SANGHIANG TARAJE, TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI GUNUNG TAMPOMAS
Main Article Content
Abstract
Ketika kekacauan melanda Pakwan Pajajaran akibat adanya gempuran pasukan Banten yang sedang mengibarkan panji-panji Islam, Prabu Siliwangi sebagai penguasa Sunda kala itu segera mendatangi salah satu vasalnya yakni Sumedang Larang. Empat orang patihnya, di antaranya Sayang Hawu atau lebih dikenal dengan sebutan Embah Jayaperkosa, diperintahkan untuk menyerahkan sebuah pusaka kraton berupa mahkota emas kepada Prabu Geusan Ulun, penguasa Sumedang Larang. Kejadian yang dapat diartikan sebagai penyerahan tahta kerajaan Sunda itu diikuti dengan keberangkatan Prabu Siliwangi menuju puncak gunung Tampomas .
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
D.D. Bintarti, 1981. "Punden Berundak Di Gunung Padang, Jawa Barat", Amerta. No. 4, Jakarta, Proyek Penelitian Purbakala, hat 28- 37.
Djauhari Sumintardja, 1978. Kompendium Sejaroh Arsitektur I, Bandung , Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
Haris Sukendar, dkk., 1977. "Penelitian Prasejarah Di Daerah Jampangkulon Dan Sekitarnya (Jawa Barat)", Berita Penelitian Arkeologi, No. 10, Jakarta, Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.
Haris Sukendar, 1981/ 1982. "Tradisi Megalitik Di Indonesia", Analisis Kebudayaan, Th. II, No. 1, ,Jakarta, Depdikbud, hlm. 79-86.
Hasan Shadily, Ed., 1980. Ensiklopedi Indonesia I. Jakarta, Ichtiar Baru - Van Hoeve.
Heekeren, HR. Van, 1955. Penghidupan Dalam Zaman Praseiarah Di Indonesia. terjemahan Moh. Amir Sutaarga, Jakarta, P.T. Soeroengan.
Hendraningsih, dkk., 1982. Peran, Kesan Dan Pesan Bentuk-Bentuk Arsitektur, Jakarta, Djambatan.
Hoop, A.N.J. Th. a Th. Van Der, 1949. Indonesische Siermotieven. Batavia, Koninklijk Bataviaasch Genootsct0p /an Kunsicn En Wetenschappen.
RP. Soejono, Ed., 1977. Sejarah Nasional Indonesia I, Jakarta, Balai Pustaka.