SAMBANDHA DALAM BEBERAPA PRASASTI BALI

Main Article Content

I Gusti Putu Ekawana

Abstract

Di dalam prasasti alasan atau sebab-sebab suatu prasasti dikeluarkan oleh raja dapat diketahui pada bagian yang memuat sambandha. Pada sambandha inilah kita dapat mengetahui latar belakang suatu karamanmendapat anugerah prasasti. Kalau kita perhatikan sambandha prasasti itu bermacam-macam antara lain, menyebutkan tentang masalah bwattahaji, buncang haji berupa pajak yang dirasakan berat, ingin menjadi desa berdiri sendiri (merdeka), penduduk berkurang karena banyak yang mati dan ditawan musuh sehingga merasa berat memikul beban pajak, merasa berat mengerjakan kebun milik raja, mempersembahkan sima untuk bangunan suci dan sebagainya. Dengan bermacam-macam latar belakang itu sebagai alasan atau sebab-sebab seorang raja lalu menganugerahkan prasasti setelah melalui sidang lengkap kerajaan. Prasasti merupakan pegangan (agemmagem) untuk mengokohkan kedudukan satu karaman. Menurut Goris prasasti adalah merupakan undang-undang (Goris, 1948: 22). Oleh karena itu jelaslah bahwa prasasti sebagai undang-undang, merupakan dasar hukum yang dipergunakan sebagai pegangan (agemmagem) yang memuat hak-hak dan kewajiban bagi sebuah karaman yang harus ditaati oleh semua pihak.

Article Details

How to Cite
Ekawana, I. G. P. (2024). SAMBANDHA DALAM BEBERAPA PRASASTI BALI. Berkala Arkeologi , 4(1), 21–36. https://doi.org/10.30883/jba.v4i1.301
Section
Articles

References

Boechari. 1977. "Candi dan Lingkungannya", dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, Jilid VII, No. 2, Juli, Bhratara, halaman 91-114

Boechari. 1977 "Epigrafi dan Sejarah Indonesia", dalam Majalah Arkeologi, Th. I., No. 2. Nopember, halaman 1-40.

Callenfels, Dr. P. V. van Stein. 1926 "Epigraphia Balica I", dalam Verhandelingen van het Koninklijk Batavlaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,LXVI, 3, G. Kolf & Co.

Casparis, J.G. de. 1956 "Selected Inscriptions from the 7th to the 9th century AD.", Prasastl Indonesia II, Masa Baru, Bandung.

Dinas Agama Hindu dan Budha Kabupaten Badung. 1970 Hari Raya/Rerahinan Bagi Umat Hindu. Denpasar.

Ekawana, I Gusti Putu. 1980 Jaman Pemerlntahan Raja Sri Bhatira Mahaguru Dharmmotungga Warmmadewa di Bali, (Skripsi), Denpasar.

Ginarsa, Ketut. 1974 Prasastl Baro Raja Ragajaya, Lembaga Bahasa Nasional Cabang I, Singaraja.

Goris, Dr. R. 1948. Sejarah Bali Kuna, Singaraja.

Goris, Dr. R. 1954. Prasastl Bali I, Masa Baru, Bandung.

Goris, Dr. R. 1954a. Prasastl Bali II, Masa Baru Bandung.

Goris, Dr. R. 1957. "Dinasti Warmadewa di Pulau Bali", dalam Bahasa dan Budaya, Majalah Ilmiah Populer No. 3. Lembaga Bahasa dan Budaya Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta.

Guweng, Ketut. 1973 "Wariga" dalam Warta Hindu Dharma No. 65, halaman 17-20.

Jelantik Sushila. 1979. Masalah Pemblnaan Subak, Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I Bali, Denpasar.

Machi Suhadi. 1978. "References To Tax Systems in Old Javanese Inscriptions" dalam Aspek- aspek Arkeologi Indonesia, No. 6, Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Departemen P & K, Jakarta.

Mardiwarsito, L. 1981 Kamus Jawa Kuna· Indonesia, Nusa Indah, Ende.

Purwita, Ida Bagus Pt. 1981 "Subak Dalam Lintasan Sejarah Bali" dalam Wldya Dharma, Majalah Dwibulanan, No. 2 Tahun I/Oktober 1981, Denpasar, halaman 29 - 33.

Darmosoetopo, R. (1980). SEDIKIT URAIAN TENTANG PERGANTIAN TAHTA (KERAJAAN INDONESIA KUNA DARI ABAD 4 - 11 M). Berkala Arkeologi, doi:https://doi.org/10.30883/jba.v1i1.276

Sukarto K. Atmodjo, M.M. 1970 "Preliminary Report On the Copper-Plate Inscription Of Asah Duren" dalam Bijdragen Tot De Taal En Volkenkunde, Deel 126, 2e Aflevering, 's-Gravenhage-Martinus Nijhoff, halaman 215-227.

Sukarto K. Atmodjo, M.M. 1974. The Charter Of Kapal, dibawakan dalam Sixth International

Conference On Asian History International Association Of Historians Of Asia, Yogyakarta.

Sukarto K. Atmodjo, M.M. 1981 Metode Penelltlan Dan Analisa Sumber-Sumber Eplgrafl, dibawakan dalam Rapat Evaluasi Metode Penelitian Arkeologi, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Yogyakarta.