Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah

Main Article Content

Marlyn Salhuteru

Abstract

Baileo adalah sebutan untuk rumah tradisional orang Maluku. Salah satu wilayah dimana bangunan ini masih terpelihara dengan baik adalah di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Rumah baileo tidak difungsikan sebagai rumah tinggal, melainkan hanya digunakan pada pelaksanaan acara adat atau keagamaan. Berdasarkan fungsinya, maka baileo kurang lebih sama dengan kata balai dalam bahasa Indonesia.  Bangunan baileo yang dapat ditemukan di sebagian besar negeri adat di Kecamatan Saparua umumnya berukuran cukup luas, terdiri dari hanya satu ruangan tanpa sekat. Bangunan ini berbentuk rumah panggung atau rumah berkolong, dan berdenah persegi. Bangunan  terbuat dari kayu, papan dan daun sagu sebagai atapnya. Namun perkembangan saat ini, beberapa di antara bangunan-bangunan ini telah menggunakan bahan modern seperti semen dan atap senk. Walaupun demikian, hal ini tidak mempengaruhi nilai dalam keberadaan baileo itu sendiri. Terbukti masyarakat setempat masih memelihara nilai adat yang tercermin dalam pemeliharaan dan pelestarian baileo, sehingga tetap ada sampai saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian ekploratif untuk menjawab permasalahan peneltian  tentang keberadaan, bentuk  arsitektur, bahan, maupun fungsi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan rumah tradisional baileo yang terdapat dalam wilayah Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, serta bertujuan untuk mendokumentasikan baik secara verbal maupun piktorial  rumah tradisional baileo sebagai warisan budaya sekaligus sebagai identitas masyarakat Maluku umumnya. Hasil penelitian  akan diuraikan dalam bentuk deksripsi verbal maupun piktorial sehingga dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian.

Article Details

How to Cite
Salhuteru, M. (2025). Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Kapata Arkeologi, 11(1 Juli), 11–20. https://doi.org/10.24832/kapata.v11i1.278
Section
Articles

References

Abrianto, Oktaviadi. (2008). Perkembangan Teknologi Bangunan Abad ke-20 di Indonesia. Dinamika Permukiman Dalam Budaya Indonesia. Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Binford, Lewis. (1972). Archaeological Perspective. New York: Seminar Press.

Fagan, Bryan. (1975). In The Beginning: An Introduction To Archaeology. London: Cambridge University Press.

Joseph, L.C. dan Rijoly, Frans. (2005). Arsitektur Tradisional Maluku. Maluku Menyambut Masa Depan. Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku.

Koentjaraningrat. (1993). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Sahusilawane, Florence, M.H. (2008). Aktualisasi Nilai-Nilai Budaya Tradisional Dalam Pembangunan Pariwisata Daerah Maluku. Kapata Arkeologi Edisi Khusus Mei 2008, Balai Arkeologi Ambon.

Salhuteru, Marlyn. (2008). Pola Sebaran dan Penempatan Dolmen Di Kecamatan Saparua Maluku Tengah. Berita Penelitian Arkeologi, 4(6).

Poerwadarminta. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wattimena, Lucas. (2009). Rumah Adat Baileo Interpretasi Budaya Di negeri Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Kapata Arkeologi, 5(8).

Wiradnyana, Ketut. (2011). Prasejarah Sumatera Bagian Utara: Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tim Penelitian. (2013). Laporan Penelitian Rumah Adat di Maluku Tengah. Balai Arkeologi Ambon.