Lukisan Cadas: Simbolis Orang Maluku
Main Article Content
Abstract
Lukisan cadas di Maluku memiliki inti makna dan simbol dalam siklus hidup Orang Maluku pada masa lampau, sekarang dan masa-masa yang akan datang. Tinggalan arkeologi lukisan cadas merupakan interprestasi kebudayaan masa lampau, dimana konstruksi nilai yang terkandung didalamnya adalah bagian integral dari sistim sosial budaya manusia masyarakat Maluku. Nilai-nilai yang terkandung adalah nilai kekerabatan, religi, pengelompokkan, pengetahuan, bertahan hidup (survival strategy). Lukisan cadas yang ada di Ohoidertawun, Wamkana dan Teluk Saleman telah memberikan petunjuk bahwa ada fase-fase perkembangan masyarakat manusia setiap masa. Penelitian tentang bagaimana lukisan cadas sebagai tinggalan arkeologis, sebagai dampak sistem nilai budaya dan struktur lukisan cadas itu sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem sosial nilai budaya dan struktur lukisan cadas Orang Maluku. Studi literatur menjadi acuan utama penelitian tersebut, dengan mengutamakan data terdahulu dan kini. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa tinggalan arkeologis lukisan cadas telah memberikan kontribusi makna bagi sosial budaya Orang Maluku, diantaranya makna identitas, peradaban dan pluralitas atau kemajemukan.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Ajawaila. 1998. Kosmologi Orang Wemale di Seram Barat. Maluku. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Maluku. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arifin, Karina. 1996. Lukisan Batu Karang di Indonesia Suatu Evaluasi Hasil Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kampus Depok. Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.
Dillistone, F. W. 2002. Terjemahan Widyamartaya. Daya Kekuatan Simbol. Jogjakarta. Kanisius.
Handoko, Wuri. 2009. Laporan Penelitian Arkeologi Prasejarah di Kepulauan Kei Maluku Tenggara. Maluku-Ambon. Balai Arkeologi Ambon.
Handoko, Wuri. 2011. Budaya Austronesia di Kepulauan Maluku. Autronesia dan Melanesia di Nusantara; Mengungkap Asal Usul dan Jati Diri Dari Temuan Arkeologis. Hal. 107-122. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Huliselan, Mus. 2005. Berdampingan Dalam Perbedaan Konsep Anak Negeri. Maluku Menyambut Masa Depan. Ambon: Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku. Hal 222-244.
Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta. UI Press.
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, Agus Aris. 2010. Simbolisme Kepurbakalaan Megalitik di Wilayah Pagar Alam, Sumatra Selatan. Pentas Ilmu Di Ranah Budaya. Pusataka Larasan. Denpasar Bali. Hal 68-87.
Prasetyo, Bagyo. 2011. Budaya Pantai dan Pedalaman Masa Prasejarah di Papua. Autronesia dan Melanesia di Nusantara; Mengungkap Asal Usul dan Jati Diri Dari Temuan Arkeologis. Hal. 75-94. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ririmase, Marlon. 2011. Perahu Sebagai Simbol di Maluku Tenggara; Suatu Pengantar. Kapata Arkeologi (Jurnal Arkeologi Wilayah Maluku dan Maluku Utara) Hal 1-17. Vol. 7 No. 12 Juli. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.
Tanudirjo, Daud. 2011. Interaksi Austronesia –Melanesia; Kajian Interprestasi Teoritis. Autronesia dan Melanesia di Nusantara; Mengungkap Asal Usul dan Jati Diri Dari Temuan Arkeologis. Hal. 23-42. Yogyakarta: Penerbit Ombak.