ANTARA POLITIK NASIONAL DAN POLITIK LOKAL: IDE MEMINDAHKAN IBU KOTA NEGARA PADA 1950AN
DOI:
https://doi.org/10.55981/jmi.2024.8832Keywords:
ibu kota negara, ruang simbolik, ruang sosial, identitas nasional, identitas kulturalAbstract
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan gagasan pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Palangka Raya pada periode 1950an, era pemerintahan Presiden Soekarno. Terlepas dari urung terealisasinya gagasan tersebut, studi ini mempertanyakan mengapa gagasan tersebut mengemuka, terlebih karena lokasi pilihan yang semula berupa kampung antah-berantah di Kalimantan bukanlah kriteria ideal sebuah ibu kota dengan infrastruktur penopang pemerintahan. Selain itu, studi ini juga penting untuk memahami dinamika dalam melihat dan memikirkan ruang publik, terutama dalam konteks state-building karena ibu kota juga berfungsi sebagai simbol identitas nasional. Untuk mengungkapnya, studi ini menggunakan pendekatan sejarah kota yang menelusur pemikiran di balik gagasan serta situasi sosial-politik pembentuknya. Hasil studi menunjukkan bahwa gagasan tercipta oleh imajinasi politik elite pusat dan daerah yang bertemu dalam situasi pascakolonial, ketika negara menjalani transisi dari masa jajahan ke merdeka dan terancam oleh isu disintegrasi daerah.
References
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan gagasan pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Palangka Raya pada periode 1950an, era pemerintahan Presiden Soekarno. Terlepas dari urung terealisasinya gagasan tersebut, studi ini mempertanyakan mengapa gagasan tersebut mengemuka, terlebih karena lokasi pilihan yang semula berupa kampung antah-berantah di Kalimantan bukanlah kriteria ideal sebuah ibu kota dengan infrastruktur penopang pemerintahan. Selain itu, studi ini juga penting untuk memahami dinamika dalam melihat dan memikirkan ruang publik, terutama dalam konteks state-building karena ibu kota juga berfungsi sebagai simbol identitas nasional. Untuk mengungkapnya, studi ini menggunakan pendekatan sejarah kota yang menelusur pemikiran di balik gagasan serta situasi sosial-politik pembentuknya. Hasil studi menunjukkan bahwa gagasan tercipta oleh imajinasi politik elite pusat dan daerah yang bertemu dalam situasi pascakolonial, ketika negara menjalani transisi dari masa jajahan ke merdeka dan terancam oleh isu disintegrasi daerah.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Pradita Devis Dukarno, Dana Listiana, Gregorius Andika Ariwibowo

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.