manado Tahun 1950-2000. Universitas Sam Ratulangi.
Kodoatie, R. J. (2005). Pengantar Manajemen Infrastruktur. Pustaka Pelajar.
Kristanto, B. (1996). Sejarah Masyarakat Borgo di Tanawangko Minahasa 1919-1945.
Lapian, A. . (2011). Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Komunitas Bambu.
Liem, T. D. (1995). Perdagangan Distribusi Orang-orang Cina di Jawa : Suatu Studi Ekonomi. KITLV bersama Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Limadharma, H. K. (1987). Tanam Paksa Kopi dan Monetisasi Petani Minahasa, 1822-1870.
Marihandono, J. (2008). Perubahan Peran dan Fungsi Benteng dalam Tata Ruang Kota. Wacana: Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya, 10(1).
Maryaningsih, N., Hermansyah, O., & Savitri, M. (2014). Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Bulletin of Monetary Economics and Banking, 17(1). https://doi.org/10.21098/bemp.v17i1.44
Marzuki, I. W. (2019). Perkembangan Struktur Tata Ruang Kota Pantai dan Pedalaman Minahasa Provinsi Sulawesi Utara tahun 1789-1945. In Disertasi.
Mawikere, F. R. (2005). Infrastruktur Kota Manado (1900-1970). In F. Colombijn (Ed.), Kota Lama Kota Baru Sejarah Kota-kota di Indonesia Sebelum dan Setelah Kemerdekaan (pp. 45–72). Penerbit Ombak.
Melamba, B. (2011). Kota Pelabuhan Kolaka di Teluk Bone 1906 - 1942. Pustaka Larasan.
Najoan, M. (2001). Twapro dalam Pergolakan Politik di Minahasa 1946-1949. Universitas Indonesia.
Nas, P. J. M. (1995). Miniatur of Manado: Image of Peripheral Settlement. In R. Schefold (Ed.), Minahasa Past and Present Tradition and Transition in an outer Islands Region of Indonesia. Research School CNWS.
Nas, P. J. M. (2007). Miniatur Manado Citra Suatu Hunian Pinggiran. In P. J. M. Nas (Ed.), Kota-Kota Indonesia Bunga Rampai (pp. 640–658). Gadjah Mada University Press.
Nurhadi. (1996). Pantai Utara Jawa, Mobilitas Manusia dan Dinamika Perubahan Budaya Studi Kasus Akhir Masa Kolonial Abad 19-20M. Jurnal Penelitian Arkeologi, 04.
Palar, H. . (2009a). Wajah Baru Minahasa. Yayasan Gibbon Indonesia.
Palar, H. . (2009b). Wajah Lama Minahasa. Yayasan Gibbon Indonesia.
Parengkuan, F. E. . (1983). Sejarah Sosial Sulawesi Utara. FS Unsrat.
Parengkuan, F. E. . (1986). Sejarah Kota Manado. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Parengkuan, F. E. W., Suryo, D., Manus, L. T., & Nihe, R. S. (1986). Sejarah kota Manado, 1945-1979. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Poelinggomang, E. L. (2002). Makassar abad XIX: studi tentang kebijakan perdagangan maritim. Kepustakaan Populer Gramedia.
Raap, O. J. (2015). Kota di Djawa Tempo Doeloe. Kepustakaan Populer Gramedia.
Rumambi, L. (1990). Minahasa. tp
Sukwika, T. (2018). Peran Pembangunan Infrastruktur terhadap Ketimpangan Ekonomi Antarwilayah di Indonesia. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 6(2, Agustus), 115–130. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.14710/jwl.6.2.115-130
Sulistiyono, S. T. (1994). Perkembangan Pelabuhan Cirebon dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Cirebon 1859-1930. Universitas Gadjah Mada.
Toar, D. (1978). Orang Cina di Manado. Tesis. Manado: Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi.
Watuseke, F. . (1962). Sedjarah Minahasa. Jajasan Penerbit Merdeka.
Watuseke, F. S. (1968). Sejarah Minahasa (2nd ed.). Manado: Percetakan Negara.
Wowor, F. M. (2014). Kajian Historis Pemukiman di Sekitar Pantai Manado. Jurnal LPPM Bidang Ekososbudkum, 1(2), 31–40.
Wulur, F. A., Kumurur, V. A., & Kaunang, I. R. . (2015). Gaya Bangunan Arsitektur Kolonial Pada Bangunan Umum Bersejarah di Kota Manado. Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan Dan Arsitektur, 7(1), 371–382. https://doi.org/10.35793/SABUA.V7I1.8279