HIASAN KEMUNCAK BANGUNAN

Main Article Content

Djoko Soekiman

Abstract

Apabila kita berkunjung ke kota-kota di Indonesia pertama-tama yang menarik perhatian kita adalah bentuk-bentuk bangunan rumah penduduk. Berdasarkan macam-macam bentuk atap rumah, masing-masing diberi nama menurut gayanya sendiri, di Jawa misalnya ada yang dinamakan atap joglo, atap limasan, tajug, kampung dan sebagainya. Di Minangkabau rumah gadang mempunyai bentuk atap khusus yang berbeda dengan bangunan meunasah dari Aceh. Tegasnya nenek moyang Indonesia telah mewariskan kepada kita beraneka macam bentuk atap rumah, masing-masing dengan ciri khusus, dan kesemuanya memiliki keindahan tersendiri. Bentuk atap bangunan rumah kampung yang di Jawa merupakan bangunan rumah yang paling sederhana misalnya, mempunyai keindahan tersendiri di tengah-tengah alam Indonesia yang indah permai. Cobalah pembaca sekali-sekali mengamati pondok rakyat di kaki Gunung Merapi, Semeru atau Tangkubanperahu di pagi hari, sungguh menakjubkan! Rumah beratap kampung di selasela rindangnya rumpurl bambu atau pepohonan di lereng bukit yang hijau dengan tiang-tiang gantungan sangkar burung membeii kesan kedamaian dan kebahagiaan penghuninya lebih-lebih ditingkah suara, kokok ayam atau kambing yang mengembik, sungguh mempesona!

Article Details

How to Cite
Soekiman, D. (2024). HIASAN KEMUNCAK BANGUNAN. Berkala Arkeologi , 1(1), 70–79. https://doi.org/10.30883/jba.v1i1.278
Section
Articles

References

Eerde J.C . Van. 1920. DeVolken van Nederlandsche Indie Uitg. Maatschappij "Elsevier" Amsterdam.

Hoop, A.N. J. Th.a Th. van der. 1949. Indonesische Siermotieven Uitg. Koninklijke Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen.

Kruizinga, J .H. 1948. Ornamenten van huis enn hof deel I.

Vrien, J. 1948. Stijlen in de ~ouwku~~t,'! Amsterdam, N.V. Uitg,

Mij Kosmos.